Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Boy Pohan Berebut Tiket Wasit/Juri Tinju Olimpiade 2024 Paris
Olahraga
19 jam yang lalu
Boy Pohan Berebut Tiket Wasit/Juri Tinju Olimpiade 2024 Paris
2
Mandiri 3X3 Indonesia Tournament 2024 Disambut Antusias di Medan
Olahraga
13 jam yang lalu
Mandiri 3X3 Indonesia Tournament 2024 Disambut Antusias di Medan
3
Kejutan, Aditya Tahan Remis Unggulan Pertama di Pertamina Indonesia Grand Master Tournament 2024
Olahraga
15 jam yang lalu
Kejutan, Aditya Tahan Remis Unggulan Pertama di Pertamina Indonesia Grand Master Tournament 2024
4
Pelita Jaya Jadi Tim Pertama Lolos BCL Asia, Coach Ahang Blak-blakan Terkait Persaingan di Next Round
Olahraga
7 jam yang lalu
Pelita Jaya Jadi Tim Pertama Lolos BCL Asia, Coach Ahang Blak-blakan Terkait Persaingan di Next Round
5
UEA Dukung Indonesia Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20 FIFA 2027
Olahraga
8 jam yang lalu
UEA Dukung Indonesia Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20 FIFA 2027
6
Duel Fisik dan Membaca Permainan Itu Keunggulan Sergio Ramos
Olahraga
12 jam yang lalu
Duel Fisik dan Membaca Permainan Itu Keunggulan Sergio Ramos
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Pemekaran Papua Butuh 'Tools' Khusus, Tapi Mesti Cermat agar Tak Jadi Preseden

Pemekaran Papua Butuh Tools Khusus, Tapi Mesti Cermat agar Tak Jadi Preseden
Anggota Fraksi Demokrat DPR RI, Herman Khaeron. (Foto: Zul/GoNews.co)
Kamis, 05 Maret 2020 17:45 WIB
Penulis: Muhammad Dzulfiqar
JAKARTA - Anggota Fraksi Demokrat DPR RI, Herman Khaeron mengungkapkan, adalah fakta bahwa usulan pembentukan daerah otonomi baru (DOB)/pemekaran wilayah merupakan usulan terbesar yang masuk ke DPR.

Demikian diungkap mantan pimpinan Komisi II itu dalam diskusi terkait pemekaran Papua yang berlangsung di Media Center DPR RI, Kamis (5/3/2020).

Dalam diskusi, mengemuka bahwa rencana pemekaran Papua agar tak keluar dari konteks otonomi khusus. Terkait hal ini, Herman mengaku sependapat bahwa memang diperlukan tools tersendiri untuk membahas kekhususan suatu daerah.

Tapi, kata Herman, perlu juga cermat agar kekhususan itu tak menjadi preseden di tengah fakta besarnya permintaan pemekaran wilayah/DOB.

"Khusus untuk Papua, harus diberi perhatian khusus. Melibatkan rakyat Papua. Bahwasanya otonomi daerah bukan hanya berdasar aturan-aturan baku tapi juga berdasarkan aturan khusus," kata Herman, sembari menyinggung bahwa sikap ini adalah sikap Partai Demokrat.

Sebelumnya, dalam forum yang sama, Direktur Papua Circle Institute, Hironimus Hilapok menyatakan pihaknya setuju dengan pemekaran Papua selama dilakukan dengan cara yang benar dan dalam konteks otonomi khusus. Orang asli Papua juga harus menjadi tuan di bumi Papua.

"Pemekaran Papua itu harus kita lihat dari konteks Otonomi Khusus. Jangan kita melihat pemekaran di Papua sama dengan yang terjadi di daerah lain," kata Hironimus.

Sehingga, lanjut Hironimus, "boleh Papua dimekarkan tapi harus ada atau ditunjuklah seorang seperti Gubernur Jenderal, misal pemerintah membentuk sebuah badan yang mengkoordinir semua provinsi yang ada,".***

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/