Jadi Narasumber Forum Creative Cities Conference ICCF 2019 di Ternate, Ini 5 Poin Riau Keren yang Dipaparkan Gubri Syamsuar

TERNATE - Gubernur Riau, Drs H Syamsuar MSi berkesempatan menjadi narasumber dalam Forum Creative Cities Conference pada Indonesia Creative Cities Festival (ICCF) 2019 di Ternate, Maluku Utara, Rabu (4/9/2019). Ada lima poin yang disampaikan Syamsuar terkait Riau Keren.

Riau Keren merupakan singkatan dari Rencana dan Implementasi Ampuh Untuk Kemajuan Ekonomi Kreatif dan Destinasi Nasional. Lima poin dari Riau Keren, yaitu keuntungan geografis, peningkatan infrastruktur dan akses wilayah, pengembangan ekonomi kreatif Riau, pengembangan potensi wisata Riau, dan yang terakhir strategi konektifitas melalui Badan Riau Creative Network (BCRN).

Keuntungan geografis yang dimiliki Provinsi Riau, dikatakan Syamsuar, Provinsi Riau berhadapan langsung dengan Selat Malaka dan negara Malayasi serta Singapura. Ditambah dukungan Pemerintah Republik Indonesia (RI), yang menetapkan Provinsi Riau mewujudkan kerjasama Indonesia-Malaysia-Thailand Growth Triangel (IMT-GT), dengan adanya pembangunan penyeberangan RoRo Dumai - Malaka.

"Pembangunan penyeberangan RoRo Dumai - Malaka, memiliki keuntungan bagi Provinsi Riau yang memiliki empat pulau terluar, yaitu Pulau Rangsang, Mandi, Rupat dan Bengkalis. Keempat pulau ini berhadapan langsung dengan Malaysia dan Singapura," kata Syamsuar usai menjadi narasumber di ICCF 2019 kepada GoRiau.com.

Dengan adanya peningkatan infrastruktur dan akses wilayah, dipaparkan Syamsuar, dukungan Pemerintah RI dengan dibangunnya Jalan Tol Pekanbaru - Dumai dan Pekanbaru Padang, serta Pekanbaru - Jambi. Juga dibangunnya rel kereta api dari Sumatera Utara ke Riau dan dari Riau ke Sumatera Barat.

"Kami bersama bupati dan walikota, bersama-sama mempersiapkan konektivitas infrastrukturnya. Riau juga ada infrastruktur laut di Kota Dumai, Kabupaten Kepulauan Meranti, dan Bengkalis, yang kapalnya setiap hari melayani penyeberangan ke Malaysia," ujar bupati dua periode ini.

Pengembangan ekonomi kreatif di Provinsi Riau, sambung Syamsuar, ada sebanyak 16 subsektor industri kreatif, yaitu aplikasi, game, arsitektur, disain interior, disain komunikasi visual, disain produk, fashion, film, animasi, video, fotografi, kriya, kuliner, musik, penerbitan, periklanan, seni pertunjukan, seni rupa, televisi, dan radio, yang semuanya ini sudah ada di Provinsi Riau.

"Untuk bahan baku dari 16 subsektor industri kreatif cukup banyak di Riau. Untuk itu sekarang ini, Provinsi Riau mengembangkan industri ekonomi kreatif, karena potensinya sangat besar. Juga didukungan destinasi wisata di 12 kabupaten dan kota di Riau," ucap Syamsuar.

Melalui pengembangan potensi wisata di Provinsi Riau, masih diungkapkan Syamsuar, dengan adanya empat event besar tingkat nasional dan international di Provinsi Riau, seperti balap sepeda Tour de Siak, Bakar Tongkang, Pacu Jalur, dan Dragon Boat Race, dapat mengembangkan potensi pariwisata di Riau.

"Tour de Siak sendiri sudah berlangsung selama lima tahun dan diakui tingkat international oleh UCI (Union Cycliste Internationale), yang diselenggarakan di Kabupaten Siak. Bakar Tongkang di Kabupaten Rokan Hilir merupakan event budaya masyarakat Tionghoa yang sudah lama ada di Provinsi Riau dan dapat mendatangkan puluhan ribu wisatawan mancanegara, termasuk event international," kata Syamsuar lagi.

Sambung Syamsuar, Pacu Jalur di Kabupaten Kuantan Singingi yang tidak sekedar lomba sampan, tapi juga ada pesan budaya didalamnya sudah ada ratusan tahun lalu. Dragon Boat Race di Danau Rusa, Kabupaten Kampar, yang baru ada tahun 2019 ini sudah menjadi event international dan mampu mendatangkan wisatawan mancanegara. Dimana, biasanya Dragon Boat Race ini dilaksanakan di laut, namun di Riau sangat istimewa karena dilaksanakan di danau.

"Juga ada destinasi wisata di Kabupaten Kampar, yaitu Candi Muara Takus, yang sedang dipersiapkan Pemerintah Provinsi Riau sebagai warisan dunia. Biasanya Upacara Peringatan Hari Waisak Nasional dilaksanakan di Candi Borobudur, namun pada tahun ini dilaksanakan di Candi Muara Takus. Juga adanya Kesultanan Siak Sri Indrapura yang sudah masuk cagar budaya nasional, dan dipersiapkan Pemerintah Provinsi Riau sebagai warisan dunia. Riau juga memiliki destinasi wisata Ombak Bono di Kabupaten Pelalawan, yang terkenal dengan nama Seven Ghost," jelas Syamsuar.

Strategi konektifitas yang dilakukan Syamsuar saat ini, dalam mewujudkan ekonomi kreatif di Provinsi Riau melalui komunitas. Salah satu badan komunitas yang sudah dibentuk Pemerintah Provinsi Riau bentuk, yaitu Badan Riau Creative Network (BCRN). Badan ini kedepannya bisa menjembatani antara komunitas dengan pemerintah daerah yang ada di Provinsi Riau.

"Dengan adanya ICCF ini, lahir dan tumbuh kota-kota kreatif di Provinsi Riau. Pemerintah RI juga sudah menetapkan Provinsi Riau sebagai Kawasan Strategis Pariwisata Nasional, seperti di Pulau Rupat yang berbatasan langsung dengan Malaysia," kata Syamsuar mengakhiri. ***