Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Okto Jadi Saksi Sejarah Indonesia Kalahkan Australia di Piala AFC U-23
Olahraga
16 jam yang lalu
Okto Jadi Saksi Sejarah Indonesia Kalahkan Australia di Piala AFC U-23
2
Kalahkan Australia di Piala Asia U 23, Erick Thohir: Luar Biasa Penampilan Indonesia
Olahraga
17 jam yang lalu
Kalahkan Australia di Piala Asia U 23, Erick Thohir: Luar Biasa Penampilan Indonesia
3
Uruguay Jajaki Kerja Sama Jaminan Produk Halal dengan Indonesia
Pemerintahan
13 jam yang lalu
Uruguay Jajaki Kerja Sama Jaminan Produk Halal dengan Indonesia
4
Hadapi Red Sparks, Agustin Wulandari: Kami Akan Berikan Penampilan Terbaik
Olahraga
11 jam yang lalu
Hadapi Red Sparks, Agustin Wulandari: Kami Akan Berikan Penampilan Terbaik
5
HUT ke-94, PSSI Berbagi Kebahagian dengan Legenda Timnas Indonesia
Olahraga
13 jam yang lalu
HUT ke-94, PSSI Berbagi Kebahagian dengan Legenda Timnas Indonesia
6
Billie Eilish Unjuk Kedalaman Emosional di Album Terbaru 'Hit Me Hard and Soft'
Umum
11 jam yang lalu
Billie Eilish Unjuk Kedalaman Emosional di Album Terbaru Hit Me Hard and Soft
Home  /  Berita  /  Ekonomi

Pandemi Covid-19, Satu Keluarga di Medan Ini Tetap Bersyukur Meski Makan Lauk Royco

Pandemi Covid-19, Satu Keluarga di Medan Ini Tetap Bersyukur Meski Makan Lauk Royco
Sabtu, 02 Mei 2020 03:33 WIB
MEDAN - Akibat pandemi Covid-19, tidak sedikit masyarakat Kota Medan yang kesulitan mendapat penghasilan, khususnya masyarakat bawah yang saat ini berjuang mencari nafkah bagi keluarganya hanya sekedar untuk makan.

Seperti yang dialami satu keluarga di kawasan Medan Selayang. Sehari-hari harus makan nasi berlaukkan penyedap rasa (royco). Kejadian ini sudah berlangsung sejak virus covid-19 menyerang.

Keluarga ini terpaksa makan lauk Royco, karena penghasilan sehari hari yang didapat tak mencukupi.

"Kami sekeluarga makan menggunakan penyedap Royco, tapi bukan langsung makan dengan itu saja. Artinya, setiap akan makan dengan lauk seadanya, kami menambahkan Royco (penyedap) sebagai penambah rasa. Terkadang kami mencari daun ubi untuk mengganti lauk,'' ungkap A br Ginting saat ditemui di kediamannya.

Ia menambahkan, hal itu terpaksa dilakukannya karena pendapatan harian dirinya dan suaminya tidak tentu. Hasil dari jualan BBM eceran yang dilakukannya dan suaminya yang menarik becak tidak dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari.

"Jualan minyak (BBM eceran) ini pun kadang sehari enggak ada yang beli. Kalau pun ada yang beli dapetnya dua puluh ribu. Itulah yang dipakai untuk makan. Suami ku pun narik becak enggak ada sewanya," jelasnya.

Tetangga yang mendegar kisah mereka pun tidak tega. Mereka pun kerap mendapatkan pemberian dari tetangga dan warga sekitar berupa mie instan, telur. Selain itu, ia juga memetik daun ubi yang ada di sekitar rumahnya untuk dimasak dan dijadikan lauk menemani nasi yang ditambahkan penyedap.

Meski dalam keadaan yang memprihatinkan, pasutri beranak dua itu tetap bersemangat untuk mencari nafkah menghidupi buah hatinya.***

Editor:Muslikhin Effendy
Sumber:CekTKP.id
Kategori:Sumatera Utara, Pemerintahan, Ekonomi, Peristiwa
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/