Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Okto Jadi Saksi Sejarah Indonesia Kalahkan Australia di Piala AFC U-23
Olahraga
18 jam yang lalu
Okto Jadi Saksi Sejarah Indonesia Kalahkan Australia di Piala AFC U-23
2
Kalahkan Australia di Piala Asia U 23, Erick Thohir: Luar Biasa Penampilan Indonesia
Olahraga
18 jam yang lalu
Kalahkan Australia di Piala Asia U 23, Erick Thohir: Luar Biasa Penampilan Indonesia
3
Hadapi Red Sparks, Agustin Wulandari: Kami Akan Berikan Penampilan Terbaik
Olahraga
13 jam yang lalu
Hadapi Red Sparks, Agustin Wulandari: Kami Akan Berikan Penampilan Terbaik
4
HUT ke-94, PSSI Berbagi Kebahagian dengan Legenda Timnas Indonesia
Olahraga
14 jam yang lalu
HUT ke-94, PSSI Berbagi Kebahagian dengan Legenda Timnas Indonesia
5
Uruguay Jajaki Kerja Sama Jaminan Produk Halal dengan Indonesia
Pemerintahan
15 jam yang lalu
Uruguay Jajaki Kerja Sama Jaminan Produk Halal dengan Indonesia
6
Billie Eilish Unjuk Kedalaman Emosional di Album Terbaru 'Hit Me Hard and Soft'
Umum
12 jam yang lalu
Billie Eilish Unjuk Kedalaman Emosional di Album Terbaru Hit Me Hard and Soft
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Puisinya Dinilai Diskriminasi, Sukmawati Soekarno Putri Harus Meminta Maaf kepada Umat Islam

Puisinya Dinilai Diskriminasi, Sukmawati Soekarno Putri Harus Meminta Maaf kepada Umat Islam
Sukmawati Soekarno Putri
Selasa, 03 April 2018 00:08 WIB
JAKARTA - Deputi Politik Hukum Institute Democracy and Justice Erlanda Juliansyah Putra mengkritik pembacaan puisi yang dilakukan oleh Sukmawati Soekarno Putri, putri sang proklamator. Menurutnya pembacaan puisi yang dibacakanya tersebut justru memperlihatkan sisi intoleransi dan diskriminasi kepada agama Islam, dan itu tidak dibenarkan dalam konstitusi kita.

Ditengah spirit negara memperkuat nilai nilai kebangsaan dan menjunjung tinggi makna toleransi, malah putri sang proklamator sendiri yang keblablasan menodai makna toleransi itu sendiri.

Menurutnya, analogi yang disampaikan Sukmawati dalam puisinya itu justru mengkerdilkan dirinya sendiri. "Mbok iya seorang anak proklamator tidak mengetahui syariat Islam kan lucu saja, emangnya saat pergulatan pembentukan Pancasila, beliau tidak tau apa bahwa syariat Islam itu, justru duluan tertulis di Piagam Jakarta sebelum dihapuskan dan berakhir ke Pancasila'' nggak ada perumpamaan lain apa? Ini sampai ke azan turut disinggung udah gak bener ini,'' jelasnya.

Erlanda menyayangkan aksi pembacaan puisi Sukmawati yang bertolak belakang dengan spirit mengokohkan kesatuan bangsa itu. ''Ini harus dijadikan bahan evaluasi bersama, termasuk ke pemerintah sendiri, ini kan hal yang sangat ambigu dan aneh menurut saya, saat pemerintah sedang konsen memperkuat ideologi pancasila melalui Unit Kerja Presiden bidang Penguatan Ideologi Pancasila, lah ternyata anak proklamator sendiri masih gagal paham terkait dengan perihal sejarah yang pernah menggeluti pembentukan landasan idil negara,'' ujarnya.

Ditambahkannya, ini bisa jadi PR baru untuk pak Yudi Latif sebagai kepala UKP PIP (Unit Kerja Presiden bidang penguatan Ideologi Pancasila) untuk mensosialisasikan Pancasila itu ke ruang lingkup terdekat terlebih dahulu sebelum ke masyarakat, karena dengan demikian perihal intoleransi dan diskriminasi seperti yang dilakukan sukmawati bisa dihindari.

Disisi lain, menurut Erlanda, ucapan sukmawati itu sendiri bisa terancam ke perbuatan pidana karena hal itu sudah mengarah kepada penistaan agama dengan menganalogikan suara azan yang menjadi kesakralan panggilan tuhan kepada pemeluk agama Islam, malah di olok-olokan dengan perumpamaan yang tidak layak. ''Maka untuk itu menurut saya sudah selayaknya Sukmawati meminta maaf atas perbuatannya tersebut, agar persoalan intoleransi dan diskriminasi seperti ini tidak terulang kembali,'' tutupnya. (rls)

Editor:Hermanto Ansam
Kategori:GoNews Group, Umum, DKI Jakarta
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/