33 Anak Inhil Tercatat Menderita Thalasemia
Ketua KDDI Inhil, Hendri Irawan menceritakan, umumnya para penderita penyakit yang diakibatkan oleh faktor genetika ini adalah kalangan menengah ke bawah.
"33 itu baru yang kita ketahui. Belum lagi yang lainnya yang tidak diketahui," ujarnya.
Yang memberatkan bagi para penderita penyakit ini dikatakannya adalah setiap bulan para penderitanya harus menjalani pengobatan di rumah sakit.
"Jadi penderita penyakit ini, setiap bulan itu harus melakukan transfusi. Jadi dalam satu bulan, mereka itu lebih kurang satu minggu di rumah sakit, itu rutin setiap bulan," jelasnya.
Meski ditanggung oleh BPJS, namun penderita penyakit ini yang umumnya adalah warga dari daerah dikatakannya harus mengeluarkan ongkos setiap bulan untuk biaya transportasi ke RSUD Puri Husada yang terletak di Tembilahan.
Belum lagi obat yang hanya bisa di dapat di RSUD Arifin Ahmad Pekanbaru, karena dikatakannya untuk obat penyakit ini di RSUD Puri Husada sudah tidak ditanggung BPJS lagi.
"Saya juga tidak paham kenapa obat di sini tidak ditanggung BPJS lagi, jadi harus di ambil ke Pekanbaru. Untuk teansfusi darah setiap bulan saja umumnya penderita sudah kesulitan, bahkan ada pasien anak yang setiap bulan datang sendiri, karena jika di dampingi orangtua perlu dana trasportasi yang cukup mahal," lanjutnya.
Atas permasalahan ini, ia pun meminta kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Inhil untuk membantu para penderitanya, mengingat penyakit ini tidak bisa disembuhkan dan penderitanya harus menjalani transfusi darah setiap bulan.
"Itulah kadang kita heran, kepada organisasi kemanusian seperti kita ini Pemkab terkesan pelit dengan anggaran, padahal organisasi lain begitu besar anggarannya. Padahal yang kami bantu ini orang-orang yang sangat membutuhkan," cetus pria yang akrab disapa Iwan ini. ***
Editor | : | Hermanto Ansam |
Kategori | : | Riau, Umum, GoNews Group |