Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Mandiri 3X3 Indonesia Tournament 2024 Disambut Antusias di Medan
Olahraga
19 jam yang lalu
Mandiri 3X3 Indonesia Tournament 2024 Disambut Antusias di Medan
2
Kejutan, Aditya Tahan Remis Unggulan Pertama di Pertamina Indonesia Grand Master Tournament 2024
Olahraga
22 jam yang lalu
Kejutan, Aditya Tahan Remis Unggulan Pertama di Pertamina Indonesia Grand Master Tournament 2024
3
UEA Dukung Indonesia Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20 FIFA 2027
Olahraga
14 jam yang lalu
UEA Dukung Indonesia Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20 FIFA 2027
4
Pelita Jaya Jadi Tim Pertama Lolos BCL Asia, Coach Ahang Blak-blakan Terkait Persaingan di Next Round
Olahraga
14 jam yang lalu
Pelita Jaya Jadi Tim Pertama Lolos BCL Asia, Coach Ahang Blak-blakan Terkait Persaingan di Next Round
5
Duel Fisik dan Membaca Permainan Itu Keunggulan Sergio Ramos
Olahraga
19 jam yang lalu
Duel Fisik dan Membaca Permainan Itu Keunggulan Sergio Ramos
6
Penuhi Target ke Semifinal Piala Asia U 23, Timnas Indonesia Selangkah Lagi Raih Tiket ke Paris
Olahraga
9 jam yang lalu
Penuhi Target ke Semifinal Piala Asia U 23, Timnas Indonesia Selangkah Lagi Raih Tiket ke Paris
Home  /  Berita  /  Riau

Menkeu Sri Mulyani Mengaku Sakit Perut Dengar Janji-janji Kampanye Jokowi

Menkeu Sri Mulyani Mengaku Sakit Perut Dengar Janji-janji Kampanye Jokowi
Menkeu Sri Mulyani. (bisnis.com)
Kamis, 30 Januari 2020 17:42 WIB
JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengaku saat Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan janji-janji dalam kampanye pemilihan presiden pada 2019 lalu, dirinya sempat sakit perut mendengarnya.

Dikutip dari vivanews.com, diantara janji-janji kampanye Jokowi yang membuatnya sakit perut adalah kartu-kartu sakti.

''The beauty of election, tapi hanya menjanjikan apa yang gratis, apa yang gratis, saya banyakan sakit perut. Ya curcol itu waktu selesai election, bill-nya datanglah itu,'' kata Sri Mulyani saat menjadi pembicara di acara Bank Dunia, Aspiring Indonesia- Expanding Middle Class di Soehanna Hall, The Energy Building, Jakarta, Kamis (30/1/2020).

Dikatakannya, dia sakit perut, karena harus menyesuaikan kembali Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dengan kebutuhan untuk merealisasikan janji-janji itu. Apalagi, janji kampanye saat itu yang paling jadi andalan adalah kartu prakerja.

''Salah satu yang dipromise presiden kartu prakerja Rp10 triliun, saya tanya ini gimana caranya. Pak Presiden bilang pokoknya campaign dulu. Kartu prakerja Rp10 triliun untuk dua juta orang, cari ini supply demand-nya gimana,'' tuturnya.

Namun, lanjut dia, janji kampanye tersebut ternyata sejalan dengan tujuan utama pemerintah untuk memperbaiki kualitas sosial masyarakat Indonesia. Hal itu menjadi salah satu cara untuk menjaga ketahanan masyarakat berpendapatan menengah ke bawah dan memacunya untuk naik kelas.

''Memperkuat middle class akan dilakukan banyak policy choices melalui direct transfer memberikan akses education, training dan lain-lain, policy instrument menjadi beragam, bahkan dengan fiscal instrument policy,'' papar dia.***

Editor:hasan b
Sumber:vivanews.com
Kategori:Ekonomi, Riau, Pemerintahan
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/