Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Pejabat DKI Ini Bakal Mundur Sebagai ASN untuk Jadi Bupati Purwakarta
Pemerintahan
12 jam yang lalu
Pejabat DKI Ini Bakal Mundur Sebagai ASN untuk Jadi Bupati Purwakarta
2
Ramai-ramai Kecam Wasit, Baim Wong hingga Raffi Ahmad Suarakan #AFCCurangLagi
Olahraga
12 jam yang lalu
Ramai-ramai Kecam Wasit, Baim Wong hingga Raffi Ahmad Suarakan #AFCCurangLagi
3
Progres Pembangunan LRT Jakarta Fase 1B di Pekan ke-31 Capai 10,43 Persen
Pemerintahan
10 jam yang lalu
Progres Pembangunan LRT Jakarta Fase 1B di Pekan ke-31 Capai 10,43 Persen
4
Persiapkan Indonesia Hadapi Irak, Shin Tae-yong Optimistis Lolos ke Olimpiade 2024 Paris
Olahraga
11 jam yang lalu
Persiapkan Indonesia Hadapi Irak, Shin Tae-yong Optimistis Lolos ke Olimpiade 2024 Paris
5
Momen 26 Tahun BUMN, PLN Terus Kembangkan Ekosistem Kendaraan Listrik di Jakarta
Pemerintahan
14 jam yang lalu
Momen 26 Tahun BUMN, PLN Terus Kembangkan Ekosistem Kendaraan Listrik di Jakarta
6
Aditya Raih Norma GM, Eka Putra Wirya: PB Percasi dan Sponsor Bangga
Olahraga
8 jam yang lalu
Aditya Raih Norma GM, Eka Putra Wirya: PB Percasi dan Sponsor Bangga
Home  /  Berita  /  MPR RI

Bamsoet: Zero Covid-19 Harus Tercipta, Jika Tidak, Kebuntuan Ekonomi Bakal Jadi Ancaman Serius

Bamsoet: Zero Covid-19 Harus Tercipta, Jika Tidak, Kebuntuan Ekonomi Bakal Jadi Ancaman Serius
Ketua MPR, Bambang Soesatyo saat memberikan bantuan sembako ke masyarakat. (dok. MPR)
Minggu, 26 April 2020 18:30 WIB
Penulis: Muslikhin Effendy
JAKARTA - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo mengajak seluruh elemen masyarakat untuk menjadikan target Zero pasien Covid-19 sebagai tekad bersama dan sebisa mungkin diwujudkan dengan cepat.

Tekad ini penting diwujudkan untuk mencegah terjadinya kebuntuan akibat penghentian aktivitas perekonomian yang berlarut-larut.  

"Sangat berbahaya jika penerapan pembatasan sosial berlarut-larut. Durasi pembatasan sosial yang berkepanjangan tidak hanya memenjarakan masyarakat di rumah masing-masing, tetapi juga akan menuntun semua orang ke dalam perangkap kebuntuan yang bisa menyebabkan penderitaan berkepanjangan," ujar Bamsoet di Jakarta, Minggu (26/4/20).

Mantan Ketua DPR RI ini menegaskan, pembatasan yang berlarut-larut akan memerangkap semua orang pada kebuntuan. Sebab, tidak ada lapangan kerja yang tersedia, walaupun semua orang ingin bekerja untuk mendapatkan penghasilan atau upah. Pada gilirannya yang terjadi kemudian adalah menggelembungnya jumlah warga miskin. 

"Situasi saat ini memang masih belum terjadi kebuntuan. Karena, semua orang masih berharap pandemi Covid-19 segera berakhir. Sehingga, dinamika kehidupan bisa segera pulih. Penderitaan akibat menurun atau hilangnya nilai penghasilan komunitas pekerja juga masih bisa diatasi dengan jaringan pengaman sosial yang disediakan pemerintah," tutur Bamsoet.

Namun, Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila ini mengingatkan, jika pandemi Covid-19 tidak segera bisa diakhiri, pembatasan sosial dengan ragam ketentuan pengetatan tentunya harus berlanjut. Akibatnya, pabrik berhenti produksi. Kegiatan distribusi dibatasi dan diperketat. 

"Tak hanya itu, layanan transportasi masal dikurangi dalam skala ekstrim. Pusat belanja (mal) dan restoran harus tutup. Sehingga, konsekuensinya pemutusan hubungan kerja (PHK) pun tak terhindarkan," tandas Bamsoet.

Kepala Badan Bela Negara FKPPI ini menuturkan saat ini di Jawa Tengah dan Yogyakarta, tidak kurang dari 30 ribu pekerja sektor pariwisata terancam kehilangan pekerjaan.

Bali juga berpotensi rugi hingga Rp 135 triliun akibat sepinya wisatawan. Maskapai penerbangan lokal mencatat rugi lebih dari Rp 2 triliun. Para petani dan buruh sawit terancam kelaparan akibat ekspor sawit melambat.

"Itulah penggalan dari keseluruhan penderitaan masyarakat akibat Pandemi Covid-19 yang mengharuskan diterapkannya pembatasan sosial dengan ketat. Tentu sangat banyak karyawan yang dirumahkan atau berkurang pendapatannya," kata Bamsoet.

Wakil Ketua Umum KADIN Indonesia ini menambahkan, untuk menghindari kebuntuan, sejumlah negara mulai melonggarkan ketentuan penguncian atau lockdown. Pemerintah Tiongkok telah mencabut status isolasi provinsi Hubei dan Wuhan.

Begitu juga dengan Korea Selatan. Di Eropa, mulai dari Itali, Spanyol, Jerman, Prancis, Denmark hingga Austria dan Ceko juga melakukan hal yang sama. Sejumlah kegiatan produktif masyarakat pun mulai bergeliat lagi. 

"Jika ingin tidak terjadi kebuntuan akibat terhentinya aktivitas perekonomian, masyarakat Indonesia harus berambisi segera memulihkan semua sendi dinamika kehidupan. Syaratnya, harus ditumbuhkan kesadaran dan keinginan memutus rantai penularan Covid-19 secara bersama," pungkas Bamsoet.***

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/