Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Mandiri 3X3 Indonesia Tournament 2024 Disambut Antusias di Medan
Olahraga
24 jam yang lalu
Mandiri 3X3 Indonesia Tournament 2024 Disambut Antusias di Medan
2
Pelita Jaya Jadi Tim Pertama Lolos BCL Asia, Coach Ahang Blak-blakan Terkait Persaingan di Next Round
Olahraga
18 jam yang lalu
Pelita Jaya Jadi Tim Pertama Lolos BCL Asia, Coach Ahang Blak-blakan Terkait Persaingan di Next Round
3
UEA Dukung Indonesia Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20 FIFA 2027
Olahraga
19 jam yang lalu
UEA Dukung Indonesia Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20 FIFA 2027
4
Duel Fisik dan Membaca Permainan Itu Keunggulan Sergio Ramos
Olahraga
23 jam yang lalu
Duel Fisik dan Membaca Permainan Itu Keunggulan Sergio Ramos
5
Penuhi Target ke Semifinal Piala Asia U 23, Timnas Indonesia Selangkah Lagi Raih Tiket ke Paris
Olahraga
13 jam yang lalu
Penuhi Target ke Semifinal Piala Asia U 23, Timnas Indonesia Selangkah Lagi Raih Tiket ke Paris
6
Cetak Sejarah Baru, Timnas U 23 Indonesia Melaju ke Semifinal Piala Asia U 23
Olahraga
13 jam yang lalu
Cetak Sejarah Baru, Timnas U 23 Indonesia Melaju ke Semifinal Piala Asia U 23
Home  /  Berita  /  Riau

Warga Meranti yang Seusia dengan Republik Indonesia Dapat Bingkisan di Hari Kemerdekaan

Warga Meranti yang Seusia dengan Republik Indonesia Dapat Bingkisan di Hari Kemerdekaan
Aman, warga Kepulauan Meranti yang lahir tanggal 17 Agustus 2018 berfoto usai menerima bingkisan bersempena HUT RI dari Pemcam Tebingtinggi
Jum'at, 17 Agustus 2018 23:57 WIB
Penulis: Safrizal
SELATPANJANG - Aman, warga Suak Baru Kepulauan Meranti, Riau, yang lahir tanggal 17 Agustus 1945 mendapat bantuan dari pihak Kecamatan Tebingtinggi. Bingkisan itu diserahkan kepadanya usai mengikuti apel memperingati HUT ke-73 RI tahun 2018.

Cendera hati dari Camat Tebingtinggi Helfandi SE MSi diserahkan Masnawi, Kasi PMD, kepada Aman (73). Helfandi sendiri tak bisa hadir di Banglas karena mengikuti upacara HUT ke-73 RI di Kantor Bupati Jalan Dorak, Selatpanjang.

"Telah saya kirim kartu selamat milad hari lahir org tua kita Bapak Aman yang tahun ini berumur 73 tahun. Beliau lahirnya pas Indonesia merdeka, tanggal 17 Agustus 1945," kata Helfandi.

"Info (Aman-red) itu saya dapat dari pemberitaan dari salah satu media online. Setidaknya ini kami lakukan sebagai bentuk rasa kepedulian kami kepada warga kita. Saya menilai hal ini sangat istimewa bagi masyarakat Tebingtinggi, umumnya Kepulauan Meranti, semoga beliau selalu diberikan kesehatan dan dilimpahkan rezki yang berkah," tambah Helfandi.

Dari pengakuannya ke pihak Tebingtinggi, ternyata Aman juga pernah tinggal di Tebingtinggi Timur tahun 1984 silam. Sementara Helfandi merupakan putra asli Tebingtinggi Timur. Kedekatan emosional itu pun seketika terbangun antara Iin dan Aman.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, saat berbincang-bincang dengan GoRiau, Rabu (15/8/2018), Aman mengaku tak ada maksud apa-apa di balik namanya itu. Katanya, nama tersebut hanya pemberian orang tuanya setelah ia lahir ke dunia.

Dari cerita orang tuanya, diakui Aman, saat ia lahir, sang bidan bergumam 'negeri kita sudah aman'. Sebab, saat itu Indonesia telah dinyatakan merdeka. Kata-kata 'aman' itu pula akhirnya digunakan untuk nama.

"Saat emak saya hamil, masih belum aman. Ketika mendengar bunyi kapal terbang, mereka lari berhamburan," kata Aman.

Hingga kini, Aman selalu meneteskan air mata setiap peringatan hari ulang tahun (HUT) Republik Indonesia. Ia merasa sedih tatkala mengingat di tanggal itu pula lah ibu nya berjuang hidup dan mati ketika melahirkannya.

"Saya sedih mengingatkan emak saya. Ia sibuk ke sana kemari ketika melahirkan saya. Jadi setiap perayaan (17 Agustus-an) saya selalu meneteskan air mata," cerita Aman sambil menangis.

Sesuai namanya itu, Aman berdoa agar negeri ini (Indonesia-red) aman, tenteram, dan makmur.

Ketika ditanya apakah pernah mendapat bantuan dari berbagai pihak karena memiliki tanggal lahir sama dengan kemerdekaan RI, kata Aman belum ada. Bantuan baru ia terima saat perayaan HUT ke-73 RI tahun 2018, dari Pemcam Tebingtinggi.

Kini aman yang telah memiliki 8 orang anak, 27 cucu, dan 5 orang cicit ini menghabiskan hari sebagai nelayan tradisional. Usia nya yang sudah menginjak kepala 7 (73 tahun-red) tak menjadi penghalang ia melaut. Aman pun sering mencari rezeki tanpa ditemani anak maupun cucu.

"Alhamdulillah tuhan masih memberi kesehatan dan mengizinkan saya untuk mencari ikan," tutur Aman. ***‎

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/