Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Tumpukan Sampah di Pesisir Marunda Kepu Dibersihkan
Pemerintahan
12 jam yang lalu
Tumpukan Sampah di Pesisir Marunda Kepu Dibersihkan
2
Regional Sumatera Mandiri 3X3 Indonesia Tournament Meriah dan Seru, Terima Kasih Medan!
Olahraga
12 jam yang lalu
Regional Sumatera Mandiri 3X3 Indonesia Tournament Meriah dan Seru, Terima Kasih Medan!
3
Kadispora DKI Optimistis Timnas U-23 Indonesia Raih Tiket ke Olimpiade 2024 Paris
Olahraga
9 jam yang lalu
Kadispora DKI Optimistis Timnas U-23 Indonesia Raih Tiket ke Olimpiade 2024 Paris
4
La Paene Masara : Menyedihkan Nasib Tinju Amatir Indonesia
Olahraga
10 jam yang lalu
La Paene Masara : Menyedihkan Nasib Tinju Amatir Indonesia
5
Shin Tae-yong Optimistis Indonesia Tumbangkan Irak
Olahraga
9 jam yang lalu
Shin Tae-yong Optimistis Indonesia Tumbangkan Irak
6
Pemprov DKI Adakan Nobar Indonesia Lawan Irak di Piala Asia U 23
Olahraga
9 jam yang lalu
Pemprov DKI Adakan Nobar Indonesia Lawan Irak di Piala Asia U 23
Home  /  Berita  /  GoNews Group

MPR: Berantas Hoaks dengan Standar Sama, Jangan Standar Ganda

MPR: Berantas Hoaks dengan Standar Sama, Jangan Standar Ganda
Jum'at, 05 Oktober 2018 14:54 WIB
Penulis: Muslikhin Effendy
JAKARTA - Saat menjadi pembicara dalam 'Diskusi Empat Pilar MPR' 5 Oktober 2018, yang digelar di Press Room, Komplek Gedung MPR/DPR/DPD, Jakarta dengan tema 'Ancaman Hoaks Dan Keutuhan NKRI', pakar komunikasi politik Prof. Hamdi Muluk mengatakan, bila masyarakat ingin berpolitik dengan wawasan yang maju dan hasil yang maksimal maka semua harus mengedepankan adu gagasan dengan basis pada data dan fakta.

"Dengan emikian akan membawa masyarakat dan bangsa kepada hal yang lebih baik," ujarnya.

Dengan menggunakan data dan fakta menurut Hamdi akan menjauhkan bangsa ini dari godaan informasi yang tak berbasis pada data dan fakta.

"Hoaks itu sesuatu yang tak ada data dan faktanya. Hoaks juga disebut sebagai informasi kabar burung," tambah guru besar UI itu.

Masalah hoaks itu kata dia perlu diseriusi, dicegah, sebab dampak dari berita yang tak berdata dan berfakta itu bisa memicu kerusuhan sosial. Hamdi menceritakan, kerusuhan yang terjadi di negara Rwanda yang menyebabkan disintegrasi bangsa dikarenakan hoaks yang disebarkan oleh media. "Jadi jelas, hoaks bisa menimbulkan perpecahan dan konflik," tuturnya.

Untuk itu pakar komunikasi yang sering mengisi diskusi di parlemen itu mengajak semua untuk mendorong masyarakat dalam mengolah informasi harus berbasis data, fakta, dan ilmu pengetahuan. Diakui memang ada sebagian masyarakat yang suka dengan gosip. "Acara gosip-gosip di televisi kan disukai masyarakat. Untuk itu tugas kita mengedukasi masyarakat," sarannya.

Menurut pria kelahiran Padang Panjang, Sumatera Barat, itu bila ada berita dan kejadian maka berita dan kejadian itu harus dicek dan ricek serta validitasi agar duduk persoalannya menjadi jelas. Cerita dan kejadian di masyarakat yang dibumbu-bumbui memang ada. Hal demikian diakui sebab masyarakat awam senang modus narasi. Untuk itu dirinya mengatakan kembali perlunya mendidik atau mengedukasi masyarakat.

Dalam kasus aktual yang dilakukan oleh Ratna Sarumpaet sehingga menjadi konsumsi publik, dirinya menilai kasus yang ada sebelumnya tidak dilakukan verifikasi. Seharusnya Ratna Sarumpaet didorong melapor ke aparat hukum lebih dahulu. "Kalau belum diverifikasi maka yang dibangun adalah narasi politik," ucapnya.

Sementara itu, Anggota MPR dari Fraksi Gerindra, Fadli Zon, yang dalam kesempatan tersebut menjadi pembicara mengatakan masalah hoaks adalah masalah bersama. Untuk itu pemberantasan hoaks harus mempunyai standar yang sama.

"Jangan menggunakan standar ganda," tegasnya.

Pria berdarah Minang itu mengakui juga menjadi korban hoaks. Diungkapkan ada 6 hoaks yang menimpa dirinya telah dilaporkan kepada aparat hukum, polisi. "Kali pertama saya melaporkan pada 1 Mei 2017," ujarnya.

Meski dirinya sudah melaporkan kepada polisi namun alumni Universitas Indonesia itu heran sampai di mana proses hukumnya. "Saya sudah melaporkan namun tak ada kejelasan," akunya.

Ia membandingkan dengan kasus pengusutan Ratna Sarumpaet yang begitu cepat kurang dari 24 jam tuntas.

"Seharusnya semua masalah diusut seperti itu," ujar alumni London School of Economics and Political Science itu.

Mengenai Ratna Sarumpaet, Fadli sebelumnya percaya pada perempuan seniman itu. Dikatakan banyak perjuangan yang dilakukan seperti membela warga Kampung Aquarium Jakarta. Menurut Fadli, sebagai wakil rakyat dirinya mempunyai kewajiban untuk menerima semua pengaduan masyarakat.

"Kewajiban kita menerima aduan dari masyarakat," tandasnya.

Ketika disinggung soal verifikasi, lembaga yang dipimpinnya itu tak punya badan yang melakukan itu. "Tugas kita adalah menyampaikan aspirasi," tegasnya.

Disampaikan kepada peserta diskusi bahwa dirinya telah mendorong Ratna Sarumpaet melapor polisi dan melakukan visum bila benar-benar dianiaya orang. Apa yang dilakukan selama ini menurut Fadli sebagai tindakan kemanusiaan. Dirinya mencontohkan bagaimana Prabowo Subianto menolong TKI yang hendak dihukum mati di Malaysia. Langkah yang dilakukan itu berhasil sehingga mampu menyelamatkan warga Indonesia di negeri jiran. "Tak ada niat apapun kecuali membantu kemanusiaan," tuturnya.***

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/