Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Boy Pohan Berebut Tiket Wasit/Juri Tinju Olimpiade 2024 Paris
Olahraga
14 jam yang lalu
Boy Pohan Berebut Tiket Wasit/Juri Tinju Olimpiade 2024 Paris
2
Kejutan, Aditya Tahan Remis Unggulan Pertama di Pertamina Indonesia Grand Master Tournament 2024
Olahraga
9 jam yang lalu
Kejutan, Aditya Tahan Remis Unggulan Pertama di Pertamina Indonesia Grand Master Tournament 2024
3
Mandiri 3X3 Indonesia Tournament 2024 Disambut Antusias di Medan
Olahraga
7 jam yang lalu
Mandiri 3X3 Indonesia Tournament 2024 Disambut Antusias di Medan
4
UEA Dukung Indonesia Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20 FIFA 2027
Olahraga
2 jam yang lalu
UEA Dukung Indonesia Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20 FIFA 2027
5
Duel Fisik dan Membaca Permainan Itu Keunggulan Sergio Ramos
Olahraga
7 jam yang lalu
Duel Fisik dan Membaca Permainan Itu Keunggulan Sergio Ramos
6
Pelita Jaya Jadi Tim Pertama Lolos BCL Asia, Coach Ahang Blak-blakan Terkait Persaingan di Next Round
Olahraga
2 jam yang lalu
Pelita Jaya Jadi Tim Pertama Lolos BCL Asia, Coach Ahang Blak-blakan Terkait Persaingan di Next Round
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Rekonsiliasi Tenis Meja Indonesia, Oegroseno Ketemu Menpora

Rekonsiliasi Tenis Meja Indonesia, Oegroseno Ketemu Menpora
Selasa, 03 Juli 2018 00:15 WIB
Penulis: Azhari Nasution
JAKARTA - Ketua Umum Pengurus Pusat Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia (PP PTMSI), Komisaris Jenderal Polisi (Purn), Drs Oegroseno, SH akan bertemu Menteri Pemuda dan Olahraga, Imam Nahrawi, untuk menyampaikan tentang rencana diadakan rekonsiliasi nasional tenis meja seluruh Indonesia.

Pertemuan keduanya akan berlangsung di Kantor Kemenpora pada Senin (2/7/2018). Hal ini disampaikan oleh Oegroseno kepada wartawan baru-baru ini di Jakarta.

Dalam kesempatan tersebut mantan Wakapolri ini menjelaskan bahwa upaya rekonsiliasi ini dilakukan paska keputusan hukum dan BAORI (Badan Arbitrase Olahraga Republik Indonesia).

BAORI dalam putusannya pada tanggal 7 Juni 2018 menetapkan bahwa Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munasluber) PTMSI (27-28 Maret 2018) tidak sah, karena Munasluber tersebut diselenggarakan oleh KONI Pusat dan hal tersebut dinyatakan oleh BAORI sebagai cacat hukum.

Dengan demikian sejak putusan tersebut kepengurusan PB.PTMSI pimpinan Datu Sri Tahir MBA periode 2018-2022 secara otomatis batal demi hukum.

Dengan demikian menurut Oegroseno KONI Pusat gagal memfasilitasi upaya Munasluber PTMSI sehingga perlu dilakukan rekonsiliasi nasional tenis meja Indonesia. Namun berdasarkan aturan hukum, PP PTMSI tidak akan melakukan rekonsiliasi dengan PB PTMSI pimpinan Datu Sri Tahir MBA, melainkan hanya dengan PB PTMSI yang ditinggalkan oleh Lukman Edy.

Dia berharap rekonsiliasi dapat dilakukan sebelum Asian Games berlangsung dengan alasan agar Pemerintah dalam hal ini, Menteri Pemuda dan Olahraga tidak dipusingkan oleh dualisme organisasi tenis meja yang nyaris tiada akhir hampir empat tahun belakangan ini.

Dalam kaitannya dengan rekonsiliasi nasional tenis meja Indonesia ini mantan Kapolda Sumut dan Sulteng ini berharap agar Menpora bisa menegakkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 48 tahun 2016 karena KONI dianggap gagal memfasilitasi pelaksanaan munasluber untuk menyatukan dualisme tenis meja Indonesia.

Itu semua akan dipaparkan Oegroseno kepada Menpora Imam Nahrawi dalam pertemuan tersebut. Berkaitan dengan makan siang semua cabor bersama Wapres 26 Juni 2018 Oegroseno menjelaskan bahwa dari cabor tenis meja, hanya PP PTMSI yang diundang resmi oleh sekretariat Wakil Presiden Jusuf Kalla, bukan PB PTMSI.

Memang, mereka datang tetapi tidak bisa masuk karena tidak terdaftar dalam daftar diundang. Lalu mereka berada di luar menunggu karena ingin bertemu Menpora menanyakan tentang dualisme PTMSI.

Setelah bertemu, Menpora memberi cacatan bahwa kasus tenis meja harus diselesaikan segera berdasarkan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku. Bila dalam waktu dekat belum selesai, fokus pada atlet tenis meja yang dipersiapkan ke Asian Games haruslah atlet yang terbaik.

Menurut Oegroseno atlet tenis meja yang terbaik adalah atlet tenis meja yang sekarang mengadakan training center di China, bukan di Indonesia. Mereka selama ini sudah bersiap dan telah menggunakan uang negara seluruh persiapannya.

"Saya tidak mungkin memilih yang lain kecuali yang berlatih di China," jelas Oegroseno.

Ia mengatakan hal ini karena menduga ada upaya dari pihak PB PTMSI yang organisasinya sudah dibatalkan demi hukum ini ingin mengganti pemain yang berlatih di China dengan pemain lain. Itu tidak akan mungkin sebut Oegroseno.***

Editor:Muslikhin Effendy
Kategori:GoNews Group, Peristiwa, Pemerintahan, Olahraga, DKI Jakarta
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/