Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Lewat Permainan Kreatif, Adit Taklukan Uzair di Babak Kelima
Olahraga
18 jam yang lalu
Lewat Permainan Kreatif, Adit Taklukan Uzair di Babak Kelima
2
KPU DKI Gelar Sayembara Maskot dan Jingle Pemilihan Gubernur Jakarta
Pemerintahan
18 jam yang lalu
KPU DKI Gelar Sayembara Maskot dan Jingle Pemilihan Gubernur Jakarta
3
Jet Pribadi Sandra Dewi Diselidiki Kejagung dalam Kasus Korupsi PT Timah
Hukum
17 jam yang lalu
Jet Pribadi Sandra Dewi Diselidiki Kejagung dalam Kasus Korupsi PT Timah
4
Johnny Depp Berencana Beli Kastil Tua Bersejarah di Italia
Umum
17 jam yang lalu
Johnny Depp Berencana Beli Kastil Tua Bersejarah di Italia
5
Ditanya Kemungkinan Rujuk dengan Farhat Abbas, Nia Daniaty Pilih Bungkam
Umum
17 jam yang lalu
Ditanya Kemungkinan Rujuk dengan Farhat Abbas, Nia Daniaty Pilih Bungkam
6
PJ Gubernur Ribka Haluk Buka UKW Perdana Papua Tengah
Umum
17 jam yang lalu
PJ Gubernur Ribka Haluk Buka UKW Perdana Papua Tengah
Home  /  Berita  /  Nasional

MPR: Sumpah Pemuda 1928 Relevan sampai Kapanpun

MPR: Sumpah Pemuda 1928 Relevan sampai Kapanpun
(Foto: Ist.)
Minggu, 25 Oktober 2020 15:36 WIB
JAKARTA - Wakil Ketua MPR RI, Jazilul Fawaid menyatakan, pesan sumpah pemuda yang merupakan hasil kongres II Pemuda 1928 silam masih relevan hingga saat ini.

"Sampai kapanpun," tandas Politisi PKB yang akrab disapa Gus Jazil itu, Minggu (25/10/2020).

Semangat persatuan dalam Sumpah Pemuda, menurut Gus Jazil, perlu terus dirawat, dilestarikan, dan diserukan. Hal ini penting karena sebagai bangsa kepulauan yang besar, kata Gus Jazil, "Potensi-potensi disintgerasi bangsa itu ada,".

Selain isi, proses lahirnya Sumpah Pemuda, menurut Gus Jazil, juga harus menjadi pembelajaran yang nilainya terus diaplikasikan oleh segenapa pemuda-pemudi bangsa.

Pemuda-Pemudi Indonesia yang terlibat dalam proses Kongres 28 Oktober 1928 itu, kenang Gus Jazil, adalah generasi muda terdidik yang berasal dari berbagai suku, agama, dan bahasa, yang peduli terhadap masa depan bangsanya.

"Meski mereka dari kalangan yang mapan, bisa sekolah di STOVIA, sekolah kedokteran yang elit pada masa itu; dan sekolah yang lainnya, mereka tetap ingin bangsa ini lepas dari penjajahan. Di tengah kesibukan belajar tetap memikirkan bangsanya," tuturnya.

"Pikiran mereka sangat cerdas. Melepas keragaman untuk Indonesia," pungkas Gus Jazil.***

Editor:Muhammad Dzulfiqar
Kategori:Umum, Nasional, MPR RI, GoNews Group, DKI Jakarta
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/