Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Tumpukan Sampah di Pesisir Marunda Kepu Dibersihkan
Pemerintahan
12 jam yang lalu
Tumpukan Sampah di Pesisir Marunda Kepu Dibersihkan
2
Regional Sumatera Mandiri 3X3 Indonesia Tournament Meriah dan Seru, Terima Kasih Medan!
Olahraga
12 jam yang lalu
Regional Sumatera Mandiri 3X3 Indonesia Tournament Meriah dan Seru, Terima Kasih Medan!
3
Kadispora DKI Optimistis Timnas U-23 Indonesia Raih Tiket ke Olimpiade 2024 Paris
Olahraga
9 jam yang lalu
Kadispora DKI Optimistis Timnas U-23 Indonesia Raih Tiket ke Olimpiade 2024 Paris
4
La Paene Masara : Menyedihkan Nasib Tinju Amatir Indonesia
Olahraga
10 jam yang lalu
La Paene Masara : Menyedihkan Nasib Tinju Amatir Indonesia
5
Shin Tae-yong Optimistis Indonesia Tumbangkan Irak
Olahraga
9 jam yang lalu
Shin Tae-yong Optimistis Indonesia Tumbangkan Irak
6
Pemprov DKI Adakan Nobar Indonesia Lawan Irak di Piala Asia U 23
Olahraga
9 jam yang lalu
Pemprov DKI Adakan Nobar Indonesia Lawan Irak di Piala Asia U 23
Home  /  Berita  /  GoNews Group

700 Hari Kasusnya Tak Terungkap, Novel Baswedan Sebut Presiden Sengaja Membiarkan

700 Hari Kasusnya Tak Terungkap, Novel Baswedan Sebut Presiden Sengaja Membiarkan
Selasa, 12 Maret 2019 16:13 WIB
JAKARTA - Peristiwa penyiraman air keras terhadap penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan sudah memasuki 700 hari. Namun hingga kini, belum juga diketahui siapa dalang yang melakukan perbuatan tersebut.

Pihak Polri yang bertugas menangani untuk mengusut tuntas kasus penyerangan ini juga belum ada perkembangan apapun. Padahal, telah membentuk tim gabungan maupun merilis hasil sketsa wajah pelaku.

Menanggapi hal ini, Novel Baswedan mengatakan, 700 hari kejadian yang menimpanya itu memang telah berlalu. Namun memang sama sekali tidak ada kejelasan dari Polri untuk mengungkap siapa pelaku teror tersebut.

"700 hari penyerangan saya atau hampir dua tahun, tidak ada kejelasan pengungkapan pelaku penyerangan," ucap Novel saat dikonfirmasi, Selasa (12/3).

Menurutnya, ketidakjelasan itu ditunjukkan atas sikap pemerintah atau presiden yang tetap diam. Dia menyebut kejadian teror terhadap dirinya sama dengan kasus - kasus kekerasan terhadap pejuang anti-korupsi dan pejuang Hak Asasi Manusia (HAM) yang tak menemui titik terang.

"Pemerintah atau Presiden seolah membiarkan atau tidak peduli,"tegasnya.

Oleh karena itu, dia mendesak Presiden Joko Widodo untuk mau mengambil sikap untuk membentuk TGPF. Sebab, itu merupakan satu-satunya jalan keluar dalam mengusut kasus ini.

"Saya tetap mendesak Presiden Jokowi mau membuka jalan pengungkapan dengan membentuk TGPF yang independen dan tidak tersandera dengan kepentingan politik," jelasnya.

Ini karena menurutnya, pembentukan tim gabungan yang dibentuk Kapolri Tito Karnavian agar bisa mengusut tuntas kasus ini belum terlihat hasil kerjanya. "Tim itu tidak mau menunjukkan kesungguhannya mengungkap semua serangan terhadal insan KPK lainnya," tuturnya.

Untuk diketahui, kasus penyerangan Novel Baswedan terjadi pada 11 April 2017 silam. Novel disiram menggunakan air keras oleh dua orang yang tak dikenal saat hendak salat subuh di masjid dekat rumahnya, Kelapa Gading, Jakarta Utara. Akibat kejadian tersebut, Novel mengalami luka cukup parah di bagian mata kirinya.

Hari ke-700 setelah peristiwa tersebut, kasus penyerangan Novel memang masih belum menemui titik terang. Dalang di balik penyerangan masih juga belum terungkap.***

Editor:Muslikhin Effendy
Sumber:Jawapos.com
Kategori:GoNews Group, Peristiwa, Pemerintahan, Politik, DKI Jakarta
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/