Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Dengan Tema Mawar Hitam, Pameran Busana Migi Rihasalay Pukau Pengunjung Indonesia Fashion Week 2024
Umum
16 jam yang lalu
Dengan Tema Mawar Hitam, Pameran Busana Migi Rihasalay Pukau Pengunjung Indonesia Fashion Week 2024
2
Lawan Bali United, Thomas Doll Harapkan Pemain Persija Jakarta Bugar
Olahraga
15 jam yang lalu
Lawan Bali United, Thomas Doll Harapkan Pemain Persija Jakarta Bugar
3
Nova Arianto Panggil 36 Pemain untuk Seleksi Timnas U-16 Tahap Kedua
Olahraga
16 jam yang lalu
Nova Arianto Panggil 36 Pemain untuk Seleksi Timnas U-16 Tahap Kedua
4
Cinta Laura Tetap Produktif di Bulan Ramadan
Umum
17 jam yang lalu
Cinta Laura Tetap Produktif di Bulan Ramadan
5
Persis Solo Pantau Fisik Pemain Selama Ramadan
Olahraga
15 jam yang lalu
Persis Solo Pantau Fisik Pemain Selama Ramadan
6
Mahesa Jenar Terlecut Dukungan Panser Biru
Olahraga
16 jam yang lalu
Mahesa Jenar Terlecut Dukungan Panser Biru
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Selain Karet, Harga TBS Kelapa Sawit di Inhu Buat Masyarakat Menjerit

Selain Karet, Harga TBS Kelapa Sawit di Inhu Buat Masyarakat Menjerit
Kamis, 22 November 2018 01:38 WIB
Penulis: Jefri Hadi
RENGAT - Selain harga getah karet yang terjun bebas di Kabupaten Indragiri Hulu, Riau, kini giliran harga TBS (Tandan Buah Segar) kelapa sawit yang turun.

Bahkan, sejak sepekan terakhir harga TBS di Inhu di tingkat petani lokal hanya dibandrol Rp720 rupiah per kilogram. Harga ini tentu membuat para petani sawit mengeluh dan resah.

"Kondisi ini sungguh diluar nalar dan sangat menyiksa petani. Jangankan untuk memenuhi kebutuhan hidup, untuk biaya perawatan kebun saja sudah tidak cukup", ujar Sinulingga, salah seorang petani kelapa sawit di Pematang Reba kepada GoRiau.com, Rabu (21/11/2018).

Dikatakannya, beberapa bulan lalu, harga komuditi sawit ini sudah mulai berangsur membaik, dan para petani sudah mulai legah. Namun, hal itu tidak berlangsung lama.

"Atas semua itu, dirinya berharap pemerintah daerah bersama asosiasi petani kelapa sawit untuk bisa mengatasi hal ini. Sehingga penurunan harga biasa teratasi dan kembali normal", tegasnya.

Kalau pun harus bertahan seperti ini, dirinya berharap agar pemerintah dapat menyediakan pupuk bersubsidi yang nantinya bisa dimanfaatkan masyarakat untuk memupuk kelapa sawit mereka.

"Harga sawit anjlok, harga pupuk melambung, tentu sangat tidak seimbang", pungkas Lingga menggerutu menyesalkan kebijakan pemerintah yang abai dengan nasib rakyat kecil. ***

wwwwwwhttps://green.radenintan.ac.id/max/https://bkpsdm.tanahlautkab.go.id/galaxy/https://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/