Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Lawan Bali United, Thomas Doll Harapkan Pemain Persija Jakarta Bugar
Olahraga
20 jam yang lalu
Lawan Bali United, Thomas Doll Harapkan Pemain Persija Jakarta Bugar
2
Persis Solo Pantau Fisik Pemain Selama Ramadan
Olahraga
20 jam yang lalu
Persis Solo Pantau Fisik Pemain Selama Ramadan
3
Dengan Tema Mawar Hitam, Pameran Busana Migi Rihasalay Pukau Pengunjung Indonesia Fashion Week 2024
Umum
21 jam yang lalu
Dengan Tema Mawar Hitam, Pameran Busana Migi Rihasalay Pukau Pengunjung Indonesia Fashion Week 2024
4
Nova Arianto Panggil 36 Pemain untuk Seleksi Timnas U-16 Tahap Kedua
Olahraga
21 jam yang lalu
Nova Arianto Panggil 36 Pemain untuk Seleksi Timnas U-16 Tahap Kedua
5
Cinta Laura Tetap Produktif di Bulan Ramadan
Umum
22 jam yang lalu
Cinta Laura Tetap Produktif di Bulan Ramadan
6
Ilhamsyah Bersyukur Menit Bermain Bertambah
Olahraga
19 jam yang lalu
Ilhamsyah Bersyukur Menit Bermain Bertambah
Home  /  Berita  /  Sumatera Barat

Dinilai Pemicu Inflasi, Pemprov Sumbar Surati Garuda Indonesia agar Tidak Naikkan Tiket Terlalu Tinggi

Dinilai Pemicu Inflasi, Pemprov Sumbar Surati Garuda Indonesia agar Tidak Naikkan Tiket Terlalu Tinggi
Rabu, 16 Mei 2018 09:30 WIB
PADANG - Naiknya harga tiket pesawat pada lebaran bisa menyebabkan inflasi, karena itu Pemerintah Provinsi Sumatera Barat menyurati maskapai Garuda Indonesia meminta agar kenaikan harga tiket saat Lebaran untuk rute Jakarta-Padang yang tidak terlalu tinggi.

"Selama ini harga tiket Garuda rute Jakarta-Padang saat Lebaran cukup tinggi dibandingkan dengan durasi penerbangan yang sama di daerah lain sehingga menjadi salah satu pemicu inflasi," kata Gubernur Sumbar Irwan Prayitno di Padang, Rabu (16/5/2018).

Ia mengakui harga yang ditetapkan Garuda tersebut tidak melanggar aturan karena sesuai dengan ketetapan batas atas yang dibuat oleh Kementerian Perhubungan namun ia berharap tidak terlalu naik.

"Kami sudah berkali-kali menyurati, jawabannya Garuda menjual tiket sesuai aturan, memang benar, tapi dibandingkan dengan durasi penerbangan yang sama ke daerah lain masih terlalu mahal," kata dia.

Ia menyampaikan sudah melaporkan persoalan ini ke Kementerian Perhubungan agar menurunkan tarif batas atas tiket pesawat untuk rute Jakarta-Padang.

Menurut Irwan di Sumbar banyak perantau dan saat Lebaran mereka punya tradisi pulang kampung sehingga berapa pun harga tiket pesawat tetap dibeli menyebabkan inflasi.

Ia mengatakan pada saat Lebaran memang Garuda menyediakan penerbangan tambahan namun tetap saja tiket masih mahal.

"Boleh penerbangan tambahan, tapi masalah harganya tetap tinggi, apalagi tiket pesawat orang tetap beli karena butuh berapa pun mau ditambah, kecuali mau nambah 100 penerbangan ekstra baru turun," ujarnya.

Irwan mengemukakan alasan kenapa hanya Garuda Indonesia yang disurati karena maskapai lain harga tiketnya selalu berada di bawahnya dan kalau Garuda menurunkan harga yang lain akan ikut turun.

Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik Sumatera Barat pada 2017 kenaikan harga tiket pesawat menjadi menjadi salah satu komponen penyumbang inflasi terbesar saat Idul Fitri.

"Karena bertepatan dengan Lebaran harga tiket pesawat naik berlipat-lipat dan memberikan andil sebesar 0,10 persen terhadap angka inflasi yang berada pada posisi 0,34 persen," kata Kepala BPS Sumbar Sukardi.

Menurut dia tingginya permintaan karena ada tradisi mudik menyebabkan harga tiket pesawat menjadi naik.

"Selain tiket pesawat penyumbang inflasi terbesar lainnya pada Juni 2017 adalah tarif listrik dengan andil mencapai 0,26 persen," ujar dia.

Berdasarkan penelusuran pada tahun lalu dari sejumlah situs penyedia tiket, harga tiket rute Jakarta-Padang pada saat puncak arus mudik dijual mulai dari Rp1,5 juta hingga Rp2 juta. Sedangkan dalam kondisi normal tiket Jakarta-Padang hanya sekitar Rp700 ribu hingga Rp1 juta. (ant)

Editor:Hermanto Ansam
Sumber:antaranews.com
Kategori:Ekonomi, Sumatera Barat
wwwwwwhttps://green.radenintan.ac.id/max/https://bkpsdm.tanahlautkab.go.id/galaxy/https://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/