Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Soal Berbagi Sembako, Inul Daratista Balas Kritikan Netizen
Umum
22 jam yang lalu
Soal Berbagi Sembako, Inul Daratista Balas Kritikan Netizen
2
Susanto Jinakkan Torre Lewat Jebakan Krisis Waktu
Olahraga
20 jam yang lalu
Susanto Jinakkan Torre Lewat Jebakan Krisis Waktu
3
Perjuangan Melawan Penyakit SPS, Celine Dion Berharap Mukjizat
Umum
22 jam yang lalu
Perjuangan Melawan Penyakit SPS, Celine Dion Berharap Mukjizat
4
Mila Kunis dan Ashton Kutcher Tolak Perankan Kembali Film "That '90s Show" Season 2
Umum
22 jam yang lalu
Mila Kunis dan Ashton Kutcher Tolak Perankan Kembali Film That 90s Show Season 2
5
KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran PPK Untuk Pilkada
Pemerintahan
22 jam yang lalu
KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran PPK Untuk Pilkada
6
Ditanya Lebih Bangga Indonesia atau Korsel Yang Lolos ke Olimpiade 2024 Paris, Ini Jawaban Shin Tae-yong
Olahraga
19 jam yang lalu
Ditanya Lebih Bangga Indonesia atau Korsel Yang Lolos ke Olimpiade 2024 Paris, Ini Jawaban Shin Tae-yong
Home  /  Berita  /  Kesehatan

Data CDC, Tingkat Kematian Pengidap Obesitas Terinfeksi Corona 50 Persen, Ini Penjelasannya

Data CDC, Tingkat Kematian Pengidap Obesitas Terinfeksi Corona 50 Persen, Ini Penjelasannya
Ilustrasi pengidap obesitas. (suara.com)
Sabtu, 10 Oktober 2020 09:38 WIB

JAKARTA - Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) mengungkap bahwa orang obesitas (berat badan berlebihan) sangat berisiko bila terinfeksi virus corona.

Dikutip dari detikhealt, CDC membeberkan, berdasarkan hasil penelitian, kematian orang yang mengidap obesitas terpapar Covid-19 meningkat hingga 50 persen.

Chapel Hill dari Universitas Carolina Utara menemukan bahwa mereka yang dinyatakan obesitas cenderung dirawat di rumah sakit atau dirawat di ICU karena virus corona.

''Menurut penelitian, obesitas berkaitan erat dengan faktor risiko lain akibat Covid-19, seperti penyakit jantung, diabetes tipe 2, ginjal kronis, penyakit hati, dan hipertensi,'' ungkap CDC, dikutip dari Fox News.

CDC menyebut seseorang yang mengidap obesitas mengalami perubahan metabolisme yang menyebabkan peradangan dan masalah insulin. Hal ini membuat sistem kekebalan tubuh terhambat saat melawan Covid-19.

"Mengingat ancaman signifikan Covid-19 bagi individu dengan obesitas, kebijakan makanan sehat dapat memainkan peran yang mendukung, dan terutama penting dalam mitigasi mortalitas dan morbiditas Covid-19,'' kata Barry Popkin, PhD, profesor nutrisi di Sekolah Kesehatan Masyarakat Global UNC Gillings, mengatakan dalam rilis berita pada saat itu.

Berikut daftar risiko tinggi akibat Covi-19 menurut CDC:

- Asma (sedang hingga berat)

- Penyakit serebrovaskular (mempengaruhi pembuluh darah dan suplai darah ke otak)

- Fibrosis kistik

- Hipertensi atau tekanan darah tinggi

- Keadaan immunocompromised (sistem kekebalan yang lemah)

- Kondisi neurologis, seperti demensia

- Penyakit hati

- Kegemukan (BMI atau indeks massa tubuh lebih dari 25)

- Kehamilan

- Fibrosis paru (memiliki jaringan paru-paru yang rusak atau terluka)

- Thalassemia

- Diabetes melitus tipe 1.***

Editor:hasan b
Sumber:detik.com
Kategori:Kesehatan
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/