Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Pelita Jaya Jadi Tim Pertama Lolos BCL Asia, Coach Ahang Blak-blakan Terkait Persaingan di Next Round
Olahraga
20 jam yang lalu
Pelita Jaya Jadi Tim Pertama Lolos BCL Asia, Coach Ahang Blak-blakan Terkait Persaingan di Next Round
2
UEA Dukung Indonesia Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20 FIFA 2027
Olahraga
21 jam yang lalu
UEA Dukung Indonesia Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20 FIFA 2027
3
Penuhi Target ke Semifinal Piala Asia U 23, Timnas Indonesia Selangkah Lagi Raih Tiket ke Paris
Olahraga
15 jam yang lalu
Penuhi Target ke Semifinal Piala Asia U 23, Timnas Indonesia Selangkah Lagi Raih Tiket ke Paris
4
Cetak Sejarah Baru, Timnas U 23 Indonesia Melaju ke Semifinal Piala Asia U 23
Olahraga
15 jam yang lalu
Cetak Sejarah Baru, Timnas U 23 Indonesia Melaju ke Semifinal Piala Asia U 23
5
Melaju ke Semifinal Piala Asia U 23, STY Sebut Meningkat Kepercayaan Timnas U 23 Indonesia
Olahraga
3 jam yang lalu
Melaju ke Semifinal Piala Asia U 23, STY Sebut Meningkat Kepercayaan Timnas U 23 Indonesia
6
Timnas Cricket Putri Indonesia Kalahkan Mongolia di Bali Bash Internasional
Olahraga
3 jam yang lalu
Timnas Cricket Putri Indonesia Kalahkan Mongolia di Bali Bash Internasional
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Seminar Ayo Olahraga Haornas 2018 Tekankan Pentingnya Sport Science

Seminar Ayo Olahraga Haornas 2018 Tekankan Pentingnya Sport Science
Sabtu, 08 September 2018 19:02 WIB
Penulis: Azhari Nasution
TERNATE- Sehari menjelang puncak perayaan Hari Olahraga Nasional (Haornas) ke-35 di Kota Ternate, Kementerian Pemuda dan Olahraga menggelar seminar Ayo Olahraga di Gedung Dhuafa Center, Ternate, Sabtu (8/9) sore. Seminar ini mengusung tema "Tantangan Pembangunan Olahraga di Era Milenial", menghadirkan nara sumber dari Kemenpora dan Pengelola Kompleks Gelora Bung Karno.

Sebagai rangkaian acara Haornas, Deputi III Kemenpora Raden Isnanta gembira dengan antusiasme warga setempat dalam mengikuti kegatan ini. Mulai dari pelajar, guru, dosen, hingga masyarakat menyimak pemaparan para nara sumber seminar ini.

"Seminar ini untuk memberikan pengayaan ilmu pengetahuan kepada para peserta, menambah perbendaharaan informasi apa yang terjadi di daerah. Seminar ini sekaligus ajang tukar pikiran konsep pembangunan yang dicanangkan pemerintah pusat dan konsep membangun olahraga di era milenial. Bagaimana kita menata olahraga ke depan," kata Isnanta seusai acara.

Ia mengatakan, generasi milenial identik dengan kehadiran teknologi dan derasnya arus informasi. Isnanta mengatakan, ini menjadi peluang bagi pelaku olahraga untuk memanfaatkan peradaban baru ini.

Menurut Isnanta, olahraga penuh dengan ilmu pengetahuan dan teknologi. Olahraga selayaknya mendapatkan pendekatan teknologi dengan baik demi prestasi Indonesia pada masa depan. "Kalau tidak posisi kita bisa digulingkan negara lain karena semua berpacu dengan sport science," tegasnya.

Isnanta meminta masyarakat untuk tidak terlena oleh fakta Indonesia negara besar dengan penduduk besar. Sebab, jika tidak melakukan pendekatan ilmiah tersebut, posisi Indonesia di tempat keempat Asian Games 2018 bisa digulingkan karena negara-negara lain berpacu dengan sport science tadi.

Ia mengajak masyarakat untuk terjebak oleh modal penduduk besar yang dimiliki Indonesia. Menurut Isnanta, penduduk besar kalau tidak digarap secara ilmiah membuat potensi mereka tidak teraktualisasi dengan baik. "Kita harus seperti China, penduduk besar tapi pendekatan pembinaannya itu sport science," kata dia.

Lewat momentum Haornas, ia mengajak pendekatan secara terstruktur dan ilmiah dari usia muda. Ia meminta cabang olahraga lain mengikuti sepak bola yang menggelar kompetisi usia muda. Ajang yang digelar kemenpora ini diikuti timnas U-10, U-12, U-14, dan u-16. Di sisi lain, PSSI menggelar laga U-13, U-15, dan U17 juga. Ia menilai sepak bola mulai memetik hasil dengan pembinaan cara berjenjang itu.

"Tahun lalu pelajar kita juara di Gothia Cup. Itu Eropa, Australia, dan Asia juga ikut. Hampir kayak Piala Dunia," katanya.

Ia menyinggung timnas pelajar yang berjaya pada Piala AFF U-16. Artinya, kata dia, buah pembinaan secara terstruktur itu sudah terbukti di sepak bola.

Ia meminta cabang olahraga lain melakukan hal serupa. Sebab, bila tidak, mereka akan ketinggalan. "Kita lakukan pembinaan secara berjenjang. Ya kompetisinya, ya latihannya. Ya alatnya, ya kepelatihannya secara berjenjang," ungkapnya.

Untuk tahun ini dan tahun depan, Kemenpora akan memprioritaskan pembangunan SDM. "Berarti kita harus cetak 100 ribu pelatih dengan kualifikasi, standardisasi yang berjenjang tadi. Mulai dari level daerah, nasional, hingga internasional. Lisensi harus ditingkatkan. Jadikanlah momentum Haornas ini menatap optimistis lebih nyata," pungkasnya.

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/