Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Mandiri 3X3 Indonesia Tournament 2024 Disambut Antusias di Medan
Olahraga
23 jam yang lalu
Mandiri 3X3 Indonesia Tournament 2024 Disambut Antusias di Medan
2
Pelita Jaya Jadi Tim Pertama Lolos BCL Asia, Coach Ahang Blak-blakan Terkait Persaingan di Next Round
Olahraga
18 jam yang lalu
Pelita Jaya Jadi Tim Pertama Lolos BCL Asia, Coach Ahang Blak-blakan Terkait Persaingan di Next Round
3
UEA Dukung Indonesia Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20 FIFA 2027
Olahraga
18 jam yang lalu
UEA Dukung Indonesia Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20 FIFA 2027
4
Duel Fisik dan Membaca Permainan Itu Keunggulan Sergio Ramos
Olahraga
23 jam yang lalu
Duel Fisik dan Membaca Permainan Itu Keunggulan Sergio Ramos
5
Penuhi Target ke Semifinal Piala Asia U 23, Timnas Indonesia Selangkah Lagi Raih Tiket ke Paris
Olahraga
13 jam yang lalu
Penuhi Target ke Semifinal Piala Asia U 23, Timnas Indonesia Selangkah Lagi Raih Tiket ke Paris
6
Cetak Sejarah Baru, Timnas U 23 Indonesia Melaju ke Semifinal Piala Asia U 23
Olahraga
12 jam yang lalu
Cetak Sejarah Baru, Timnas U 23 Indonesia Melaju ke Semifinal Piala Asia U 23
Home  /  Berita  /  MPR RI

Jelang Hari Santri, Gus Jazil Ulas Resolusi Jihad

Jelang Hari Santri, Gus Jazil Ulas Resolusi Jihad
Wakil Ketua MPR RI, Jazilul Fawaid.
Senin, 12 Oktober 2020 17:13 WIB
JAKARTA - Wakil Ketua MPR RI, Jazilul Fawaid mengatakan peringatan Hari Santri setiap tanggal 22 Oktober merupakan upaya untuk mengenang kembali bagaimana para ulama atau kiai dan ummat Islam di Indonesia ikut terlibat langsung dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia di medan pertempuran.

"Ummat Islam di bawah komando kiai memanggul senjata maupun tidak, pergi ke medan pertempuran untuk mempertahankan Indonesia dari penjajah yang menolak menyerah," ujarnya di Jakarta (12/10/2020).

Hal demikian menurut politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu, menunjukan bahwa para ulama dan ummat Islam peduli masa depan bangsa Indonesia.

"Bayangkan bila para kiai tidak mengeluarkan 'Resolusi Jihad' pada masa itu!" ujarnya.

Dengan adanya Resolusi Jihad, ummat Islam yang berada dalam radius 94 km dari tempat masuk dan keberadaan musuh, penjajah, diwajibkan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

"Seluruh ummat Islam, laki-laki, perempuan, anak-anak, dan santri dengan senjata atau tidak wajib bela negara," tuturnya.

Sedang ummat Islam yang berada di luar radius 94 km, hukumnya fardu kifayah dalam ikut ke medan pertempuran.

Semangat para kiai dan ummat Islam inilah yang menurut pria yang akrab dipanggil Gus Jazil perlu ditauladani.

"Kiai dan ulama terbukti mendahulukan kepentingan bangsa di atas kepentingan golongan," ungkapnya.

Seruan kiai dikatakan membuat ummat Islam berani ke medan pertempuran.

"Demi membela kebenaran mereka sudi menghadapi musuh yang terlatih dan memiliki senjata yang hebat pada masa itu," paparnya.

Alumni PMII itu menceritakan pada 21 Oktober 1945, para kiai yang berasal dari Jawa dan Madura berkumpul di Surabaya. Dalam pertemuan membahas situasi terkini pada saat itu. Rapat dipimpin oleh KH Abdul Wahab Hasbullah. Selepas pertemuan, sehari setelahnya, tepatnya 22 Oktober 1945, Rais Akbar NU atau Hadratus Syaikh KH Hasyim Asy’ari mendeklarasikan Resolusi Jihad.

Resolusi itu dikeluarkan untuk mempertahankan Surabaya dari penjajah yang menolak menyerah kepada bangsa Indonesia sekaligus melindungi bangsa ini dari keinginan kembali kekuatan asing menguasai Indonesia. Resolusi itu menyerukan dan wajib hukumnya bagi ummat Islam untuk berjuang ke medan pertempuran mempertahankan kemederkaan Indonesia.

Seruan Resolusi Jihad menurut Jazilul Fawaid dilaksanakan oleh seluruh ummat Islam. "Sebagai seruan dari para kiai apalagi para pendiri NU, pastinya Resolusi Jihad dilaksanakan dengan penuh semangat oleh para santri yang jumlahnya ribuan," tuturnya.

"Dari sinilah menunjukan santri dan kiai mempunyai peran besar dalam mempertahankan kemerdekaan," tambahnya.

Sejarah pada masa awal kemerdekaan itulah menunjukan kiai, ummat Islam, dan santri mempunyai potensi yang besar bagi bangsa Indonesia. Dirinya berharap kepada pemerintah untuk lebih memperhatikan keberadaan kiai, santri, dan pesantren. Ini penting sebab sesuai dengan tema Hari Santri tahun ini, yakni 'Santri Sehat Indonesia Kuat'.

"Bila santri dalam kondisi yang lemah pasti Indonesia juga akan mengalami hal serupa," pungkasnya.***

Editor:Muhammad Dzulfiqar
Kategori:Politik, Nasional, MPR RI, GoNews Group, DKI Jakarta
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/