Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Lewat Permainan Kreatif, Adit Taklukan Uzair di Babak Kelima
Olahraga
22 jam yang lalu
Lewat Permainan Kreatif, Adit Taklukan Uzair di Babak Kelima
2
KPU DKI Gelar Sayembara Maskot dan Jingle Pemilihan Gubernur Jakarta
Pemerintahan
22 jam yang lalu
KPU DKI Gelar Sayembara Maskot dan Jingle Pemilihan Gubernur Jakarta
3
Jet Pribadi Sandra Dewi Diselidiki Kejagung dalam Kasus Korupsi PT Timah
Hukum
22 jam yang lalu
Jet Pribadi Sandra Dewi Diselidiki Kejagung dalam Kasus Korupsi PT Timah
4
Johnny Depp Berencana Beli Kastil Tua Bersejarah di Italia
Umum
21 jam yang lalu
Johnny Depp Berencana Beli Kastil Tua Bersejarah di Italia
5
Ditanya Kemungkinan Rujuk dengan Farhat Abbas, Nia Daniaty Pilih Bungkam
Umum
22 jam yang lalu
Ditanya Kemungkinan Rujuk dengan Farhat Abbas, Nia Daniaty Pilih Bungkam
6
PJ Gubernur Ribka Haluk Buka UKW Perdana Papua Tengah
Umum
21 jam yang lalu
PJ Gubernur Ribka Haluk Buka UKW Perdana Papua Tengah
Home  /  Berita  /  Riau

Ikan Keli Project ICCTF dan Faperika Unri di Seitohor Meranti Mulai Panen

Ikan Keli Project ICCTF dan Faperika Unri di Seitohor Meranti Mulai Panen
Kamis, 19 April 2018 15:27 WIB
Penulis: Safrizal
SELATPANJANG - Bupati Kepulauan Meranti, Drs H Irwan MSi, menghadiri panen raya ikan keli (lele) di Seitohor, Tebingtinggi Timur, Kamis (19/4/2018). Program ini merupakan kerjasama The Indonesia Climate Change Trust Fund (ICCTF) dengan Faperika Unri, Pekanbaru 2017-2018.

Program tersebut dipusatkan di Seitohor, Tebingtinggi Timur, Kepulauan Meranti, Riau.

Saat panen perdana ikan kolam budidaya kelompok masyarakat ini, dihadiri Kadis Kelautan dan Perikanan Provinsi Riau Herman Mahmud, Bupati Kepulauan Meranti Drs H Irwan MSi, Kadis Perikanan Ir Anwar Zainal, Kabag Humas Helfandi, dan beberapa pejabat lainnya.

Sebagaimana dilaporkan Ketua Pelaksana, Joko Samiaji, panen ini merupakan momen puncak setelah beraktivitas selama lebih kurang 16 bulan di Seitohor. Dana budidaya ikan itu hasil pajak dari warga Inggris yang peduli kehidupan di dunia, agar lingkungan tidak rusak dan menjadi jelek.

"Ini untuk menyelamatkan gambut. Ada 10 dosen dalam tim ini, ahli kehutanan dan kelautan," kata Joko Samiaji.

Tujuan dari kegiatan tersebut adalah untuk mengurangi emisi karbon, penambahan luasan hutan pesisir mangrove, kegiatan masyarakat selain dari apa yang mereka miliki sebagai pendapatan, atau pendapatan alternatif.

"Kita ada 32 petak kolam ikan keli. Karena ICCTF sangat mendukung kalau kita lestarikan ikan lokal," ungkap Joko.

Selain Ikan Keli, juga ada penanaman bibit bakau, sagu, karet dan selumar.

Selain kelompok masyarakat pembudidaya ikan, ada juga kelompok ibu-ibu pengolah hasil budidaya, menjadi makanan. Seperti nugget ikan keli dan kerupuk ikan keli.

Di tempat yang sama, Herman Ahmad mengatakan bahwa program DKP Riau memang fokus di Pesisir. Diantaranya pembudidayaan udang dan kakap putih.

Untuk tahun ini, Pemprov Riau akan mengucurkan bantuan sekitar Rp500 juta ke Kepulauan Meranti untuk kerambah jaring apung, budidaya ikan kakap, ikan emas, dan lainnya.

"Kendala kita pada pakan. Pakan di kolam keli ini masih menggunakan ikan kecil dari pengerih dan gumbang. Ini tidak akan cukup untuk ribuan kakap," ungkap Ahmad.

Bupati Irwan mewakili masyarakat Kepulauan Meranti khususnya Seitohor mengucapkan banyak terima kasih atas program ICCTF itu. Katanya, sangat bermanfaat untuk masyarakat di Kota Sagu.

"Kami sambut dengan baik program ini. Saya lihat ini proses edukasi ke masyarakat dalam rangka penanggulangi Karhutla. Semua pihak memikirkan, bagaimana meminimalkan Karhutla di daerah kita, salah satunya dengan budidaya ikan keli ini," ujar Irwan.

Kepada masyarakat Seitohor, dipesankan agar bisa memanfaatkan program ini dengan baik.

"Sekarang ikan keli (lele) menjadi salah satu makanan favorit dan laku di pasaran. Ini bisa menjadi komiditi bisnis baru yang bisa meningkatkan perekonomian kita," kata Irwan lagi.

Bupati dua periode itu juga berharap kedepannya ada proses pembinaan berkelanjutan, sampai masyarakat mandiri. "Masyarakat jangan minta bantu bibit terus, harus mandiri, kalau minta bantu terus ini tidak sehat," kata Irwan.

"Hasil panen, sebagian simpan buat beli bibit dan pakan, lalu budidaya lagi. Saya yakin masyarakat di sini bisa. Mudah-mudahan akan banyak turun bantuan diberikan," harap Irwan. ***

Kategori:Ekonomi, Riau
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/