Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Lewat Permainan Kreatif, Adit Taklukan Uzair di Babak Kelima
Olahraga
10 jam yang lalu
Lewat Permainan Kreatif, Adit Taklukan Uzair di Babak Kelima
2
KPU DKI Gelar Sayembara Maskot dan Jingle Pemilihan Gubernur Jakarta
Pemerintahan
10 jam yang lalu
KPU DKI Gelar Sayembara Maskot dan Jingle Pemilihan Gubernur Jakarta
3
Jet Pribadi Sandra Dewi Diselidiki Kejagung dalam Kasus Korupsi PT Timah
Hukum
10 jam yang lalu
Jet Pribadi Sandra Dewi Diselidiki Kejagung dalam Kasus Korupsi PT Timah
4
Johnny Depp Berencana Beli Kastil Tua Bersejarah di Italia
Umum
10 jam yang lalu
Johnny Depp Berencana Beli Kastil Tua Bersejarah di Italia
5
Ditanya Kemungkinan Rujuk dengan Farhat Abbas, Nia Daniaty Pilih Bungkam
Umum
10 jam yang lalu
Ditanya Kemungkinan Rujuk dengan Farhat Abbas, Nia Daniaty Pilih Bungkam
6
PJ Gubernur Ribka Haluk Buka UKW Perdana Papua Tengah
Umum
10 jam yang lalu
PJ Gubernur Ribka Haluk Buka UKW Perdana Papua Tengah
Home  /  Berita  /  Riau

Sawit Tak Lagi Menjanjikan, 500 Hektar Lahan di Kandis Mulai Ditanami Padi

Sawit Tak Lagi Menjanjikan, 500 Hektar Lahan di Kandis Mulai Ditanami Padi
Area persawahan Bungaraya, Siak yang terus meluas.
Kamis, 16 Agustus 2018 14:40 WIB
Penulis: Ira Widana
SIAK - Saat ini harga jual tandan buah segar (TBS) kelapa sawit merosot tajam. Tanaman yang dahulu sempat menjadi primadona bagi perkebunan di Kabupaten Siak, Riau ini perlahan mulai mengancam pemiliknya.

Secara berangsur, petani sawit di Kabupaten Siak kini mulai beralih menanam padi karena tanaman padi dianggap sebagai komoditas pertanian yang tetap menguntungkan petani. Contohnya di Kandis saat ini lahan yang dijadikan sawah itu ada sekitar 500 hektar.

"Tanam padi ini hasilnya cukup lumayan dibandingkan tanaman sawit. Dan itu sudah dibuktikan oleh petani di Kecamatan Bungaraya Siak. Sekarang akan dikembangkan juga oleh masyarakat di Kandis. Mereka sudah mencetak sawah seluas 500 hektar," kata Bupati Siak, Syamsuar, Kamis (16/8/2018).

Masih dikatakan gubernur Riah terpilih ini, warga di Kabupaten lainnya di Riau mengaku iri dengan berkembangkan sektor pertanian khususnya tanaman padi di Kabupaten Siak. Kelompok tani dari Indragiri Hilir dan Kuansing belum lama ini juga datang ke Siak untuk belajar bagaimana menanam padi yang benar itu.

"Di luar sana, Siak ini menjadi contoh dalam berbagai sektor, termasuk sektor pertanian. Petani di Siak yang sudab mencetak sawah akan terus memperluas sawahnya. Karena mereka sudah merasakan untungnya bertani padi ketimbang sawit," sebut Syamsuar lagi.

Dari segi hitung-hitungannya, saat ini harga lahan sawah untuk tanaman padi yang berada di pinggir jalan kampung atau di dekat sumber air, sudah mencapai Rp 400 juta sampai Rp 500 juta per hektar. Adapun untuk sawah yang lokasinya lebih ke dalam, harganya berkisar Rp 250 juta sampai Rp 300 juta.

Menurut Ketua Gabungan Kelompok Tani Sumber Rejeki, Bungaraya, Sukarno (60), kalau seorang petani memiliki lahan sawah seluas dua hektar dan berada di pinggir jalan kampung atau di dekat sumber air, asetnya sudah mencapai Rp 1 miliar. Dan rata-rata petani Bungaraya yang memiliki lahan seluas 5 sampai 10 hektar.

“Saya baru saja membeli lahan sawah seluas setengah hektar di dalam (bukan di pinggir jalan) dengan harga Rp 130 juta. Memang mahal, namun saya yakin dari hasil panen padi nanti, uang pembelian itu akan segera terbayar,” kata Sukarno, belum lama ini.

Sedangkan harga lahan kelapa sawit hanya berkisar Rp 100 juta per hektar. Itu pun lahan sawit yang sudah berproduksi. Apabila tanaman sawitnya belum menghasilkan, harganya lebih rendah lagi.

“Dengan perbandingan luas lahan sama, nilai produksi padi sawah jauh lebih tinggi daripada kelapa sawit. Harga panen kelapa sawit sangat fluktuatif atau tidak menentu,” ucapnya.***

Kategori:Pemerintahan, Riau
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/