Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Soal Berbagi Sembako, Inul Daratista Balas Kritikan Netizen
Umum
19 jam yang lalu
Soal Berbagi Sembako, Inul Daratista Balas Kritikan Netizen
2
Mila Kunis dan Ashton Kutcher Tolak Perankan Kembali Film "That '90s Show" Season 2
Umum
19 jam yang lalu
Mila Kunis dan Ashton Kutcher Tolak Perankan Kembali Film That 90s Show Season 2
3
Perjuangan Melawan Penyakit SPS, Celine Dion Berharap Mukjizat
Umum
19 jam yang lalu
Perjuangan Melawan Penyakit SPS, Celine Dion Berharap Mukjizat
4
Susanto Jinakkan Torre Lewat Jebakan Krisis Waktu
Olahraga
17 jam yang lalu
Susanto Jinakkan Torre Lewat Jebakan Krisis Waktu
5
KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran PPK Untuk Pilkada
Pemerintahan
19 jam yang lalu
KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran PPK Untuk Pilkada
6
Ditanya Lebih Bangga Indonesia atau Korsel Yang Lolos ke Olimpiade 2024 Paris, Ini Jawaban Shin Tae-yong
Olahraga
16 jam yang lalu
Ditanya Lebih Bangga Indonesia atau Korsel Yang Lolos ke Olimpiade 2024 Paris, Ini Jawaban Shin Tae-yong
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Pengamat Sebut "Pragmatisme" Yusril dalam Riuh PBB

Pengamat Sebut Pragmatisme Yusril dalam Riuh PBB
Senin, 28 Januari 2019 16:58 WIB
Penulis: Muhammad Dzulfiqar
JAKARTA - Pakar Komunikasi Politik dari Universitas Paramida, Hendri Satrio, merespon riuh Partai Bulan Bintang (PBB) soal arah dukungan pada pemilihan presiden (Pilpres) 2019.

Hensat, sapaan akrab Hendri, menilai riuh yang terjadi di PBB tak lepas dari cara pragmatis Yusril Ihza Mahendra sebagai Ketua Umum PBB dalam meningkatkan elektabilitas partai.

"Mungkin menurut perhitungan Yusril, Jokowi pasti menang. Sehingga dengan mendekat ke kekuasaan, elektabilitas PBB terangkat," kata Hensat saat dihubungi GoNews.co pada Senin (28/01/2019).

Padahal, Hendri yang juga pendiri lembaga survey KedaiKOPI (Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia) ini mengatakan, berdasarkan data lembaga survey, elektabilitas PBB masih dibawah 2%. "Jadi dengan segala hormat, ini kan yang diributin Yusril nya bukan karena PBBnya," ujarnya.

"Jadi menurut saya, kalau untuk dukungan, yang dipentingkan adalah kader dari PBBnya gitu," ujar Hendri.

Seperti diketahui, PBB menghadapi tantangan berat untuk lolos ke Parlemen pada perhelatan Pemilu serentak, 17 April 2019 mendatang. Syarat ambang batas parlemen sebesar 4% menjadi tantangan serius bagi PBB yang hingga kini elektabilitasnya masih jauh dari kata aman.

Sebagai partai dengan basis suara umat Islam, PBB termasuk partai yang pada awalnya diharapkan menjadi bagian dari koalisi keumatan yang digaungkan tokoh sentral gerakan 212, Habib Rizieq Shihab (HRS) sejak 2018 lalu.

Tak sedikit Caleg PBB, berafiliasi dengan gerakan tersebut dan bergerak bersama oposisi yang kini mencalonkan Prabowo-Sandi untuk melawan petahana di Pilpres 2019. Sebut saja, Habib Novel Bamukmin, yang dikenal sebagai pengikut setia HRS dan juga menjadi Caleg PBB.

Novel, menjadi bagian dari puluhan Caleg PBB yang kemudian bersama-sama dengan Ketua Dewan Syuro PBB, MS Kaban, mendeklarasikan "Poros Mekkah" untuk mempertahankan dukungan umat Islam yang berada di garis gerakan 212. Poros ini, membawa spirit bahwa pakta integritas Prabowo pada Ijtima Ulama II meski dikawal dengan memastikan PBB lolos parlemen.

Lain dengan Caleg PBB poros Mekkah, sang Ketua Umum PBB, Yusril Ihza Mahendra lebih memilih merapat ke petahana. Puncaknya-resmi secara institusi, PBB pun mendukung petahana untuk lanjut ke periode berikutnya melalui Rapat di DPP PBB dan dikonsolidasikan kembali pada Rakornas PBB di Ancol, Minggu (27/01/2019).***

Editor:Muslikhin Effendy
Kategori:GoNews Group, Peristiwa, Pemerintahan, Politik, DKI Jakarta
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/