Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Hadiah Ramadan Milo Untuk Suporter Persis Solo
Olahraga
20 jam yang lalu
Hadiah Ramadan Milo Untuk Suporter Persis Solo
2
PSIS Tetap Optimistis Ke Championship Series
Olahraga
20 jam yang lalu
PSIS Tetap Optimistis Ke Championship Series
3
Indonesia Jadi Tuan Rumah Asia Road Race Championship 2025
Olahraga
19 jam yang lalu
Indonesia Jadi Tuan Rumah Asia Road Race Championship 2025
4
PERBASI Gelar Seleknas untuk Bentuk Timnas Basket 5on5 Putri U-18 di Bali
Olahraga
19 jam yang lalu
PERBASI Gelar Seleknas untuk Bentuk Timnas Basket 5on5 Putri U-18 di Bali
5
Jordi, Elkan dan Yance Absen di Laga Lawan Vietnam
Olahraga
20 jam yang lalu
Jordi, Elkan dan Yance Absen di Laga Lawan Vietnam
6
Lala Widy Laris, Sebulan Penuh Main di Pesbukers Ramadan
Umum
17 jam yang lalu
Lala Widy Laris, Sebulan Penuh Main di Pesbukers Ramadan
Home  /  Berita  /  Umum

Sosok Perempuan Minang yang Harumkan Indonesia Sebagai Komandan Pasukan PBB di Afrika

Sosok Perempuan Minang yang Harumkan Indonesia Sebagai Komandan Pasukan PBB di Afrika
Letkol Revilla Oulina. (Istimewa)
Senin, 07 September 2020 16:59 WIB
JAKARTA - Walaupun menjadi seorang perempuan, tak menghalangi langkah dan keinginan Revilla Oulina berkarir di dunia militer. Bahkan dirinya berhasil menjabat sebagai Komandan Pasukan PBB di Sudan pada 2017-2018 lalu.

Namun, siapa sangka perempuan tangguh tersebut berasal dari Padang Pariaman Provinsi Sumatra Barat. Dia lahir dan besar di Korong Bukik Caliak, Nagari Campago, Kecamatan V Koto Kampuang Dalam, Kabupaten Padang Pariaman.

Wanita berpangkat Letnan Kolonel yang kerap dipanggil Villa ini bertugas di Daftur, Kota Al-Fashir, Sudan dan menjadi bagian dari pasukan perdamaian PBB. Dirinya adalah tim Unamid (United Nation African Union Mission) dan diangkat sebagai Chief U9 Unamid. Kagumnya lagi, Letnan Kolonel Villa menjadi perempuan pertama yang berhasil mendapatkan jabatan itu dari PBB.

Dia menjadi salah seorang dari sembilan perempuan Indonesia yang kini bertugas di tempat yang sama. Selama bertugas di Sudan, dia melakukan banyak program seperti renovasi klinik, masjid serta layanan sosial serta fisik lainnya. Lahir dari seorang Ayah yang juga merupakan veteran perang, sewaktu remaja ia sempat bercita-cita menjadi seorang Polwan.

Namun, keadaan berubah ketika dia menjalani kuliah di Universitas Bung Hatta Kota Padang dengan Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris. Dia pernah merasa gendut sewaktu kuliah sehingga memilih organisasi mahasiswa Menwa untuk dapat kurus karena berlatih militer. Saat libur kuliah, dirinya liburan ke Jakarta dan di perjalanan melihat truk Kompi TNI Angkatan Laut.

Dimana, dia melihat adanya prajurit perempuan sehingga pada saat itu tumbuhlah rasa kagumnya dan memutuskan untuk masuk menjadi tentara. "Sangat keren waktu itu. Ngeliat tentara perempuan pakai seragam. Jadinya sangat ingin masuk tentara. Karena sudah ada basic juga di Menwa," ucap Villa, dilansir dari sejumlah media, Minggu (6/9/2020).

Melanjutkan pendidikan di Sekolah Perwira Prajurit Karier Tentara Nasional Indonesia pada tahun 1996, Villa ditempatkan sebagai personil TNI AU. Keberhasilannya menyelesaikan Sekolah Staf dan Komando Angkatan Udara (Seskoau) di Lembang, Bandung membuat dia ditugaskan ke Sudan. Perempuan Minang itu dianggap memiliki kepiawaian sehingga dimasukkan ke dalam tujuh orang TNI untuk kontingen Garuda untuk PBB di Sudan.

Revilla merupakan anak kedelapan dari sembilan bersaudara. Meskipun termasuk anak 'bontot' dirinya dikenal bukanlah sosok yang manja namun sebaliknya Villa dikenal disiplin dan mandiri. Ia berpesan kepada prajurit muda agar rajin belajar dari dini. Supaya dapat mencapai cita-cita walau sebagai perempuan, bukanlah halangan untuk mencatatkan prestasi.

Letnan Kolonel Villa juga dikenal oleh saudaranya yang lain sosok yang tidak suka mengumbar-umbar prestasi dan pekerjaannya. Meskipun ia ramai diperbincangkan publik karena menerima penghargaan dari PBB. Dulu, Villa juga tidak tidak memberi tahu mendiang ibunya. Karena saat itu ia takut dilarang masuk TNI oleh ibunya.

"Tidak mau dia dulu dibilang-bilang kalau masuk di angkatan. Takut ibu tidak setuju. Walaupun pada akhirnya ibu tahu juga dan tidak lagi melarangnya," tutupnya.***

Editor:Muslikhin Effendy
Sumber:Gelora.co
Kategori:Umum, Peristiwa, Pemerintahan, DKI Jakarta, Sumatera Barat
wwwwww