Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Protes Resmi Tim U-23 Indonesia Terkait Kepemimpinan Wasit
Olahraga
2 jam yang lalu
Protes Resmi Tim U-23 Indonesia Terkait Kepemimpinan Wasit
2
Selebritas Tanah Air Turut Berduka Berpulangnya Babe Cabita
Umum
2 jam yang lalu
Selebritas Tanah Air Turut Berduka Berpulangnya Babe Cabita
3
Billie Eilish Rilis Album Ketiga
Umum
1 jam yang lalu
Billie Eilish Rilis Album Ketiga
4
Vokalis Firehouse, CJ Snare Meninggal Dunia
Umum
2 jam yang lalu
Vokalis Firehouse, CJ Snare Meninggal Dunia
5
Robert Downey Jr Akan Kembali sebagai Iron Man
Umum
2 jam yang lalu
Robert Downey Jr Akan Kembali sebagai Iron Man
6
Ammar Zoni Rayakan Lebaran di Penjara Tanpa Kehadiran Keluarga
Umum
1 jam yang lalu
Ammar Zoni Rayakan Lebaran di Penjara Tanpa Kehadiran Keluarga
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Abaikan Falsafah 'Swadana Maharjeng Tursita', Elektabilitas Ganjar Kian Redup di Bawah Dirman

Abaikan Falsafah Swadana Maharjeng Tursita, Elektabilitas Ganjar Kian Redup di Bawah Dirman
Ilustrasi.
Senin, 28 Mei 2018 02:06 WIB
Penulis: Muslikhin Effendy
JAKARTA - Elektabilitas paslon Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo- Taj Yasin terus melorot. Hal ini diduga akibat dugaan keterlibatan politisi PDI Perjuangan, Ganjar Pranowo dalam kasus proyek pengadaan e-KTP.

Pasangan yang diusung PDIP, PPP, Demokrat, dan NasDem justru berada jauh di bawah pasangan Sudirman Said - Ida Fauziyah yang diusung oleh koalisi Gerindra, PKB, PKS, dan PAN.

Hal itu diketahui dari hasil survei dari Lembaga Kajian Pemilu Indonesia (LKPI) yang digelar sejak tanggal 9 Mei sampai dengan 22 Mei 2018 lalu.

Dimana tingkat elektabilitas Ganjar hanya sebesar 43,8 persen. Sementara mantan Menteri ESDM, Sudirman Said memiliki tingkat elektabilitas sebesar 51,3 persen. Sisanya, 4,9 persen responden tidak menjawab.

Hal ini dijelaskan Direktur Eksekutif LKPI, Arifin Nur Cahyono, Senin (29/5/2018) dinihari, melalui siaran perenya.

Alasan responden kata dia, lebih memilih Sudirman Said karena ingin Jawa Tengah dipimpin oleh tokoh yang tidak tersandera oleh kasus korupsi e- KTP.

"Sementara yang 43,8 persen memilih Ganjar Pranowo beralasan jika Ganjar terlibat kasus e-KTP maka masih ada wagubnya yang akan menggantikan," katanya.

Dalam survei ini, LKPI juga menemukan sebanyak 70,6 persen mengatakan Sudirman Said adalah tokoh yang bersih dari korupsi yang justru membongkar dugaan skandal korupsi 'papa minta saham' yang sempat heboh karena menyeret nama Ketua DPR RI ketika itu, Setya Novanto. "Sementara hanya 20,1 persen responden yang mengatakan Ganjar Pranowo bersih dari korupsi (tak terlibat kasus e-KTP)," tandasnya.

Pada saat sidang, nama Ganjar memang selalu disebut-sebut terlibat dalam kasus e-KTP. Yang mana beberapa terdakwa kasus itu, salah satunya Setya Novanto sudah menyebut Ganjar Pranowo menerima fee proyek e-KTP sebesar 500 ribu US dollar. Ganjar pun sudah tegas membantah. Ganjar Pranowo pun dipanggil penyidik KPK terkait kasus korupsi proyek e-KTP. Gubernur Jawa Tengah (Jateng) itu bakal diperiksa sebagai saksi terkait tersangka Markus Nari.

"Hampir 79,6 persen responden percaya pengakuan Setya Novanto yang mengatakan Ganjar Pranowo menerima uang fee proyek KTP, dan sebanyak 16,7 tidak percaya," beber Arifin.

Sementara itu, semasa menjabat sebagai Menteri ESDM, Sudirman Said justru mengungkap rekaman suara yang diduga milik Setya Novanto dengan Dirut PT Freeport ketika itu, Maroef Sjamsoeddin. Dalam rekaman suara itu, suara yang diduga milik Setnov meminta 11 persen saham perusahaan asal Amerika Serikat itu jika ingin kontrak kerjanya diperpanjang. Aksi Sudirman Said itu kemudian berbuntut pada mundurnya Setnov sebagai Ketua DPR RI.

"Sebanyak 90,8 persen responden percaya Sudirman Said benar mengungkap praktek rente di Freeport yang melibatkan Setya Novanto dan sebanyak 9,2 persen tidak tahu," imbuh Arifin.

Tapi kata dia, selang beberapa lama, Sudirman dicopot dari posisi Menteri ESDM. Arifin menyebutkan, sebagian besar responden percaya kalau didepaknya Sudirman dari kabinet kerja Joko Widodo (Jokowi) karena sudah membongkar kasus 'papa minta saham'.

"Dimana sebanyak 95,4 persen responden meyakini kalau Sudirman Said dicopot sebagai Menteri ESDM karena membongkar skandal papa minta saham Freeport dan bukan karena kinerjanya yang buruk selama menjadi Menteri ESDM," jelasnya.

Survei LKPI kali ini melibatkan 2.220 orang warga Jawa Tengah yang memiliki DPT sebagai responden. Mereka tersebar di 35 Kabupaten/ Kota di Jawa Tengah. Penelitian dengan tema "Jawa Tengah Mencari Pemimpin Bersih" ini mengunakan metode multi stage random sampling dengan margin of error -/+ 2,08 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.

Kesimpulan dari hasil survey ini kata dia adalah, masyarakat Jawa Tengah sangat menginginkan pemimpinnya adalah sosok yang jujur dan bersih serta tidak terindikasi mencuri uang negara. "Dan itu ada pada sosok Sudirman Said yang memiliki pasangan Cawagaub Ida Fauziyah," katanya.

Mereka dipilih kebanyakan responden karena ada falsafah terkenal Jawa Tengah yang mengatakan seorang pemimpin itu harus 'Swadana Maharjeng Tursita' yang artinya seorang pemimpin haruslah memiliki sosok intelektual, berilmu, jujur, dan pandai menjaga nama, mampu menjalin komunikasi atas dasar prinsip kemandirian.

"Nama Ganjar Pranowo rusak akibat diduga terlibat kasus korupsi e-KTP yang disebut menerima fee dari proyek e-KTP oleh Setya Novanto," tekan Arifin.

Falsafah kedua, tambahnya, 'Bahni Bahna Amurbeng Jurit'. Artinya seorang pemimpin harus selalu berada di depan dengan memberikan keteladanan dalam membela keadilan dan kebenaran.

"Masyarakat Jawa Tengah mayoritas lebih memilih Sudirman Said karena Sudirman sosok pemimpin yang berani menjadi teladan untuk membongkar kasus papa minta saham Freeport walau akhirnya dicopot oleh Joko Widodo," urainya.

Falsafah ketiga yaitu 'Rukti Setya Garba Rukmi'. Falsafah ini menggarisbawahi bahwa seorang pemimpin harus memiliki tekad bulat menghimpun segala daya dan potensi guna kemakmuran dan ketinggian martabat bangsa.

"Kepemimpinan Ganjar selama menjadi Gubernur tidak dirasakan oleh masyarakat mampu mengangkat harkat dan martabat masyarakat Jawa Tengah. Dan (Ganjar) memilih wakilnya Taj Yasin diduga hanya untuk menutupi ketidakmampuan sebagai Gubernur yang kadung namanya sudah membusuk di masyarakat akibat diduga terlibat kasus E-KTP. Sementara Ida Fauziyah dianggap sebagai sosok cawagub dari Sudirman Said yang akan banyak mengangkat harkat dan martabat wanita di Jawa Tengah," pungkasnya.***

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/