Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Boy Pohan Berebut Tiket Wasit/Juri Tinju Olimpiade 2024 Paris
Olahraga
14 jam yang lalu
Boy Pohan Berebut Tiket Wasit/Juri Tinju Olimpiade 2024 Paris
2
Kejutan, Aditya Tahan Remis Unggulan Pertama di Pertamina Indonesia Grand Master Tournament 2024
Olahraga
9 jam yang lalu
Kejutan, Aditya Tahan Remis Unggulan Pertama di Pertamina Indonesia Grand Master Tournament 2024
3
Mandiri 3X3 Indonesia Tournament 2024 Disambut Antusias di Medan
Olahraga
7 jam yang lalu
Mandiri 3X3 Indonesia Tournament 2024 Disambut Antusias di Medan
4
UEA Dukung Indonesia Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20 FIFA 2027
Olahraga
2 jam yang lalu
UEA Dukung Indonesia Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20 FIFA 2027
5
Duel Fisik dan Membaca Permainan Itu Keunggulan Sergio Ramos
Olahraga
7 jam yang lalu
Duel Fisik dan Membaca Permainan Itu Keunggulan Sergio Ramos
6
Pelita Jaya Jadi Tim Pertama Lolos BCL Asia, Coach Ahang Blak-blakan Terkait Persaingan di Next Round
Olahraga
2 jam yang lalu
Pelita Jaya Jadi Tim Pertama Lolos BCL Asia, Coach Ahang Blak-blakan Terkait Persaingan di Next Round
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Nasir Djamil Blak-blakan Soal Kinerja Anggota DPR Termasuk Sistem Demokrasi Keuangan

Nasir Djamil Blak-blakan Soal Kinerja Anggota DPR Termasuk Sistem Demokrasi Keuangan
Selasa, 25 Juni 2019 17:09 WIB
Penulis: Muhammad Dzulfiqar
JAKARTA - Anggota Fraksi PKS DPR RI, Nasir Djamil buka-bukaan soal kinerja legislasi di DPR RI, Nasir menyinggung kejelasan sistem hingga pragmatisme politis di parlemen.

"Jadi, kita di DPR itu kan tergantung kesepakatan. Kalau mau cepat, bisa. Kalau mau lambat, bisa. Mau dihilangkan juga bisa," kata Nasir dalam Diskusi Forum Legislasi 'MD3 Perlu Dipisah? Kurs' Pimpinan, Jalan Tengah atau Jalan Buntu?" di Media Center Parlemen, Jakarta, Selasa (25/06/2019).

Terkait revisi UU MD3 yang menjadi tema, Nasir mengaku pihaknya tak memaksakan agenda itu harus segera direalisasi. Katanya, "kalau memang belum saatnya ya nggak masalah,".

Tapi, politisi yang sudah hampir 15 tahun menjadi legislator itu menyatakan, para pihak mesti tetap memperhatikan substansi dari persoalan sistem hukum dan demokrasi yang sebenarnya.

"Jadi demokrasi kita, bukan demokrasi Ketuhanan yang Maha Esa. Demokrasi kita, Keuangan yang Maha Kuasa," ujar Nasir.

Kondisi demikian itu lah yang kemudian, kata Nasir, berbuntut keinginan untuk kembali mengaskan haluan negara agar negara bisa "mencapai cita-citanya seperti dicita-citakan pendiri Bangsa,".

Termasuk, lanjutnya, bagaimana menjadikan MPR itu bisa menjadi lembaga yang berwibawa dan bermartabat dengan diisi oleh orang-orang yang kompeten.

Kultur kinerja legislasi yang "tergantung kesepakatan" dan ketidak jelasan haluan negara, juga tergambar dari sistem hukum demokrasi yang diterapkan di Indonesia saat ini dimana Indonesia banyak menggunakan sistem eropa kontinental tapi juga tak sepenuhnya.

Ia lantas tegas mempertanyakan, "sampai kapan kita mau begini?"

Masyarakat politik di Indonesia, menurut Nasir, harus tiba pada satu titik kesepakatan untuk bersama-sama menyatakan "stop" pada cara-cara mix dan uji coba soal sistem hukum dan demokrasi agar Demokrasi di Indonesia tak melulu "Demokrasi Trial and Error".***

Editor:Muslikhin Effendy
Kategori:GoNews Group, Peristiwa, Pemerintahan, Politik, DKI Jakarta
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/