Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Dengan Tema Mawar Hitam, Pameran Busana Migi Rihasalay Pukau Pengunjung Indonesia Fashion Week 2024
Umum
15 jam yang lalu
Dengan Tema Mawar Hitam, Pameran Busana Migi Rihasalay Pukau Pengunjung Indonesia Fashion Week 2024
2
Lawan Bali United, Thomas Doll Harapkan Pemain Persija Jakarta Bugar
Olahraga
14 jam yang lalu
Lawan Bali United, Thomas Doll Harapkan Pemain Persija Jakarta Bugar
3
Nova Arianto Panggil 36 Pemain untuk Seleksi Timnas U-16 Tahap Kedua
Olahraga
15 jam yang lalu
Nova Arianto Panggil 36 Pemain untuk Seleksi Timnas U-16 Tahap Kedua
4
Cinta Laura Tetap Produktif di Bulan Ramadan
Umum
16 jam yang lalu
Cinta Laura Tetap Produktif di Bulan Ramadan
5
Persis Solo Pantau Fisik Pemain Selama Ramadan
Olahraga
14 jam yang lalu
Persis Solo Pantau Fisik Pemain Selama Ramadan
6
Langsung Pantau Persiapan, Menpora Dito Ingin Berikan Kado Terbaik buat Presiden Jokowi dari Olimpiade 2024 Paris
Olahraga
17 jam yang lalu
Langsung Pantau Persiapan, Menpora Dito Ingin Berikan Kado Terbaik buat Presiden Jokowi dari Olimpiade 2024 Paris
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Peran Pesantren dan Alumni tidak Bisa Lepas dari Politik

Peran Pesantren dan Alumni tidak Bisa Lepas dari Politik
Kamis, 19 April 2018 12:31 WIB
Penulis: Rel
MEDAN - Pesantren dan alumninya sudah banyak berkontribusi dalam perpolitikan dan pembangunan nasional. Maka di tahun-tahun politik seperti saat ini, pesantren dan alumninya harus mengambil peran serta memberi masukan bagi kemaslahatan umat.

Demikian disampaikan praktisi sosial dari UIN Sumut, Ahmad Khairuddin kepada wartawan, Kamis (19/4/2018) di Medan.

Dikatakannya, sejak sebelum kemerdekaan Republik Indonesia, pesantren memiliki sejarah dan kontribusi panjang dalam perpolitikan nasional.

"Jadi memang pesantren dan alumninya tidak bisa lepas dari perpolitikan di tanah air," kata Ahmad Khairuddin.

Ahmad Khairuddin yang juga alumni Ponpes At Toyyibah Labuhanbatu itu menggarisbawahi, pesantren dan alumninya tidak bisa menutup mata terhadap perkembangan politik.

Terutama menepis anggapan bahwa agama dan pesantren itu tidak bisa dibawa ke ranah politik.

Selain itu, pesantren dan alumninya harus mengambil bagian dalam kepemimpinan yang peduli dengan agama dan tidak memberi peluang pada orang-orang yang terkesan khawatir dengan politisasi agama.

"Segelintir orang menyoal politisasi agama. Yang tepat justeru sesungguhnya politik di tanahair harus mendapat payung agama agar sesuai Pancasila. Berketuhanan Yang Maha Esa. Jadi politik itu harus diagamaisasi dengan konsep agamaisasi politik. Memisahkan agama dengan politik itu sekuler. Pesantren dan alumninya tidak bisa picing mata dengan berkembangnya sekulerisme di tanah air," kata dia.

Kalau sudah sekuler, sambung dia, jika ada momen politik pemilihan kepala daerah misalnya, maka akan pemimpin yang didapat dari politik sekuler adalah pemimpin tidak jujur, amanah dan adil.

"Dalam Islam, agama mengajarkan kejujuran, keadilan dan amanah. Lalu bagaimana jadinya kalau agama dipisahkan dari ranah politik," imbuh Ahmad Khairuddin.

Menurut dia, kepemimpinan yang menuruti perintah agama itu akan hadir ke tengah-tengah masyarakat di segala situasi.

"Negara dan pemimpin hadir di kasus anak terlantar, hadir di tengah masyarakat yang terkena bencana dan lain sebagainya. Kehadiran itu terwakili melalui dinas sosial atau kementerian terkait. Dan secara umum, itu semua agama yang memayunginya," ujar Ahmad Khairuddin.

Untuk itu, dia kembali menegaskan bahwa pesantren dan alumninya harus mengambil peran dalam setiap kontestasi politik dan memberi masukan bagi kemaslahatan umat.

"Jika ada sesama alumni pesantren yang berbeda pilihan dalam kontestasi, maka berlomba-lombalah dalam kebaikan. Fastabiqul khairat. Berlomba dalam kebaikan itu juga perintah agama," tukasnya.

Editor:Fatih
Kategori:Sumatera Utara, GoNews Group, Peristiwa, Umum
wwwwwwhttps://green.radenintan.ac.id/max/https://bkpsdm.tanahlautkab.go.id/galaxy/https://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/