Wakil Ketua MPR: Santri juga Harus Paham 4 Pilar
Penulis: Muslikhin Effendy
Apalagi para warga di pesantren juga mengerti tentang persoalan, peluang, tantangan dan hambatan kehidupan berbangsa dan bernegara. Menurutnya, pandangan tersebut sejalan dengan hadis Nabi Muhammad SAW.
"Jika engkau ingin menguasai dunia maka kuasailah ilmu dunia. Bila engkau ingin menguasai akhirat maka kuasailah ilmu akhirat. Dan jika engkau ingin menguasai dunia akhirat, maka kuasailah ilmu dunia dan akhirat," kata Syarief dalam keterangannya, Rabu (18/11/2020).
"Hadis itu dimengerti benar oleh para warga di pesantren, termasuk pondok pesantren Thoyyibah. Karena itu saya percaya, mereka juga belajar tentang kehidupan berbangsa dan bernegara, sehingga mereka juga layak dimintai saran dan pendapatnya terkait kehidupan berbangsa dan bernegara," imbuh dia.
Hal tersebut ia sampaikan saat Sosialisasi Empat Pilar MPR di Pondok Pesantren Thoyyibah, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor, Selasa (17/11).
Oleh karena itu, Syarief menilai pesantren harus senantiasa diajak berdiskusi untuk mencari solusi menyangkut persoalan bangsa dan negara.
"Banyak-banyaklah berhubungan dengan kiai dan ustaz, ustazah di pesantren, mintalah saran dan pendapat. Insyaallah mereka ikhlas melayani, apalagi untuk urusan bangsa dan negara," katanya.
Dalam kesempatan tersebut, Syarief juga menjelaskan tentang keberagaman di Indonesia yang juga bisa ditemukan di pesantren. Hal ini mengingat para santri datang dari berbagai daerah mulai dari Bogor hingga di luar Pulau Jawa.
Ia mengingatkan agar seluruh warga pesantren menerapkan Empat Pilar dalam kehidupan sehari-hari, termasuk dalam menjaga persatuan dan kesatuan Indonesia.
"Agar tidak terjadi keributan, semua warga pesantren juga harus memahami Empat Pilar. Karena bagi bangsa Indonesia, termasuk pondok pesantren, Empat Pilar berfungsi menjaga persatuan dan kesatuan. Empat Pilar bukan hanya sebagai pengetahuan, tetapi diterapkan dalam kehidupan sehari-hari," pungkasnya.
Sebagai informasi, dalam acara tersebut turut hadir para sesepuh pesantren KH. Drs. Nahrowi Nafis MA, pengasuh Ponpes Thoyyibah Abuya KH. Muhammad Amin, serta ustad, ustadzah dan orang tua santri.***
Kategori | : | Peristiwa, Pemerintahan, Politik, MPR RI, DKI Jakarta |