Serangan Mutasi N439K Bisa Hindari Antibodi
Mengutip antaranews.com, Jumat (26/3/2021), mutasi N439K terletak di dalam RBM (Receptor Binding Motifs). RBM adalah bagian dari RBD (Receptor Binding Domain) protein spike virus SARS-CoV-2 yang immunodominan dan merupakan target utama dari antibodi penetralisir virus yang terbentuk, baik karena infeksi virus maupun karena penyuntikan dengan vaksin.
Kepala Laboratorium Rekayasa Genetika Terapan dan Protein Desain Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Dr.rer.nat. Wien Kusharyoto menjelaskan, mutasi N439K pertama kali dilaporkan terjadi di Skotlandia pada Maret 2020, dan saat ini sudah tersebar di lebih dari 35 negara, termasuk Indonesia. Varian N439K itu terdeteksi di Indonesia pada November 2020.
Menurut dia terdapat indikasi bahwa mutasi tersebut meningkatkan affinitas atau kemampuan berikatan virus dengan reseptor ACE-2 pada manusia, dan terdapat peningkatan ringan kandungan virus apabila terinfeksi oleh varian dengan mutasi tersebut, namun tidak menyebabkan tingkat keparahan penyakitnya.
Sebelumnya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan salah satu karakteristik yang dimiliki oleh varian baru virus penyebab Covid-19, N439K, adalah lebih cepat menghilang. Satuan Tugas IDI (Ikatan Dokter Indonesia) mengatakan, sudah ada kemunculan 48 kasus N439K di Indonesia.***
Editor | : | Muhammad Dzulfiqar |
Kategori | : | Nasional, Kesehatan, DKI Jakarta |