Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Karyawan Gunarso Tancap Gas Siapkan Strategi Ketahanan Pangan di Jakarta
Umum
16 jam yang lalu
Karyawan Gunarso Tancap Gas Siapkan Strategi Ketahanan Pangan di Jakarta
2
Fabianne Nicole, Miss Universe Indonesia Rilis Single Perdana 'Cinta Yang Salah'
Umum
11 jam yang lalu
Fabianne Nicole, Miss Universe Indonesia Rilis Single Perdana Cinta Yang Salah
3
Pj Gubernur DKI Canangkan Kampung Siaga TBC
Umum
17 jam yang lalu
Pj Gubernur DKI Canangkan Kampung Siaga TBC
4
Afgan Ikut Jadi Bintang Tamu dalam Konser David Foster
Umum
11 jam yang lalu
Afgan Ikut Jadi Bintang Tamu dalam Konser David Foster
5
Kesit Budi Handoyo Segera Dilantik sebagai Ketua PWI Jaya, Ucapan Selamat Mengalir Deras
Umum
16 jam yang lalu
Kesit Budi Handoyo Segera Dilantik sebagai Ketua PWI Jaya, Ucapan Selamat Mengalir Deras
6
PWI Jaya Mulai Siapkan Ajang Anugerah MHT Award 2024
Umum
10 jam yang lalu
PWI Jaya Mulai Siapkan Ajang Anugerah MHT Award 2024
Home  /  Berita  /  Riau

IDPA Gelar Seminar Internasional Budidaya Kurma, Riau Berpotensi Menjadi Pusat Pengembangan Kurma

IDPA Gelar Seminar Internasional Budidaya Kurma, Riau Berpotensi Menjadi Pusat Pengembangan Kurma
Sabtu, 21 April 2018 17:31 WIB
Penulis: Winda Mayma Turnip
PEKANBARU - Indonesian Date Palm Association (IDPA) menilai bahwa Indonesia, khususnya Provinsi Riau merupakan wilayah potensial untuk membudidayakan pohon kurma. Hal itu disampaikan dalam seminar internasional budidaya kurma yang diselenggarakan di Hotel Pangeran, Pekanbaru, Sabtu, (21/4/2018).

Menurut Ketua Panitia Pelaksana Acara Sugeng Khairudin yang juga pengusrus IDPA Riau, dalam perbincangan bersama wartawan, seminar yang langsung mendatangkan Profesor Dr. Abdulbasit Oudah Alimam seorang pakar kurma dunia sebagai narasumber ini, bertujuan untuk mengedukasi masyarakat mengenai tehnik dan cara yang tepat untuk menanam kurma. Menurutnya, ada banyak lahan terbengkalai di Riau yang berpotensi ditanami pohon kurma ini.

"Daerah Riau memiliki potensi untuk bertanam kurma, kenyataannya kita lihat di Masjid An Nur, baru kita tanam dan taruh dilahan satu setengah tahun sudah berbuah, berbuah terus tanpa putus dengan peralatan dan perawatan ala kadarnya. Bagaimana kalau kita rawat dengan serius? Pasti sangat menghasilkan untuk keuntungan, karena kita impor kurma dua tahun lalu saja hingga Rp500 milyar, jadi peluang kita sangat besar," paparnya.

"Apalagi cuaca di Riau sudah mendukung, karena daerah kita inikan panas, rata - rata sampai 30 derajat celsius lebih. Ditambah, ada banyak lahan yang masih terbengkalai, jadi masyarakat harus melihat peluang usaha ini, makanya kita menggelar acara ini untuk mengedukasi, dan mengenalkan pembudidayaan kurma di Indonesia," ujarnya.

Namun, karena iklim di Indonesia memang tidak seperti iklim daerah asal kurma, yakni Arab yang musim kemaraunya hingga mencapai 11 bulan pertahun, maka buah kurma di Indonesia yang beriklim tropis harus dipanen saat masih mengkal, karena memang buah kurma tidak bisa hingga matang dipohonnya.

"Karena iklim kita tropis dan berbeda dengan iklim asal daerah kurma yang kemaraunya bisa sampai 11 bulan, kita panennya saat masih mengkal, itu manis jika dikonsumsi. Karena tingkat kelembapan udara iklim Indonesia masih tinggi, sehingga sebelum matang, buahnya akan rontok, tapi memang disarankan buah yang mengkal itu sudah bisa dikonsumsi," ungkap Sugeng.

Selain itu, Sugeng pun menjanjikan bagi masyarakat Riau yang berkeinginan untuk menanam kurma di lahannya, dapat membeli bibit langsung kepada IDPA. Namun, pohon inipun bisa ditumbuhkan langsung dari biji.

"Bisa, kalau mau menanam kurma dan butuh bibit nanti bisa datang kekita, jadi kita akan menyediakan. Tetapi, pembudidayaan kurma ini hampir sama dengan tanaman lain, bisa ditumbuhkan dari bijinya langsung atau dari kultur, atau tunas, kalau dari bijinya itukan gratis, dari yang kita makan saja diambil bijinya," tuturnya.

Sementara itu, pengurus IDPA pusat Alwi Rahmatullah menuturkan, pengkajian terhadap potensi Riau untuk membudidayakan kurma, selama ini telah berjalan. Dari beberapa percontohan seperti Masjid An Nur tadinya, dan beberapa daerah lainnya, menunjukkan kecenderungan potensial Riau.

"Pengkajiannya sudah dan sedang berjalan, kita lihat hasilnya yang populer sekarang ini di Masjid An Nur, dan ada juga di Hang Tuah. Di Indonesia sendiri, setidaknya ada 10 daerah yang potensial salah satunya kalau tidak salah di NTT, yang penting cuacanya panas," terang Alwi. ***

Kategori:Umum, Riau
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/