Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Usai Operasi Cedera Lutut, Dua Pemain PSIS Jalani Fisioterapis
Olahraga
24 jam yang lalu
Usai Operasi Cedera Lutut, Dua Pemain PSIS Jalani Fisioterapis
2
Adelia Pasha Kemalingan di Paris, Tas Istri Pasha Ungu itu Raib
Umum
19 jam yang lalu
Adelia Pasha Kemalingan di Paris, Tas Istri Pasha Ungu itu Raib
3
Taylor Swift dan Travis Kelce Kepergok Bersantai Mesra di Pantai Bahamas
Umum
18 jam yang lalu
Taylor Swift dan Travis Kelce Kepergok Bersantai Mesra di Pantai Bahamas
4
Eva Mendes Mundur dari Dunia Akting Demi Anak
Umum
19 jam yang lalu
Eva Mendes Mundur dari Dunia Akting Demi Anak
5
Berkolaborasi dengan Galestra, Donner Buka Toko Flagship Pertama di Jakarta
Umum
18 jam yang lalu
Berkolaborasi dengan Galestra, Donner Buka Toko Flagship Pertama di Jakarta
6
Kalah Lawan Sri Lanka, Timnas Putra Bersiap Hadapi Korsel di Kualifikasi Grup B FIBA 3X3 Asia Cup 2024
Olahraga
18 jam yang lalu
Kalah Lawan Sri Lanka, Timnas Putra Bersiap Hadapi Korsel di Kualifikasi Grup B FIBA 3X3 Asia Cup 2024
Home  /  Berita  /  Politik

Bela Ahok, PDIP Sebut Semua Perusahaan Minyak Dunia Alami Kerugian

Bela Ahok, PDIP Sebut Semua Perusahaan Minyak Dunia Alami Kerugian
Jum'at, 28 Agustus 2020 18:22 WIB
JAKARTA - Anggota Komisi VI DPR dari Fraksi PDIP, Deddy Yevri Sitorus membela Ahok. Ia menganggap kerugian yang dialami Pertamina pada Semester I-2020 sebagai hal wajar.

Sebab, hampir semua perusahaan minyak berskala global di dunia mengalami hal yang sama, merugi karena tertekannya ekonomi dunia akibat serangan Covid-19.

Menurutnya, Pertamina masih jauh lebih baik dari rata-rata perusahaan besar dunia. Pertamina mengalami rugi bersih sekitar 767,91 juta dolar AS atau sekitar Rp 11,31 triliun. Angka ini jauh lebih kecil dibanding perusahan-perusahaan minyak dunia lain.

"Coba perhatikan semua oil company. Shell mengalami kerugian bersih sebesar 18,40 miliar dolar AS, British Petroleum rugi bersihnya 21,21 miliar dolar AS, TOTAL mengalami net loss 8,40 miliar dolar AS, dan Chevron mengalami rugi bersih mencapai 4,70 miliar dolar AS. Jadi, kalau dibandingan dengan semua perusahaan besar dunia, rugi bersih Pertamina itu terendah," jelas Deddy, Kamis kemarin.

Jika dilihat rasio rugi bersih berbanding total aset, kata Deddy, Pertamina berada pada urutan kedua setelah ExxonMobil. Jika dibandingkan dengan perusahaan minyak yang total asetnya relatif sama, Pertamina dengan aset sekitar 70,23 miliar dolar AS mengalami kerugian paling rendah dibandingkan ConocoPhilips dan ENI dengan total aset masing-masing 63,05 miliar dolar AS dan 69,50 miliar dolar AS.

Menurut Deddy, sepanjang Semester I-2020 ekonomi dunia, tak terkecuali Indonesia, mengalami penurunan sangat tajam yang berimbas kepada volume penjualan di sektor industri dan retail. “Kerugian Pertamina juga disebabkan oleh penuruan dan fluktuasi nilai tukar dan harga minyak mentah dunia juga menyumbang terhadap kerugian. Pertamina juga mengalami tekanan akibat kinerja lifting minyak ladang-ladang minyak yang terus mengalami penurunan produksi,” ujar Deddy.

Oleh karena itu, Deddy meminta Pertamina agar terus melakukan efisiensi dalam belanja modal dan belanja operasional perusahaan secara signifikan. Jika perlu, segera melakukan renegosiasi kontrak-kontrak yang ada untuk menekan biaya dan memelihara arus kas. Pertamina juga harus memastikan tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) ditingkatkan dan menekan impor yang memerlukan dolar besar di masa sulit ini.

"Restrukturisasi korporasi yang baru dilakukan Pertamina seharusnya juga berdampak pada restrukturisasi bisnis secara keseluruhan dan secara terintegrasi. Meskipun rugi, Pertamina tetap bertanggung jawab meneruskan tugas-tugas konstitusionalnya melayani rakyat melalui ketersediaan energy," ungkap Deddy.

"Kita harus berhenti menyalahkan Pertamina terus-menerus dan menjadikannya isu publik dan politik yang tidak berdasar dan tidak proporsional," ungkapnya lagi.

Serangan terhadap Pertamina melalui media sosial, menurut Wakil Rakyat dari Kalimantan Utara ini, sudah bergeser jauh dari konteks. "Kinerja Pertamina memang harus terus diawasi dan dikritisi, tetapi menyederhanakan masalah yang dihadapi Pertamina sebagai urusan individu, baik Komisaris maupun Direksi adalah kesalahan," tandasnya.

"Kita berharap Pertamina mampu keluar dari kondisi sulit ini, tidak melakukan PHK dan tetap melayani rakyat. Mari kita awasi sembari berharap agar Semester II nanti Pertamina mampu meraih untung seiring dengan berkurangnya tekanan ekonomi akibat Pandemi Covid-19. Saya berharap, situasi sulit ini digunakan oleh jajaran pimpinan Pertamina untuk merumuskan ulang strategi bisnisnya ke depan," pungkasnya.***

Editor:Muslikhin Effendy
Sumber:RMCO.ID
Kategori:GoNews Group, DPR RI, Politik, Pemerintahan, Peristiwa, DKI Jakarta
wwwwwwhttps://green.radenintan.ac.id/max/https://bkpsdm.tanahlautkab.go.id/galaxy/https://143.198.234.52/sonic77