Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Karyawan Gunarso Tancap Gas Siapkan Strategi Ketahanan Pangan di Jakarta
Umum
18 jam yang lalu
Karyawan Gunarso Tancap Gas Siapkan Strategi Ketahanan Pangan di Jakarta
2
Fabianne Nicole, Miss Universe Indonesia Rilis Single Perdana 'Cinta Yang Salah'
Umum
13 jam yang lalu
Fabianne Nicole, Miss Universe Indonesia Rilis Single Perdana Cinta Yang Salah
3
Pj Gubernur DKI Canangkan Kampung Siaga TBC
Umum
19 jam yang lalu
Pj Gubernur DKI Canangkan Kampung Siaga TBC
4
Afgan Ikut Jadi Bintang Tamu dalam Konser David Foster
Umum
13 jam yang lalu
Afgan Ikut Jadi Bintang Tamu dalam Konser David Foster
5
Kesit Budi Handoyo Segera Dilantik sebagai Ketua PWI Jaya, Ucapan Selamat Mengalir Deras
Umum
18 jam yang lalu
Kesit Budi Handoyo Segera Dilantik sebagai Ketua PWI Jaya, Ucapan Selamat Mengalir Deras
6
PWI Jaya Mulai Siapkan Ajang Anugerah MHT Award 2024
Umum
12 jam yang lalu
PWI Jaya Mulai Siapkan Ajang Anugerah MHT Award 2024
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Hidayat Nur Wahid: DPR dan Pemerintah Harusnya Memperingati Peristiwa Mosi Integral M Natsir

Hidayat Nur Wahid: DPR dan Pemerintah Harusnya Memperingati Peristiwa Mosi Integral M Natsir
Wakil Ketua MPR RI, Hidayat Nur Wahid. (Istimewa)
Selasa, 03 April 2018 18:22 WIB
Penulis: Muslikhin Effendy
JAKARTA - Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid menegaskan peristiwa Mosi Integral Mohammad Natsir pada 3 April 1950 merupakan peristiwa yang sangat luar biasa penting.

Peristiwa mosi integral itu telah menyelamatkan Indonesia dari dicabik-cabik penjajah Belanda.

"Mosi integral Mohammad Natsir pada 3 April 1950 ini agar menjadi elan vital dan menyemangati kita semua untuk menyelamatkan Indonesia agar tidak bubar tetapi semakin jaya. (Peristiwa) ini menunjukkan semangat besar dari para pendiri bangsa yang negarawan dan membela kepentingan bangsa dan negara, sehingga Indonesia selamat dari dicabik-cabik Belanda dan tetap menjadi NKRI," kata Hidayat Nur Wahid ketika menjadi pembicara kunci dalam diskusi publik yang diselenggarakan Fraksi PKS DPR RI dalam rangka memperingati Mosi Integral Mohammad Natsir 3 April 1950 di Ruang Pleno Fraksi PKS DPR RI, Gedung Nusantara I, Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (3/4/2018).

Diskusi publik bertema "Memperkokoh NKRI, Mengembalikan Kedaulatan Bangsa" untuk mengenang jasa M. Natsir dengan Mosi Integral-nya itu menghadirkan narasumber Mayjen Kustanto Widiatmoko (Aster Panglima TNI), Komjen Polisi Drs Moechgiyarto, SH, MH (Kabaharkam Polri), dan Dr Fitra Arsil, SH, MH, (Pakar Hukum Tata Negara UI).

Menurut Hidayat, peristiwa Mosi Integral 3 April 1950 ini sangat penting dan bersejarah itu selayaknya diperingati secara besar-besaran baik DPR maupun pemerintah (negara).

"Semestinya DPR menyelenggarakan sidang paripurna memperingati peristiwa Mosi Integral M. Natsir 3 April 1950. Menurut saya, negara juga seharusnya menyelenggarakan peringatan ini," ujarnya.

Peristiwa 3 April 1950 adalah pidato Ketua Fraksi Partai Masyumi Mohammad Natsir di depan sidang paripurna DPR Republik Indonesia Serikat (RIS) yang disebut sebagai Mosi Integral. Pidato ini menentang dipecahnya Indonesia dalam beberapa negara Indonesia Serikat (RIS), menolak konvensi Meja Bundar, dan menuntut kembali pada negara integral, yaitu NKRI.

Sebelumnya, pada 27 Desember 1949, melalui KMB telah disahkan Republik Indonesia Serikat (RIS). Dengan RIS ini tidak ada Indonesia dan NKRI. Indonesia dipecah menjadi 16 RIS. Republik Indonesia hanya satu dari 16 RIS itu. Bahkan Irian Barat tidak masuk dalam RIS.

Lalu dibentuk negara uni antara Indonesia dan Belanda dengan pempimpin tertinggi Ratu Belanda. Selain itu Indonesia diharuskan membayar utang-utang Belanda lebih dari 43 miliar gulden.

"Fraksi-fraksi di DPR RI menyetujui secara aklamasi pidato Mosi Integral Mohammad Natsir. Kemudian pemerintah melalui Bung Hatta juga setuju. Pada 17 Agustus 1950 diproklamirkan kembali NKRI. Jadi kalau tidak ada intervensi dari Mohammad Natsir di DPR RIS, mungkin Indonesia masih dalam bentuk RIS dan bukan NKRI," kata Hidayat.

Dia menambahkan, sejak awal tokoh Islam amat sangat mencintai Indonesia sehingga tak heran tokoh seperti M. Natsir memiliki gagasan untuk menghindari Indonesia dari perpecahan. Mosi Integral adalah momentum berdirinya kembali NKRI sesuai UUD NRI Tahun 1945. Mosi ini dilaksanakan ditandai dengan dibubarkannya RIS pada 17 Agustus 1950.

"Mengacu pada catatan sejarah tersebut bisa dikatakan tidak mungkin umat Islam dianggap tidak cinta NKRI," ujarnya.***

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/