Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Tekad Serdadu Tridatu Amankan Poin Penuh di Semi Final Leg Pertama
Olahraga
21 jam yang lalu
Tekad Serdadu Tridatu Amankan Poin Penuh di Semi Final Leg Pertama
2
Tren Buruk Persib Dari Bali United Tidak Penting Bagi Hodak
Olahraga
20 jam yang lalu
Tren Buruk Persib Dari Bali United Tidak Penting Bagi Hodak
3
Kepiawaian Okto Membawa Pencak Silat Dapat Pengakuan IOC
Olahraga
21 jam yang lalu
Kepiawaian Okto Membawa Pencak Silat Dapat Pengakuan IOC
4
Pemain Indonesia Siap Beradaptasi dengan Angin di Stadion Nimibutr
Olahraga
20 jam yang lalu
Pemain Indonesia Siap Beradaptasi dengan Angin di Stadion Nimibutr
5
Christian Bautista Pembuka Konser Nostalgia All-4-One di Jakarta
Umum
18 jam yang lalu
Christian Bautista Pembuka Konser Nostalgia All-4-One di Jakarta
6
Syahrini Hamil Anak Pertamanya
Umum
18 jam yang lalu
Syahrini Hamil Anak Pertamanya
Home  /  Berita  /  Sumatera Utara

MTQ Nasional di Medan, Meneguhkan Ukhuwah dan Persatuan Nasional

MTQ Nasional di Medan, Meneguhkan Ukhuwah dan Persatuan Nasional
Senin, 08 Oktober 2018 17:03 WIB
Penulis: Muslikhin Effendy
MEDAN - Setelah menanti lama 47 tahun sejak menjadi penyelenggara Musabaqah Tilawatil Qur'an (MTQ) Nasional ke-4 tahun 1971, Medan, Sumatera Utara kembali menjadi tuan rumah MTQ Nasional ke-27 tahun 2018.

"Sungguh membahagiakan bagi masyarakat Medan dan Sumatera Utara. Lama kita menantikan momen ini. Karenanya mari kita tunjukkan bahwa kita bisa menjadi tuan rumah yang baik dalam menyambut dan melayani kafilah dari seluruh provinsi," ajak Darmayanti Lubis penuh antusias, saat menghadiri pembukaan MTQ bersama Presiden Jokowi di arena utama Astaka, Jalan Williem Iskandar, Medan, Minggu malam, 7 Oktober 2018.

Selain rangkaian musabaqah (perlombaan), MTQ Nasional yang diikuti 1.555 peserta dari 35 Provinsi di Tanah Air ini, juga melangsungkan berbagai kegiatan pendukung lainnya, seperti parade 1000 hafidz, seminar penggalian seni budaya Islam berbasis al-Qur’an, pawai kendaraan hias, pameran, dan bazar. Rangkaian kegiatan MTQ Nasional sendiri berlangsung dari tanggal 4-13 Oktober 2018, dengan mengusung tema "MTQ Mewujudkan Revolusi Mental Menuju Insan Yang Qurani".

Wakil Ketua DPD RI, Darmayanti Lubis, yang juga senator asal Sumatera Utara menilai bahwa MTQ dan seni membaca al-qur'an adalah manifestasi budaya Islam yang telah hidup mengakar dan tumbuh subur dalam budaya nusantara.

"Kita lihat MTQ telah membudaya di masyarakat, mulai tingkat lokal, daerah, hingga nasional. Kemeriahan pelaksanaan MTQ Nasional yang diadakan bergiliran di berbagai daerah, tidak saja menguatkan syiar ajaran al-Qur’an, namun juga meneguhkan persatuan nasional dan ukhuwah Islamiyah, serta jalinan integritas antara Pemerintah Pusat dan Daerah," terang Darmayanti.

Seni membaca alquran (tilawah) dan MTQ, memang tidak bisa dilepaskan dari perkembangan masyarakat Islam di Sumatera Utara. Dalam penelitan yang dilakukan LPTQ Nasional tahun 1994, Sumatera Utara memiliki jasa besar dalam perintisan budaya seni baca alqur'an di Tanah Air.

Ini terbukti dari catatan bahwa lomba membaca alqur'an pertama kali diadakan di Asahan Sumatera Utara tahun 1946. Ustadz Muhammad Ali Umar, pimpinan Persatuan Islam Kampung Bunga Asahan dalam memeriahkan maulid Nabi, melaksanakan lomba baca alqur'an yang dihadiri 300 orang.

Selain itu, Radio Republik Indonesia (RRI) Medan dan RRI Makassar, sejak tahun 1960-an rutin menyelenggarakan Pekan Tilawatil Qur’an (PTQ), yang biasa berlangsung pada bulan Ramadhan.

Dari rintisan PTQ inilah, MTQ Nasional mulai pertama kali diselenggarakan di Ujungpandang, Sulawesi Selatan pada tahun 1968. Sejarah juga mencatat, bahwa Provinsi Sumatera Utara bersama Jakarta, Sulawesi Selatan, dan Jawa Barat, menjadi motor sejarah lahirnya pelembagaan MTQ Nasional pada tahun 1976.

Wajar kiranya masyarakat Islam Sumatera Utara sejak dulu hingga sekarang akrab dengan pengembangan seni baca alqur'an. Karenanya, Darmayanti berpendapat bahwa Pemerintah tak lagi bisa melihat MTQ dalam perspektif pembinaan kehidupan beragama semata.

Karena pada kenyataannya, MTQ ikut memberikan pengaruh signifikan dalam peningkatan kehidupan sosial kemasyarakatan, khususnya di daerah. Tidak heran jika banyak daerah yang mengajukan diri menjadi tuan rumah pelaksanaan MTQ Nasional.

"Bahwa MTQ bukan sekedar lomba, tapi keinginan kuat umat Islam dan Pemerintah untuk meneguhkan semangat kebangsaan atas nilai-nilai keimanan dalam kehidupan individu, keluarga, dan masyarakat," kata Darmayanti.

Menurutnya, nilai-nilai sosial keagamaan dan persatuan nasional yang melekat dalam MTQ, akan mendorong upaya bersama membangun Generasi Emas 2045. Yakni generasi yang dibangun di atas pondasi keimanan dan ketakwaan, keluarga yang kokoh, kehidupan berbangsa yang demokratis, egaliter, dan jauh dari kekerasan, serta pondasi pendidikan yang berkarakter, yang mampu membentuk generasi jujur, amanah, toleransi, dan bertanggung jawab.***

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/