Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Mandiri 3X3 Indonesia Tournament 2024 Disambut Antusias di Medan
Olahraga
18 jam yang lalu
Mandiri 3X3 Indonesia Tournament 2024 Disambut Antusias di Medan
2
Kejutan, Aditya Tahan Remis Unggulan Pertama di Pertamina Indonesia Grand Master Tournament 2024
Olahraga
21 jam yang lalu
Kejutan, Aditya Tahan Remis Unggulan Pertama di Pertamina Indonesia Grand Master Tournament 2024
3
UEA Dukung Indonesia Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20 FIFA 2027
Olahraga
13 jam yang lalu
UEA Dukung Indonesia Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20 FIFA 2027
4
Pelita Jaya Jadi Tim Pertama Lolos BCL Asia, Coach Ahang Blak-blakan Terkait Persaingan di Next Round
Olahraga
13 jam yang lalu
Pelita Jaya Jadi Tim Pertama Lolos BCL Asia, Coach Ahang Blak-blakan Terkait Persaingan di Next Round
5
Duel Fisik dan Membaca Permainan Itu Keunggulan Sergio Ramos
Olahraga
18 jam yang lalu
Duel Fisik dan Membaca Permainan Itu Keunggulan Sergio Ramos
6
Penuhi Target ke Semifinal Piala Asia U 23, Timnas Indonesia Selangkah Lagi Raih Tiket ke Paris
Olahraga
8 jam yang lalu
Penuhi Target ke Semifinal Piala Asia U 23, Timnas Indonesia Selangkah Lagi Raih Tiket ke Paris
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Dua Gerbong Keluar Rel dan Terguling di Bogor, Empat Hari Setelah Jokowi Naik KRL

Dua Gerbong Keluar Rel dan Terguling di Bogor, Empat Hari Setelah Jokowi Naik KRL
Minggu, 10 Maret 2019 13:58 WIB
Penulis: Muslikhin Effendy
JAKARTA - Keputusan Presiden Joko Widodo naik KRL saat pulang ke Bogor, Rabu (6/3/2019) mendapat banyak pujian. Pada sisi lain, banyak yang khawatir dengan keselamatan orang nomor satu di Indonesia itu.

Ketakutan itu antara lain terbukti hari ini, Minggu (10/3/2019). KRL relasi Jakarta-Bogor keluar rel sekitar pukul 10.10 WIB. Dua gerbong terguling. Peristiwa itu terjadi di daerah Kebon Pedes.

Dalam foto-foto yang dikirim warga di media sosial, Facebook, tampak salah satu gerbong tertimpa tiang listrik beton. Hingga berita ini diterbitkan, belum diketahui adanya korban jiwa atau tidak.

Dari Informasi Commuter Indonesia, kereta api yang anjlok ini merupakan kereta api jurusan Jatinegara-Bogor dengan nomor KA 1722.

"KA 1722 Jatinegara-Bogor mengalami kendala tertimpa tiang listrik aliran atas (LAA) diantara stasiun Cilebut-Bogor. Saat ini dalam proses evakuasi unit terkait," ujar Eva dalam keterangan tertulisnya.

VP Komunikasi PT KCI Eva Chairunisa mengatakan, petugas dari PT KAI Daop 1 dan PT KCI telah berada di lokasi untuk melakukan evakuasi penumpang dan KRL.

"Penyebab kejadian tersebut belum dapat disampaikan karena masih proses evakuasi dan akan dilakukan investigasi lebih lanjut," katanya.

"PT KCI memohon maaf atas gangguan perjalanan di lintas Bogor - Jakarta Kota/Jatinegara dan sebaliknya sehubungan dengan adanya anjlokan KA 1722 relasi Jatinegara - Bogor di petak jalan antara Cilebut - Bogor yang terjadi sekitar pukul 10.15 WIB," tandasnya.

Hingga kini kata dia, perjalanan KRL lintas Bogor Jakarta Kota/Jatinegara dan sebaliknya belum dapat dilayani. "Petugas dari PT KAI Daop 1 dan PT KCI telah berada di lokasi untuk melakukan evakuasi penumpang dan KRL," ujarnya.

Adapun penyebab kejadian tersebut, belum dapat disampaikan karena masih proses evakuasi dan akan dilakukan investigasi lebih lanjut.

Lalu lintas kereta dari arah Jakarta menuju Staiun Bogor terganggu akibat kecelakaan itu. Belum ada konfirmasi dari otoritas PT Commuter Line Jabodetabek tentang penyebab kecelakaan. Masyarakat tampak mengerumuni lokasi kereta anjlok itu.

Sebelumnya, Presiden Jokowi menumpangi kereta rel listrik (KRL) saat pulang kerja dari Tanjung Barat, Jakarta Selatan menuju Bogor, Jawa Barat. Jokowi sempat mengisahkan padatnya penumpang di jam sibuk.

"Mau bergerak saja tidak bisa, terutama yang dari Jakarta ke Depok itu, mau bergerak saja tidak bisa," kata Jokowi kepada wartawan di Lampung, Jumat (8/3/2019).

Jokowi mengaku banyak mendapat masukan saat menaiki kereta pada jam sibuk itu. Dia banyak diminta menambah jumlah gerbong ataupun kereta.

"Oleh sebab itu, di dalam gerbong pun banyak yang menyampaikan kepada saya, 'Pak tambah keretanya, Pak,' atau 'Pak, tambah gerbongnya, Pak.' Dan ketemu, artinya memang harus tambah gerbong atau tambah kereta," kata Jokowi.

Persoalannya, kata Jokowi, jika menambah jumlah kereta, pintu perlintasan akan semakin sering dan cepat dibuka-tutup. Hal itulah yang jadi persoalan.

"Problemnya, kalau tambah kereta berarti akan banyak simpangan yang tutup terus sudah 10 menit sekarang, kalau dijadikan 5 menit berarti kan palang kereta apinya hanya 5 menit gini-gini (buka tutup, red) terus," kata Jokowi.***

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/