Gelar Seminar Nasional, UIN Suska Undang 2 Menteri dan Dubes Norwegia
Penulis: Hermanto Ansam
''Ya, kita mengundang Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Ibu Siti Nurbaya, Andi Amran Sulaiman dan Duta Besar Norwegia,'' jelas Ketua Panitia Pelaksana Seminar Nasional Akmal Sentosa kepada GoRiau.com, Selasa (20/11/2018).
Secara terpisah, Verdi Dinata, C.S.Pt selaku Steering Commitee (SC) didampingi Sekretaris Panitia Khalidah M.Noer mengatakan Seminar Nasional ini bertema ''Integrating Agricultural and Animal Science toward Green Future''.
''Karena ini integrasi pertanian dan peternakan, kemarin, Senin (19/11/2018) kita sudah bertemu dengan Balai Benih Dinas LHK Provinsi Riau untuk menerima hibah 1.500 tanaman gaharu yang bernilai ekonomis tinggi. Pak Menteri Pertanian dan Ibu Siti Nurbaya akan menanam langsung di lahan Fapertapet setelah seminar,'' kata Verdi.
Khalidah menambahkan, kegiatan ini merupakan inisiatif dari Laboratorium Sosial Ekonomi Fapertapet bekerjasama dengan UKMF Kompash dan HMJ Agroteknologi. ''Karena Kepala Laboratoriumnya Bapak DR. Elviriadi merupakan ahli lingkungan hidup, makanya seminar nasional ini menggandeng Dubes Norwegia untuk MoU penelitian pertanian lahan gambut serta kesepakatan strategis mencegah banjir dan restorasi ekosistem,'' tandas wanita berjibab ini.
Sementara itu, DR.Elviriadi selaku inisiator seminar ketika dikonfirmasi mengatakan, sudah saatnya sivitas akademika UIN Suska Riau membuat gebrakan transformatif.
''Kita mau memulai nilai-nilai baru di universitas. Selama ini masih diwarnai conflict of interest. Orang-orang baru mau bekerja kalau ada SK, kalau ada untungnya, bussines as usually, bagaimana mengakali ini itu, akibatnya keberadaan perguruan tinggi tak dirasakan masyarakat,'' ungkapnya.
Panitia juga sudah bertemu Rektor Prof Ahmad Mujahidin dan Wakil Rektor I DR. Suryan A Jamrah. ''Beliau beliau menyambut baik rencana seminar kita. Apalagi ada MoU strategis dengan Kementerian, Dinas LHK dan Dubes, bisa go internasional. UIN Suska harus disetting lanscape tata ruang yang green, modern dan eksotis mengurangi polusi udara di Pekanbaru. Apalagi Fapertapet masih punya 20 hektar lahan tidur di Rimbo Panjang, bila dimanage dengan profesional, bisa menjadi pusat riset gambut, tanaman holtikultura, dan agribisnis gaharu par exelence,'' pungkas Elviriadi yang menjadi anggota tetap ''society of Ethnobiology di Ohio State University'' itu. ***
Kategori | : | GoNews Group, Riau |