Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Aditya Bagus Arfan Tuntaskan Misi di Pertamina Indonesian Grand Master Tournament 2024
Olahraga
19 jam yang lalu
Aditya Bagus Arfan Tuntaskan Misi di Pertamina Indonesian Grand Master Tournament 2024
2
Digosipkan Pacari Putri Zulkifli Hasan, Venna Melinda Dukung Verrel Bramasta
Umum
16 jam yang lalu
Digosipkan Pacari Putri Zulkifli Hasan, Venna Melinda Dukung Verrel Bramasta
3
Tom Holland dan Zendaya Rahasiakan Persiapkan Pernikahan
Umum
16 jam yang lalu
Tom Holland dan Zendaya Rahasiakan Persiapkan Pernikahan
4
Kadis Nakertransgi: Pemprov DKI Berkomitmen Tingkatkan Kesejahteraan Pekerja
Pemerintahan
19 jam yang lalu
Kadis Nakertransgi: Pemprov DKI Berkomitmen Tingkatkan Kesejahteraan Pekerja
5
Prilly Latuconsina Bikin Film Horor 'Temurun' Jadi Ajang Fun Run
Umum
16 jam yang lalu
Prilly Latuconsina Bikin Film Horor Temurun Jadi Ajang Fun Run
Home  /  Berita  /  Pemerintahan

Mantan Kepala BNP2TKI Sebut Ada 'Perampokan' Uang Negara di Program Kartu Pra Kerja

Mantan Kepala BNP2TKI Sebut Ada Perampokan Uang Negara di Program Kartu Pra Kerja
Mantan Kepala BNP2TKI, M. Jumhur Hidayat. (Istimewa)
Rabu, 29 April 2020 19:25 WIB
Penulis: Muahmmad Dzulfiqar
JAKARTA - Tokoh Buruh yang juga Mantan Kepala BNP2TKI, M. Jumhur Hidayat meminta Presiden untuk ambil tindakan atas indikasi adanya 'perampokan' uang negara melalui program Kartu Prakerja di tengah pandemi.

Dalam rekaman suara yang diterima wartawan, Rabu (29/4/2020), Jumhur menyebut, dari total anggaran Rp 20 triliun terkait Prakerja, disisihkan lebih dari Rp 5 triliun untuk 8 provider digital platform pelaksana pelatihan.

"(Ini, Red) membajak tugas pokok Kementerian Ketenagakerjaan cq Dirjen Binalatas," kata Jumhur.

Hitungan Jumhur, bila dibuat konten pelatihan di video per pelatihan Rp 70 juta rupiah, "maka hanya perlu Rp 140 miliar saja untuk membuat 2000 konten pelatihan seperti yang ada sekarang ini,".

Dalam rekaman suara tertanggal Selasa (28/4/2020) itu, Ia juga menekankan bahwa Kementerian Tenaga Kerja, adalah satu-satunya lembaga yang berpengalaman, punya kapasitas dan paling kredibel terkait data Pekerja dan juga ter-PHK, secara nasional.

Menurut Jumhur, sangat tidak masuk di akal jika lembaga yang sudah demikian terstruktur, "tiba-tiba tugasnya diganti oleh majamen pelaksana kartu Prakerja yang bersifat Ad Hoc yang dibentuk oleh Komite di bawah Kementerian Koordinator perekonomian,".

"Pastilah kelembagaan itu adalah kaleng-kaleng atau abal-abal yang fungsinya untuk menyembunyikan rencana jahat menggarong atau merampok uang negara atau uang rakyat," kata Jumhur.

Presiden, kata Jumhur, "harus segera menghentikan perbuatan tercela yang dilakukan jajaran di bawahnya ini. Mumpung baru sekitar Rp 156 miliar dari Rp 5,6 triliun yang dalam proses perampokan,".

"Ini benar-benar tercela, dan terjadi sementara jutaan rakyat tengah terdampak Pandemi Corona/Covid-19," tandas Jumhur saat dikonfirmasi.***

Editor:Muslikhin Effendy
Kategori:DKI Jakarta, GoNews Group, Politik, Pemerintahan, Peristiwa
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/