Keberadaan Organisasi PGRI di Bireuen Vakum
Penulis: Joniful Bahri
“Belakangan organisasi guru di Bireuen tidak bergerak dan vakum, bahkan tidak ada terobosan apapun yang dilakukan oleh PGRI Bireuen selama ini,” ujar seorang guru, Asmudi kepada GoAceh, Kamis (12/4/2018).
Diakui Asmudi, sementara setiap bulannya, guru wajib dan dikenakan biaya Rp5000 sebagai iuran.
Sejatinya PGRI bukan hanya sebagai tempat wadah tempat perkumpulan guru saja, tetapi bagian untuk menampung aspirasi guru, sekaligus menindaklanjuti terhadap meningkatkan kopetansi guru.
“Namun hanya sebatas dokumen saja PGRI di Bireuen. Berbagai program tidak terealisasi, sementara kantornya saja tidak tahu dimana,” terangnya.
Sementara itu Ketua PGRI Bireuen, Zainuddin secara terpisah kepada wartawan mengaku, selama ini pihaknya tetap melakukan rapat setiap enam bulan sekali.
“Kita selalu melakkan rapat evaluasi setiap enam bulan, disamping kegiatan pelatihan, seperti seminar buku pada tahun 2017 lalu,” katanya.
Keberadaan kantor PGRI saat ini, tambah Zainuddin ada di ruangan kerja kepala Sekolah Dasar IT Muhammadiyah Bireuen."Untuk kantor PGRI kita mamnfaatkan ruangan kepala SD Muhammadiyah dengan ijin kepala sekolah tersebut,” sebutnya. ***
Kategori | : | Umum, Pendidikan, Aceh |