Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Boy Pohan Berebut Tiket Wasit/Juri Tinju Olimpiade 2024 Paris
Olahraga
21 jam yang lalu
Boy Pohan Berebut Tiket Wasit/Juri Tinju Olimpiade 2024 Paris
2
Mandiri 3X3 Indonesia Tournament 2024 Disambut Antusias di Medan
Olahraga
15 jam yang lalu
Mandiri 3X3 Indonesia Tournament 2024 Disambut Antusias di Medan
3
Kejutan, Aditya Tahan Remis Unggulan Pertama di Pertamina Indonesia Grand Master Tournament 2024
Olahraga
17 jam yang lalu
Kejutan, Aditya Tahan Remis Unggulan Pertama di Pertamina Indonesia Grand Master Tournament 2024
4
Pelita Jaya Jadi Tim Pertama Lolos BCL Asia, Coach Ahang Blak-blakan Terkait Persaingan di Next Round
Olahraga
9 jam yang lalu
Pelita Jaya Jadi Tim Pertama Lolos BCL Asia, Coach Ahang Blak-blakan Terkait Persaingan di Next Round
5
UEA Dukung Indonesia Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20 FIFA 2027
Olahraga
10 jam yang lalu
UEA Dukung Indonesia Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20 FIFA 2027
6
Duel Fisik dan Membaca Permainan Itu Keunggulan Sergio Ramos
Olahraga
14 jam yang lalu
Duel Fisik dan Membaca Permainan Itu Keunggulan Sergio Ramos
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Madu Kelulut Siap Jadi Alternatif Mata Pencaharian Warga Kuansing

Madu Kelulut Siap Jadi Alternatif Mata Pencaharian Warga Kuansing
Para peserta belajar bagaimana beternak hingga memanen madu kelulut di Kampung Lalang, Sungai Apit, Siak
Jum'at, 25 Oktober 2019 10:27 WIB
SIAK - Kampung Lalang, Kecamatan Sungai Apit, Siak telah terkenal dengan Madu Kelulut yang memiliki potensi meningkatkan ekonomi warga. Artinya, madu kelulut ini memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi dan sangat menjanjikan. Keberhasilan di Sungai Apit ini menjadi inspirasi desa-desa lain, bukan hanya di Siak tapi kabupaten lainnya di Riau, termasuk Kuantan Singingi.

Paling tidak, ada dua desa dari Kabupaten Kuantan Singingi yakni Desa Gunung Melintang, Kecamatan Kuantan Hilir dan Desa Rambahan, Kecamatan Logas Tanah Darat sudah belajar langsung kepada warga Desa Sungai Apit, Juanda dan Candra yang telah menjadi peternak lebah kelulut yang sukses.

Satu dari banyak faktor yang menjadi motivasi dua desa ini untuk belajar bagaimana beternak lebah kelulut adalah faktor ekonomi. Ali Nasri SPd, Kepala Desa Rambahan ingin warganya tidak hanya mengandalkan penghasilan dari karet dan sawit.

"Madu sudah kami konsumsi sejak nenek moyang, ada madu dari lebah Pohon Sialang dan lebah kelulut. Tapi, kami belum tahu bagaimana membudidayakan lebah kelulut ini. Orang dari TNTN (Taman Nasional Teso Nilo-red) mengarahkan kami ke ke mitra bina PT RAPP (Riau Andalan Pulp and Paper-red), pak Juanda dan Candra," tuturnya.

Senada dengan Ali, Hamza Harianto, Kepala Desa Gunung Melintang ingin beternak lebah kelulut agar madunya bisa dijual. Mendengar cerita sukses dari Juanda dan Candra, ia pun ingin ada warga desanya juga sukses seperti mereka.

"Supaya ada komoditi lain yang dikembangkan dan ada pilihan mata pencaharian baru warga kami," ujar kepala Desa yang memimpin 330 KK ini.

Camat Sungai Apit Wahyudi SSTP sangat bangga karena daerahnya menjadi tempat belajar warga dari kabupaten lain. Hal ini membuktikan bahwa lebah kelulut sudah menjadi komoditi unggul di desanya.

"Ini juga berkat peran dari pemerintah Kabupaten Siak dan RAPP yang memberikan dukungan kepada warga kami. Saat ini sudah banyak warga yang mulai beternak lebah kelulut. Semoga bisa menginspirasi pihak lain," tuturnya.

Studi banding ini merupakan inisiasi dari pihak Balai TNTN. Kepala Sesi TNTN Wilayah II Baserah, Ibram Eddy Chandra berkomitmen mengembangkan madu dari lebah kelulut pada dua desa ini. Lewat internet, ia mencari terkait informasi madu kelulut.

"Saya menemukan RAPP telah membina petani kelulut di Kampung Lalang, Siak. Kemudian saya berkomunikasi dengan pihak RAPP yang ada di estate Baserah untuk mengarahkan kami ke Pak Juanda dan Candra," tuturnya. (rls)

Editor:Hermanto Ansam
Kategori:Umum, Riau, GoNews Group
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/