Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Adelia Pasha Kemalingan di Paris, Tas Istri Pasha Ungu itu Raib
Umum
22 jam yang lalu
Adelia Pasha Kemalingan di Paris, Tas Istri Pasha Ungu itu Raib
2
Taylor Swift dan Travis Kelce Kepergok Bersantai Mesra di Pantai Bahamas
Umum
22 jam yang lalu
Taylor Swift dan Travis Kelce Kepergok Bersantai Mesra di Pantai Bahamas
3
Eva Mendes Mundur dari Dunia Akting Demi Anak
Umum
22 jam yang lalu
Eva Mendes Mundur dari Dunia Akting Demi Anak
4
Kalah Lawan Sri Lanka, Timnas Putra Bersiap Hadapi Korsel di Kualifikasi Grup B FIBA 3X3 Asia Cup 2024
Olahraga
21 jam yang lalu
Kalah Lawan Sri Lanka, Timnas Putra Bersiap Hadapi Korsel di Kualifikasi Grup B FIBA 3X3 Asia Cup 2024
5
Berkolaborasi dengan Galestra, Donner Buka Toko Flagship Pertama di Jakarta
Umum
22 jam yang lalu
Berkolaborasi dengan Galestra, Donner Buka Toko Flagship Pertama di Jakarta
6
Zayn Malik Rindu Kejayaan Masa Lalu
Umum
22 jam yang lalu
Zayn Malik Rindu Kejayaan Masa Lalu
Home  /  Berita  /  Peristiwa

Biarkan Ibu Melahirkan di Depan Rumahnya dan Pungut Bayaran Rp800.000, Izin Praktik Bidan SF Dicabut

Biarkan Ibu Melahirkan di Depan Rumahnya dan Pungut Bayaran Rp800.000, Izin Praktik Bidan SF Dicabut
Warga membantu seorang ibu melahirkan di depan rumah bidan SF. (koranmadura.com)
Senin, 13 Juli 2020 08:47 WIB
SAMPANG - Perilaku bidan berinisial SF ini sungguh keterlaluan. Setelah membiarkan seorang ibu melahirkan di depan rumahnya, SF tetap memungut bayaran Rp800.000.

Akibat ulahnya tersebut, izin praktik bidan SF di Desa Ketapang Barat, Kecamatan Ketapang, Kabupaten Sampang, Madura, dicabut.

Dikutip dari Kompas.com, pencabutan izin praktik bidan SF tersebut berdasarkan rekomendasi Ikatan Bidan Indonesia (IBI). IBI menilai bidan SF menyalahi kode etik profesi kebidanan.

Plt Kepala Dinas Kesehatan Sampang, Agus Mulyadi mengungkapkan, izin praktik bidan SF dicabut selama tiga bulan.

Sanksi tegas diberikan setelah insiden ibu melahirkan di depan rumah bidan tersebut.

Pihaknya, kata Agus, melakukan klarifikasi dengan memanggil bidan SF, kepala Puskesmas Bunten Barat (pemegang wilayah), bidan desa dan organisasi profesi.

''Jadi sekarang hasilnya sudah direkomendasikan oleh IBI,'' ujarnya kepada TribunMadura.com, Ahad (12/7/2020).

Melahirkan di Depan Rumah

Pada 4 Juli 2020 malam, pasangan suami istri asal Kabupaten Sampang, Madura, Zainuri (28) dan Aljannah (25), berangkat dari rumah menggunakan sepeda motor sekitar pukul 21.00 WIB.

Saa tiba di rumah bidan SF di Desa Ketapang Barat sekitar pukul 21.30 WIB, istrinya dalam kondisi kritis karena akan melahirkan.

Zainuri pun memanggil bidan SF, tetapi tidak kunjung direspons, sampai-sampai memakan waktu hingga satu jam lamanya.

''Tapi yang merespons adalah suaminya. Bahkan suaminya itu bilang bahwa istrinya (bidan) sedang sakit,'' ujar Zainuri kepada TribunMadura.com, Selasa (7/7/2020).

''Tidak lama kemudian anaknya menyusul keluar dengan memberikan pernyataan yang tidak sama dengan ayahnya, bahwa si ibu tidak bisa melayani karena tidak ada asisten,'' imbuh dia.

Karena masih belum mendapatkan pelayanan, istri Zainuri semakin meronta kesakitan sehingga mengundang kehadiran warga sekitar.

''Kami juga menghubungi keluarga kami untuk membantu,'' ujar Zainuri.

Pada akhirnya sekitar pukul 23.00 WIB, Aljannah melahirkan secara mandiri di tengah tontonan warga sekitar.

Mengetahui Aljannah sudah melahirkan, suami bidan SF  masuk ke dalam rumah untuk memanggil istrinya.

Tidak lama kemudian, Bidan SF keluar rumah untuk memberikan pelayanan dengan menggunakan APD lengkap.

''Kami langsung diarahkan masuk ke dalam rumah, kemudian anak dan istri saya dibersihkan. Setelah dibersihkan, anak saya diletakkan di inkubator selama kurang lebih lima belas menit,'' ujar Zainuri.

Dalam pelayanan tersebut bidan SF masih memungut bayaran kepada Zainuri sebesar Rp800.000.

''Pukul 23.30 WIB kami disuruh pulang, alhamdulilah anak saya lahir dengan normal, jenis kelamin perempuan,'' kata Zainuri.

Penderitaan istri Zainuri tidak berhenti di situ. Pasalnya, saat tiba di rumah, Aljannah masih mengalami pendarahan.

Sehingga keesokan harinya Zainuri memanggil bidan lain untuk meminta pertolongan.

''Keesokan harinya istri saya mengalami pendarahan besar dengan wajah pucat, jadi saya memanggil bidan lain. Kalau meminta pertolongan ke bidan yang sama, saya takut kembali terjadi hal yang serupa,'' sambung Zainuri.***

Editor:hasan b
Sumber:kompas.com
Kategori:GoNews Group, Peristiwa
wwwwwwhttps://green.radenintan.ac.id/max/https://bkpsdm.tanahlautkab.go.id/galaxy/https://143.198.234.52/sonic77