Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Mandiri 3X3 Indonesia Tournament 2024 Disambut Antusias di Medan
Olahraga
21 jam yang lalu
Mandiri 3X3 Indonesia Tournament 2024 Disambut Antusias di Medan
2
Kejutan, Aditya Tahan Remis Unggulan Pertama di Pertamina Indonesia Grand Master Tournament 2024
Olahraga
23 jam yang lalu
Kejutan, Aditya Tahan Remis Unggulan Pertama di Pertamina Indonesia Grand Master Tournament 2024
3
Pelita Jaya Jadi Tim Pertama Lolos BCL Asia, Coach Ahang Blak-blakan Terkait Persaingan di Next Round
Olahraga
15 jam yang lalu
Pelita Jaya Jadi Tim Pertama Lolos BCL Asia, Coach Ahang Blak-blakan Terkait Persaingan di Next Round
4
UEA Dukung Indonesia Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20 FIFA 2027
Olahraga
16 jam yang lalu
UEA Dukung Indonesia Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20 FIFA 2027
5
Duel Fisik dan Membaca Permainan Itu Keunggulan Sergio Ramos
Olahraga
20 jam yang lalu
Duel Fisik dan Membaca Permainan Itu Keunggulan Sergio Ramos
6
Penuhi Target ke Semifinal Piala Asia U 23, Timnas Indonesia Selangkah Lagi Raih Tiket ke Paris
Olahraga
10 jam yang lalu
Penuhi Target ke Semifinal Piala Asia U 23, Timnas Indonesia Selangkah Lagi Raih Tiket ke Paris
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Tak Mau Memecah Belah Umat, Ustaz Fahmi Salim Minta Dikeluarkan dari Daftar Mubaligh Kemenag

Tak Mau Memecah Belah Umat, Ustaz Fahmi Salim Minta Dikeluarkan dari Daftar Mubaligh Kemenag
Sabtu, 19 Mei 2018 23:42 WIB
Penulis: Muslikhin Effendy
JAKARTA - Wakil Ketua Komisi Dakwah MUI Pusat, Ustaz Fahmi Salim menolak dirinya dimasukkan dalam daftar 200 Mubaligh yang direkomendasikan Kementerian Agama.

Dirinya pun meminta Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengeluarkan namanya dari daftar tersebut.

Anggota Majelis Tarjih PP Muhammadiyah menegaskan sikapnya yang tidak mau terbawa dalam hal yang dia sebut kegaduhan yang kontraproduktif bagi dakwah Islam di tanah air.

"Dengan berat hati saya tegaskan, saya meminta Sdr. Menteri Agama RI untuk mencabut nama saya dari daftar tersebut karena berpotensial menimbulkan syak wasangka, distrust di antara para muballigh dan dai, dan saya tak ingin menjadi bagian dari kegaduhan tersebut yang kontraproduktif bagi dakwah Islam di tanah air," tulis Ustadz Fahmi Salim melalui rilisnya, Sabtu (19/5).

"Biarkanlah saya menjadi diri saya sendiri, apa adanya, sebagai seorang dai. Saya tidak perlu formalitas pengakuan dari pihak manapun. Karena saya sadar sesadar-sadarnya bahwa dakwah adalah amanah yang besar dan tanggung jawab di hadapan Allah dan ummat," imbuh mantan Anggota Komisi Pengkajian dan Penelitian MUI Pusat itu.

Ustadz Fahmi juga bercerita kalau namanya pernah dicoret sebagai penceramah tausiyah Ramadhan di salah satu lembaga tinggi negara pada 2017 lalu.

"Saya telah terima dengan ikhlas pencoretan nama saya dari daftar pengisi tausiyah Ramadhan di masjid lembaga tinggi negara setingkat kementerian tahun lalu 2017 dan bahkan dicoret pula dari pengisi kajian rutin tiap bulan," ungkapnya.

Wakil Sekjen Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI) itu juga mengatakan bahwa dirinya memiliki idealisme yang tidak bisa ditawar pihak lain. Menurutnya, kecintaannya terhadap NKRI tidak perlu dirilis dalam suatu daftar.

"Insya Allah saya memiliki idealisme dalam berdakwah yang tak bisa diatur atau dibeli oleh siapapun dengan harga dunia berapapun. Kecintaan saya kepada NKRI pun tak usah dipamerkan dan diteriakkan. Silakan simak isi khutbah, ceramah dan tausiyah kajian saya, wawancara di media online dan cetak, bahkan di seminar atau konferensi yang saya ikuti," tegas Ustadz Fahmi Salim.(rls)

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/