Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Boy Pohan Berebut Tiket Wasit/Juri Tinju Olimpiade 2024 Paris
Olahraga
19 jam yang lalu
Boy Pohan Berebut Tiket Wasit/Juri Tinju Olimpiade 2024 Paris
2
Mandiri 3X3 Indonesia Tournament 2024 Disambut Antusias di Medan
Olahraga
12 jam yang lalu
Mandiri 3X3 Indonesia Tournament 2024 Disambut Antusias di Medan
3
Kejutan, Aditya Tahan Remis Unggulan Pertama di Pertamina Indonesia Grand Master Tournament 2024
Olahraga
15 jam yang lalu
Kejutan, Aditya Tahan Remis Unggulan Pertama di Pertamina Indonesia Grand Master Tournament 2024
4
Pelita Jaya Jadi Tim Pertama Lolos BCL Asia, Coach Ahang Blak-blakan Terkait Persaingan di Next Round
Olahraga
7 jam yang lalu
Pelita Jaya Jadi Tim Pertama Lolos BCL Asia, Coach Ahang Blak-blakan Terkait Persaingan di Next Round
5
UEA Dukung Indonesia Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20 FIFA 2027
Olahraga
7 jam yang lalu
UEA Dukung Indonesia Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20 FIFA 2027
6
Duel Fisik dan Membaca Permainan Itu Keunggulan Sergio Ramos
Olahraga
12 jam yang lalu
Duel Fisik dan Membaca Permainan Itu Keunggulan Sergio Ramos
Home  /  Berita  /  Politik

Usulan Salat Jumat Diatur Berdasarkan Nomor Ponsel, Jazilul Fawaid: Jangan Persulit Umat Beribadah

Usulan Salat Jumat Diatur Berdasarkan Nomor Ponsel, Jazilul Fawaid: Jangan Persulit Umat Beribadah
Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid. (dok. Humas MPR)
Kamis, 18 Juni 2020 20:10 WIB
Penulis: Muslikhin Effendy
JAKARTA - Usulan menerapkan Salat Jumat dengan sistem bergilir, dua gelombang, atau dengan sistem ganjil genap dari nomer ponsel jamaah, ditolak oleh Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid.

"Saya tidak setuju usulan itu," ujarnya, Kamis (18/06/2020) di Jakarta.

Menurut politisi PKB itu, ibadah Salat Jumat harus dalam keadaan khusyu' dan menyenangkan, sehingga ibadah wajib bagi umat Islam itu tidak dipersulit. Istilah salat Jumat bergilir, ganjil genap, dua gelombang, atau Jum'atan New Normal menurutnya tidak ada.

Menurut pria yang menjadi Koordinator Nasional Nusantara Mengaji itu, menjalankan Salat Jumat, harus yakin dan mantap. "Kalau sudah merasa yakin aman, ya sudah dibuka saja. Jangan setengah-tengah," tambahnya.

Usulan salat jumat dengan sistem ganjil genap, menurut pria asal Pulau Bawean, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, justeru akan mempersulit umat Islam yang hendak melaksanakan ibadah. "Setahu saya agama itu mudah, 'addinu yusrun'," paparnya.

Dirinya setuju dengan protokol kesehatan dalam pelaksanaan Salat Jumat, namun mengacu pada protokol kesehatan yang ditetapkan oleh pemerintah. Ia tidak sepakat dengan protokol kesehatan yang diusulkan oleh Dewan Masjid Indonesia (DMI).

Sebelumnya, DMI mengeluarkan SE Nomor 105-Khusus/PP-DMI/A/VI/2020 tertanggal Selasa 16 Juni 2020. Dalam surat edaran itu berisi tata cara salat Jumat yang dibuat dua gelombang dengan aturan ganjil-genap yang didasarkan pada nomor handphone jamaah.

Dalam surat edaran yang ditandatangani oleh Ketua Umum DMI Jusuf Kalla dan Sekjen DMI Imam Addaraqutni itu merincikan, apabila hari Jumat bertepatan dengan tanggal ganjil maka jamaah yang memiliki nomor handphone berakhiran ganjil melaksanakan Sholat Jumat gelombang pertama.

Sedangkan jamaah yang memiliki nomer handphone genap, mendapat kesempatan Salat Jumat gelombang kedua. Begitu sebaliknya.***

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/