Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Soal Berbagi Sembako, Inul Daratista Balas Kritikan Netizen
Umum
19 jam yang lalu
Soal Berbagi Sembako, Inul Daratista Balas Kritikan Netizen
2
Mila Kunis dan Ashton Kutcher Tolak Perankan Kembali Film "That '90s Show" Season 2
Umum
20 jam yang lalu
Mila Kunis dan Ashton Kutcher Tolak Perankan Kembali Film That 90s Show Season 2
3
Perjuangan Melawan Penyakit SPS, Celine Dion Berharap Mukjizat
Umum
19 jam yang lalu
Perjuangan Melawan Penyakit SPS, Celine Dion Berharap Mukjizat
4
Susanto Jinakkan Torre Lewat Jebakan Krisis Waktu
Olahraga
18 jam yang lalu
Susanto Jinakkan Torre Lewat Jebakan Krisis Waktu
5
KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran PPK Untuk Pilkada
Pemerintahan
19 jam yang lalu
KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran PPK Untuk Pilkada
6
Ditanya Lebih Bangga Indonesia atau Korsel Yang Lolos ke Olimpiade 2024 Paris, Ini Jawaban Shin Tae-yong
Olahraga
16 jam yang lalu
Ditanya Lebih Bangga Indonesia atau Korsel Yang Lolos ke Olimpiade 2024 Paris, Ini Jawaban Shin Tae-yong
Home  /  Berita  /  Peristiwa

Emak-emak Dominasi Unjuk Rasa Buruh Tolak Omnibus Law di Bandung

Emak-emak Dominasi Unjuk Rasa Buruh Tolak Omnibus Law di Bandung
Demo Buruh di Bandung. (Detik.com)
Selasa, 06 Oktober 2020 14:05 WIB
BANDUNG - Emak-emak mendominasi jumlah peserta unjukrasa penolakan UU Omnibus Law Cipta Kerja di depan Balai Kota Bandung, Selasa (6/10/2020). Sebagian dari mereka bahkan rela berjalan kaki berkilo-kilo meter untuk menolak peraturan yang dianggap menyengsarakan kaum buruh itu.

Salah seorang peserta unjuk rasa, Etin Suprapti (39) mengatakan, ia datang berjalan kaki bersama 2.000 karyawan dari kawasan industri di Soekarno Hatta Kota, Kelurahan Cibuntu, Bandung. Sambil menenteng payung terbuka, mereka berjalan sekitar enam kilometer dari titik kumpul menuju Balai Kota Bandung.

Lewat berjalan kaki dengan jumlah masif, Etin berharap aspirasi buruh bisa lebih didengarkan untuk mempertahankan hak dan kesejahteraannya. "Kami yang sudah tidak lagi dipedulikan oleh pemerintah dan legislatif sebagai perwakilan rakyat, dengan menyetujui dan mengesahkan Undang-undang Omnibus Law ini yang jelas-jelas tidak berpihak bagi kaum buruh," ujar Etin.

Ratusan hingga ribuan buruh ini kemudian duduk di tengah Jalan Wastukencana, tepatnya di depan pintu gerbang masuk utama Balai Kota. Setelah itu, mereka kompak membuka payung mereka sambil mengikuti aba-aba dari atas mobil komando.

"Jadi maksud kami membawa payung ini, menjadi simbol perlindungan hukum dan perlawanan dari matinya hati nurani pemerintah, selain juga payung ini untuk melindungi batasan jarak diantara kami dan juga panas matahari," ucapnya.

Ia berharap, aksi yang dilakukan oleh ribuan buruh hari ini bisa didengar oleh pemerintah pusat sehingga muncul Perpu untuk mencabut UU Cipta Kerja. "Harapan kami hanya satu, segera cabut UU Omnibus Law," kata Etin.

Emak-emak ini duduk menyemut. Suara dari balik mobil komando pun tak henti-henti mengingatkan mereka untuk tetap memakai masker dan menerapkan protokol kesehatan.***

Editor:Muslikhin Effendy
Sumber:detik.com
Kategori:Peristiwa, Pemerintahan, Politik, Banten, Jawa Barat
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/