Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Mandiri 3X3 Indonesia Tournament 2024 Disambut Antusias di Medan
Olahraga
19 jam yang lalu
Mandiri 3X3 Indonesia Tournament 2024 Disambut Antusias di Medan
2
Kejutan, Aditya Tahan Remis Unggulan Pertama di Pertamina Indonesia Grand Master Tournament 2024
Olahraga
22 jam yang lalu
Kejutan, Aditya Tahan Remis Unggulan Pertama di Pertamina Indonesia Grand Master Tournament 2024
3
UEA Dukung Indonesia Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20 FIFA 2027
Olahraga
14 jam yang lalu
UEA Dukung Indonesia Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20 FIFA 2027
4
Pelita Jaya Jadi Tim Pertama Lolos BCL Asia, Coach Ahang Blak-blakan Terkait Persaingan di Next Round
Olahraga
14 jam yang lalu
Pelita Jaya Jadi Tim Pertama Lolos BCL Asia, Coach Ahang Blak-blakan Terkait Persaingan di Next Round
5
Duel Fisik dan Membaca Permainan Itu Keunggulan Sergio Ramos
Olahraga
19 jam yang lalu
Duel Fisik dan Membaca Permainan Itu Keunggulan Sergio Ramos
6
Penuhi Target ke Semifinal Piala Asia U 23, Timnas Indonesia Selangkah Lagi Raih Tiket ke Paris
Olahraga
9 jam yang lalu
Penuhi Target ke Semifinal Piala Asia U 23, Timnas Indonesia Selangkah Lagi Raih Tiket ke Paris
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Bang Jalih Pitoeng: People Power tak Perlu Terjadi jika Pemilu Berlangsung Jujur dan Adil

Bang Jalih Pitoeng: People Power tak Perlu Terjadi jika Pemilu Berlangsung Jujur dan Adil
Senin, 13 Mei 2019 01:27 WIB
Penulis: Muslikhin Effendy
JAKARTA - Politisi partai Berkarya, Bang Jalih Pitoeng menilai, people power tidak perlu jadi momok politik jika helatan Pemilu 2019 berlangsung bersih tanpa kecurangan agar legitimasi Presiden dan Wakil Presiden RI terpilih tak disoal.

"Karena bagaimana mungkin kita bisa melahirkan pemimpin yang baik, amanah dan jujur serta pro rakyat, jika proses pemilu ini dilakukan dengan cara-cara yang curang dan tidak bermartabat" kata Bang Jalih Pitoeng kepada GoNews.co, Minggu (12/05/2019).

Jalih mengaku yakin, bahwa Prabowo-Sandi adalah pemenang Pilpres 2019, setidaknya berdasarkan 5 pendekatan.

Pertama, suara perolehan Prabowo-Hatta pada pilpres 2014 masih cenderung utuh. Kecuali suara Golkar yang saat ini pindah koalisi ke kubu 01. "Namun begitu tidak semua simpatisan Golkar memilih Jokowi. Terutama yang patuh terhada perintah ulama,".

Kedua, kegagalan Jokowi menyelesaikan berbagai persoalan bangsa di bawah kepemimpinannya dan melambatnya pertumbuhan ekonomi juga menjadi alasan rakyat memilih 02. "Belum lagi penegakan hukum yang terkesan hanya setengah hati. Ini terjadi di rezim Jokowi,".

Ketiga, peristiwa historis aksi super damai 212 di bawah komando Habib Rizieq Shihab (HRS) dan para ulama yang terbilang heroik dan fenomenal, hingga lahirnya Ijtima Ulama menjadi bukti bahwa, "dukungan masyarakat khususnya umat islam sebagian besar berada di 02,".

Keempat, peran emak-emak yang secara sporadis dengan genggap gempita menyambut pemilu 2019 dengan bergabung ke ratusan bahkan ribuan simpul relawan pendukung Prabowo Sandi merupakan fenomena demokrasi yang alpa sejak 1955.

"Hal ini membuktikan betapa besar responsibilitas terhadap terjadinya sebuah perubahan melalui pergantian presiden dengan cara yang konstitusional yaitu pilpres 2019 yang mereka tunggu-tunggu," kata Jalih.

Kelima, kemajuan teknologi informasi di tengah minimnya pemberitaan soal Prabowo-Sandi, menjadikan rakyat khususnya umat islam menjadi reader, writer sekaligus broadcaster untuk Paslon 02 dan mendistribusikan langsung hasil pencoblosan di tiap-tiap TPS.

"Artinya, jika kita cermati dari 5 dasar pendekatan tadi, maka secara rasional akal sehat kita mengatakan bahwa Prabowo-Sandi bukan hanya sekedar wajar, tapi wajib menang...!!!" tegas Jalih Pitung dengan penuh keyakinan.

Berdasar pada militansi damai dan cerdasnya para pemilih Prabowo-Sandi, Jalih menegaskan, People Power tak sepatutnya dikhawatirkan selama KPU jujur dan adil.***

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/