Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Ketua FKDM DKI Sebut Kinerja Pj Gubernur Sudah Bagus
Pemerintahan
16 jam yang lalu
Ketua FKDM DKI Sebut Kinerja Pj Gubernur Sudah Bagus
2
Timnas U 17 Wanita Tatap Laga Perdana Melawan Filipina di Piala Asia U 17 AFC 2024
Olahraga
14 jam yang lalu
Timnas U 17 Wanita Tatap Laga Perdana Melawan Filipina di Piala Asia U 17 AFC 2024
3
Ketua Umum Forkabi Nilai Heru Budi Layak Pimpin Jakarta
DKI Jakarta
17 jam yang lalu
Ketua Umum Forkabi Nilai Heru Budi Layak Pimpin Jakarta
4
Tampil Trengginas, Korea Utara Bekuk Korea Selatan
Olahraga
14 jam yang lalu
Tampil Trengginas, Korea Utara Bekuk Korea Selatan
5
Gelar Acara Halal Bihalal, Ketua Umum KK Inhil Ajak Semua Pihak untuk Bersatu
Umum
23 jam yang lalu
Gelar Acara Halal Bihalal, Ketua Umum KK Inhil Ajak Semua Pihak untuk Bersatu
6
Chand Kelvin dan Dea Sahirah Sudah Resmi Bertunangan
Umum
13 jam yang lalu
Chand Kelvin dan Dea Sahirah Sudah Resmi Bertunangan
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Mengintip Aktivitas Nelayan Kerang di Pelabuhan Bagansiapiapi, Ribuan Orang Sekarang Bisa Tersenyum Lepas

Mengintip Aktivitas Nelayan Kerang di Pelabuhan Bagansiapiapi, Ribuan Orang Sekarang Bisa Tersenyum Lepas
Nelayan kerang di Bagansiapiapi sedang mengangkut kerang ke pelabuhan
Jum'at, 02 November 2018 16:36 WIB
Penulis: Amrial
BAGANSIAPIAPI - Hiruk pikuk suara mesin kapal yang berlalu lalang serta sengatan terik mentari senja yang membakar kulit tidak dihiraukan nelayan Bagansiapiapi yang tengah sibuk bongkar muat ratusan karung yang berisi kerang dengan berbagai ukuran. Genggaman tangan pekerja pengangkut kerang memegang erat pinggiran karung yang terbuat dari bahan plastik yang diangkat secara bersamaan oleh dua orang pekerja menuju teras penampung ikan atau lebih dikenal dengan Bangliao.

Terlihat jelas wajah sumringah para nelayan tatkala mereka menatap hasil pencarian kerang hari ini, mereka sudah bisa tersenyum lepas. Karena selama dua tahun silam, kehidupan mereka sangatlah sulit dibandingkan dengan nelayan luar terutama nelayan asal Sumatera Utara (Sumut).

"Alhamdulillah bang, harga kerang kita meningkat dan hasil panen kerang pun bertambah hampir mencapai 50 persen,'' kata Ronxy kepada GoRiau.com, Jumat (2/11/2018).

Pria kelahiran 45 tahun silam itu mengungkapkan, kesulitan nelayan selama ini akhirnya terbantu dengan adanya ketegasan pemerintah agar tidak mencari kerang menggunakan alat tangkap yang dilarang. Dengan aturan itu, nelayan luar tidak berani lagi mengeruk hasil kekayaan laut Rohil hingga dampaknya, populasi kerang makin melimpah.

Didorong pengaruh itu, nelayan Bagansiapiapi jadi bersemangat beraktifitas mencari kerang dan tidak kurang sebanyak 20 ton kerang bisa mereka dapatkan dalam sehari. Jumlah kapal pencari kerang pun semakin bertambah, total hingga saat ini sudah mencapai 150 unit kapal khusus nelayan kerang bulu dan 50 unit lagi, kapal pencari kerang batu.

Walaupun dengan menggunakan alat tangkap sederhana mirip tangguk yang terbuat dari besi yang dibantu dengan sampan mirip kano berbadan petak, mereka masih sanggup memanen kerang yang cukup banyak dan bahkan bisa menjualnya hingga ke luar Rohil. Banyaknya pesanan datang membuat para nelayan kewalahan untuk memenuhinya.

"Kerang kita khusus kerang batu yang sudah dikupas, kita pasarkan ke Pekanbaru, Rengat, Tanjung Balai, Dumai, Bengkalis dan Selatpanjang bahkan sampai ke Batam," kata Ronxy.

Menurut Ronxy, keuntungan dari hasil penjualan kerang cukup menjanjikan. Sebelumnya harga kerang Bagansiapiapi kisaran Rp 5000/kg, namun setelah produksi kerang makin langka diluar sana, harga kerang bisa mencapai Rp8 ribu/kg.

Enam pelabuhan di pinggiran sungai Rokan pun berubah fungsi. Sebelumnya hanya tempat bongkar muat ikan, kini pemandangan warga sehari-hari hanya dapat melihat bongkar muat puluhan ton kerang dengan segala jenis ukuran.

Jika nelayan sibuk mencari kerang di pinggiran sungai Rokan, berbeda apa yang dilakoni oleh para ibu-ibu yang sebagian besar berumur paro baya. Kini mereka disibukkan dengan rutinitasnya bekerja sebagai pengupas kulit kerang.

Satu persatu kerang hasil kupasan mereka ditimbang dan dibungkus dalam plastik sebelum dijual keluar daerah.

"Jika dikumpulkan, hampir 1500 orang terserap sebagai tenaga pengupas kerang. Mereka berasal dari latar belakang serta berbeda umur, kebanyakan dari mereka adalah ibu-ibu paruh baya," katanya.

Menurut Ronxy, upah yang diberikan kepada pengupas kerang adalah Rp 4 Ribu/kg. Kerang hasil yang mereka kupas bisa bertahan hingga seminggu.

Namun sayangnya, kerang asal Bagansiapiapi belum bisa menembus pasar ekspor ke Malaysia. Karena sesuai keterangan importir, kerang asal Bagansiapiapi tidak sesuai dengan ukuran permintaan mereka.

"Kerang kita belum bisa diekspor ke Malaysia karena belum cukup size," tutur Ronxy dengan mimik lesu.

Melihat geliat nelayan kerang, Kepala Satuan Polisi Perairan Rokan Hilir, Iptu Sapto Hartoyo mengungkapkan, dirinya berkomitmen untuk membina nelayan agar bisa mandiri melalui koperasi yang sudah mereka bentuk. Akan tetapi, itu semua tergantung kesadaran dari para nelayan itu sendiri untuk menyikapi pentingnya Koperasi.

"Selama membina nelayan disini pada awalnya memang sangat susah. Misalnya ketika memberikan penyuluhan. Namun setelah adanya koperasi, kami mengumpulkan nelayan lebih gampang lagi," ungkap Sapto seraya menyebutkan koperasi yang telah mereka bentuk bernama Koperasi Tuah Nelayan.

Sapto berharap, seluruh nelayan harus bersatu, karena apabila bersatu, setiap ada kegiatan atau keluhan yang disampaikan, bisa mereka tampung. Menurutnya, Polair itu adalah mitra nelayan dan jika ada gangguan, pihaknya siap untuk menindaklanjutinya.

"Contohnya selama ini nelayan Rohil mengeluh adanya alat tangkap dari Sumut yang disebut tank kerang menyebabkan hasil tangkapan berkurang. Tapi setelah tidak masuk, alhamdulilah tangkapan jadi melimpah, hargapun bagus sehingga masyarakat nelayan bersyukur karena harga jadi tinggi," tuturnya. ***

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/