Negara Importir Kenakan Pajak Tinggi, Ekspor CPO Menurun
Penulis: Ratna Sari Dewi
Kepala Seksi Pengolahan dan Pemasaran Perkebunan, Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau, Tengku Neni Mega Ayu mengatakan, bahwa kampanye negatif terhadap industri kelapa sawit masih terus berlanjut. Lebih parahnya lagi, kondisi ini semakin dipersulit dengan persoalan bea masuk yang tinggi.
"Penerapan bea masuk untuk produk minyak sawit yang sangat tinggi menyebabkan tren CPO akan menurun drastis," kata Tengku di Pekanbaru, Sabtu (1/9/2018).
Menurutnya, negara importir sawit seperti India dan Uni Eropa berulah dengan menaikkan bea masuk, sehingga harga sawit di tanah air jatuh.
"India dan Uni Eropa sama-sama menaikan pajak ekspor. Ini menyebabkan harga sawit semakin merosot," tuturnya.
Sementara itu, pada enam bulan pertama tahun ini, harga CPO berkisar US$ 605 - US$ 695 per ton. Harga CPO global terus tertekan sejak awal Desember 2017, dan sampai semester I 2017, harga CPO belum pernah menyentuh US$ 700 per ton. ***