Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Kalahkan Australia di Piala Asia U 23, Erick Thohir: Luar Biasa Penampilan Indonesia
Olahraga
11 jam yang lalu
Kalahkan Australia di Piala Asia U 23, Erick Thohir: Luar Biasa Penampilan Indonesia
2
Okto Jadi Saksi Sejarah Indonesia Kalahkan Australia di Piala AFC U-23
Olahraga
10 jam yang lalu
Okto Jadi Saksi Sejarah Indonesia Kalahkan Australia di Piala AFC U-23
3
Uruguay Jajaki Kerja Sama Jaminan Produk Halal dengan Indonesia
Pemerintahan
7 jam yang lalu
Uruguay Jajaki Kerja Sama Jaminan Produk Halal dengan Indonesia
4
Hadapi Red Sparks, Agustin Wulandari: Kami Akan Berikan Penampilan Terbaik
Olahraga
5 jam yang lalu
Hadapi Red Sparks, Agustin Wulandari: Kami Akan Berikan Penampilan Terbaik
5
HUT ke-94, PSSI Berbagi Kebahagian dengan Legenda Timnas Indonesia
Olahraga
7 jam yang lalu
HUT ke-94, PSSI Berbagi Kebahagian dengan Legenda Timnas Indonesia
6
Megawati Ungkap Rahasia Kuat Bertahan dan Meraih Sukses di Red Sparks
Olahraga
5 jam yang lalu
Megawati Ungkap Rahasia Kuat Bertahan dan Meraih Sukses di Red Sparks
Home  /  Berita  /  MPR RI

Ketahanan Pangan di Tengah Pandemi Covid-19 penting Tuk Cegah Krisis Politik

Ketahanan Pangan di Tengah Pandemi Covid-19 penting Tuk Cegah Krisis Politik
Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI, Fadel Muhammaf. (Foto: Ist.)
Rabu, 22 April 2020 17:24 WIB
JAKARTA - Wakil Ketua MPR Fadel Muhammad mengingatkan pemerintah untuk memperkuat ketahanan pangan rumah tangga di tengah pandemi Corona/Covid-19, guna mencegah terjadinya krisis ekonomi dan politik.

"Untuk itu bagaimana kebijakan realokasi APBN secara prioritas dapat memperkuat ketahanan pangan rumah tangga miskin ini, dan menyelamatkan yang berada di atas garis kemiskinan," katanya dalam pernyataan tertulis yang dikutip GoNews.co, Rabu (22/04/2020).

Krisis ekonomi, dijelaskan Fadel, didahului krisis pangan. Pengalaman pahit masa lalu itu, "jangan sampai terulang di era reformasi karena cost politiknya sangat mahal,".

Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan itu juga mengingatkan tentang pengalaman Uni Soviet yang bubar tahun 1992. Menurutnya, mereka bubar bukan karena rudal, tapi karena glasnost dan perestroika.

Galsanost dan Prestroika ini merupakan kebijakan yg dilakukan oleh pemerintahan Mikail Gorbachev pada pertengahan 1980-1981. Kebijakan ini meliputi keterbukaan dalam semua bidang di Instusi pemerinahan Uni Soviet termasuk kebebasan informasi. Dan dikuti dengan kebijakan perestroika yaitu reformasi bidang politik dan ekonomi yang dimulai Juni 1987.

"Kebijakan ini gagal, karena di Soviet terjadi krisis Pangan, sebagian besar ladang gandumnya terserang penyakit bakteri blast dan gagal panen, sehingga rakyat kesulitan pangan dan terjadi antrean untuk medapatkannya. Akibatnya terjadi krisis ekonomi yang diikuti dengan krisis politik yang berakhir bubarnya Uni Soviet," katanya.

Menurutnya, ketahanan pangan suatu negara sangat penting, karena terkait dengan dimensi Ideologi, Politik, Ekonomi, Sosial-Budaya dan Pertahanan Keamanan. Sesuai dengan Undang-undang nomor 12 tahun 2012 tentang Pangan, kata Fadel, "produksi dalam negeri harus diutamakan,".

"Itu artinya bagaimana dari sisi penyediaan atau produksi dalam negeri kita meneyelamatkan rumah tangga petani sebagai produsen pangan, aspek distribusi (transportasi) tidak terlalu jauh, dan konsmusi terjangkau atau dengan harga yang layak," katanya.***

Editor:Muhammad Dzulfiqar
Kategori:Ekonomi, Politik, MPR RI, GoDrone, DKI Jakarta
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/