Papua Tuan Rumah PON 2020, MPR: Implementasi Sila 3 dan 5 Pancasila
Hal itu dinyatakan Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) saat meninjau pembangunan Stadion Utama Papua Bangkit, di Jayapura, Papua, Selasa (3/3/2020). Kata Bamsoet, dijadikannya Papua sebagai tuan rumah PON 2020, merupakan tonggak baru sejarah pembangunan Papua dengan mengedepankan nilai-nilai Pancasila.
"Sebagai tuan rumah, akan banyak pembangunan yang dikonsentrasikan di Papua. Penyelenggaraannya juga memberikan multiplier effect terhadap peningkatan ekonomi dan sosial masyarakat Papua. Karena pada prinsipnya, olahraga, budaya, dan pariwisata adalah tiga hal yang tak bisa dipisahkan. Ketiganya akan bermuara kepada peningkatan pendapatan daerah dan kesejahteraan masyarakat. Masyarakat Papua pasti bisa memanfaatkan momentum PON ini dengan menjadi tuan rumah yang baik, dengan didukung seluruh elemen bangsa," ujar Bamsoet.
Mantan Ketua DPR RI 2014-2019 ini menjelaskan, Jayapura merupakan daerah kedua yang didatangi dalam rangkaian kunjungan kerja pimpinan MPR RI, DPR RI, dan DPD RI ke Papua. Setelah sebelumnya rombongan mengunjungi Wamena untuk berdialog dengan Forkopimda Jayawijaya, sekaligus meninjau pembangunan rumah khusus korban kerusuhan Wamena.
Turut hadir Wakil Ketua DPR RI Rachmat Gobel, Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat, Wakil Ketua MPR RI Arsul Sani, Wakil Ketua MPR RI Fadel Muhammad, Wakil Ketua DPD RI Sultan Najamudin, Ketua Forum Komunikasi dan Aspirasi MPR RI untuk Papua/MPR FOR PAPUA Yorrys Raweyai, serta para anggota DPR RI dan DPD RI Dapil Papua dan Papua Barat. Hadir pula Wakil Gubernur Papua Klemen Tinal dan Kapolda Papua Irjen Pol Paulus Waterpauw.
Wakil Ketua Umum KADIN Indonesia ini meyakini siapapun akan takjub tatkala melihat kemegahan Stadion Utama Papua Bangkit. Terasa sekali aura kebesaran masyarakat Papua yang kaya dengan keindahan alam dan budaya. Stadion ini menjadi landmark terbaru kebangkitan Papua untuk menjadi daerah yang semakin maju, sejahtera, adil, dan makmur.
"Pembangunan stadion maupun venue olahraga lainnya di Papua bukanlah sekadar membangun benda mati. Dari pembangunan fasilitas olahraga inilah diharapkan dapat melahirkan lebih banyak lagi anak-anak Papua yang mampu menjadi atlet nasional. Berbagai fasilitas olahraga yang sudah dibangun ini harus dirawat dengan bijak oleh masyarakat. Karena pembangunannya juga menggunakan uang rakyat yang bersumber dari APBN maupun APBD," tutur Bamsoet.
Bambang Soesatyo menambahkan, tak seperti dahulu dimana kesejahteraan atlet sangat memprihatinkan, di masa kini atlet bisa punya pendapatan yang menjanjikan. Selain mensejahterakan, menjadi atlet juga bisa membuat harum bangsa.
"Hanya dua hal yang bisa membuat bendera merah putih dikibarkan sambil lagu Indonesia Raya di kumandangkan di negara lain, yakni kunjungan resmi kepala negara serta atlet yang memenangkan kejuaraan. Dari Papua kita menaruh harapan lahirnya para atlet membanggakan," tandas Bamsoet.
Wakil Ketua Umum SOKSI ini mengingatkan agar perhelatan PON 2020 bisa sukses, dibutuhkan partisipasi pemerintah daerah untuk mengajak masyarakat aktif terlibat menyiapkan wilayahnya dalam menyambut kedatangan para atlet, official, serta masyarakat dari berbagai daerah yang datang ke Papua untuk menyaksikan pertandingan PON. Tanpa pembangunan partisipatif, tak mungkin menghasilkan kemajuan.
"Empat daerah akan menjadi lokasi perhelatan 37 cabag olahraga yang dipertandingkan pada PON 2020, yakni Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura, Kabupaten Mimika, dan Kabupaten Merauke. Tak kurang 6.442 atlet dari berbagai penjuru Tanah Air akan datang ke Papua. Belum lagi ditambah official dan supporter. Menjadikan Papua semarak dengan semangat persatuan," pungkas Bamsoet.***
Editor | : | Muhammad Dzulfiqar |
Kategori | : | Papua, DKI Jakarta, Politik, Pemerintahan, GoNews Group |