Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Dengan Tema Mawar Hitam, Pameran Busana Migi Rihasalay Pukau Pengunjung Indonesia Fashion Week 2024
Umum
15 jam yang lalu
Dengan Tema Mawar Hitam, Pameran Busana Migi Rihasalay Pukau Pengunjung Indonesia Fashion Week 2024
2
Lawan Bali United, Thomas Doll Harapkan Pemain Persija Jakarta Bugar
Olahraga
13 jam yang lalu
Lawan Bali United, Thomas Doll Harapkan Pemain Persija Jakarta Bugar
3
Nova Arianto Panggil 36 Pemain untuk Seleksi Timnas U-16 Tahap Kedua
Olahraga
14 jam yang lalu
Nova Arianto Panggil 36 Pemain untuk Seleksi Timnas U-16 Tahap Kedua
4
Cinta Laura Tetap Produktif di Bulan Ramadan
Umum
16 jam yang lalu
Cinta Laura Tetap Produktif di Bulan Ramadan
5
Persis Solo Pantau Fisik Pemain Selama Ramadan
Olahraga
13 jam yang lalu
Persis Solo Pantau Fisik Pemain Selama Ramadan
6
Langsung Pantau Persiapan, Menpora Dito Ingin Berikan Kado Terbaik buat Presiden Jokowi dari Olimpiade 2024 Paris
Olahraga
16 jam yang lalu
Langsung Pantau Persiapan, Menpora Dito Ingin Berikan Kado Terbaik buat Presiden Jokowi dari Olimpiade 2024 Paris
Home  /  Berita  /  Nasional

Serangan Mutasi N439K Bisa Hindari Antibodi

Serangan Mutasi N439K Bisa Hindari Antibodi
Ilustrasi mutasi N439K. (gambar: ist./via cnnindonesia.com)
Jum'at, 26 Maret 2021 14:01 WIB
JAKARTA - LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) menyebut bahwa mutasi N439K menyebabkan virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 dapat menghindari beberapa antibodi penetralisir virus yang terbentuk berdasarkan varian Wuhan.

Mengutip antaranews.com, Jumat (26/3/2021), mutasi N439K terletak di dalam RBM (Receptor Binding Motifs). RBM adalah bagian dari RBD (Receptor Binding Domain) protein spike virus SARS-CoV-2 yang immunodominan dan merupakan target utama dari antibodi penetralisir virus yang terbentuk, baik karena infeksi virus maupun karena penyuntikan dengan vaksin.

Kepala Laboratorium Rekayasa Genetika Terapan dan Protein Desain Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Dr.rer.nat. Wien Kusharyoto menjelaskan, mutasi N439K pertama kali dilaporkan terjadi di Skotlandia pada Maret 2020, dan saat ini sudah tersebar di lebih dari 35 negara, termasuk Indonesia. Varian N439K itu terdeteksi di Indonesia pada November 2020.

Menurut dia terdapat indikasi bahwa mutasi tersebut meningkatkan affinitas atau kemampuan berikatan virus dengan reseptor ACE-2 pada manusia, dan terdapat peningkatan ringan kandungan virus apabila terinfeksi oleh varian dengan mutasi tersebut, namun tidak menyebabkan tingkat keparahan penyakitnya.

Sebelumnya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan salah satu karakteristik yang dimiliki oleh varian baru virus penyebab Covid-19, N439K, adalah lebih cepat menghilang. Satuan Tugas IDI (Ikatan Dokter Indonesia) mengatakan, sudah ada kemunculan 48 kasus N439K di Indonesia.***

Editor:Muhammad Dzulfiqar
Kategori:Nasional, Kesehatan, DKI Jakarta
wwwwwwhttps://green.radenintan.ac.id/max/https://bkpsdm.tanahlautkab.go.id/galaxy/https://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/