Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Nicholas Saputra Soroti Peran Penting Anak Muda Diakui Sebagai Agen Perubahan
Umum
24 jam yang lalu
Nicholas Saputra Soroti Peran Penting Anak Muda Diakui Sebagai Agen Perubahan
2
Katy Perry Tampil Memukau di Video Lip Sync Lagu Sabrina Carpenter 'Espresso'
Umum
24 jam yang lalu
Katy Perry Tampil Memukau di Video Lip Sync Lagu Sabrina Carpenter Espresso
3
Boy Pohan Berebut Tiket Wasit/Juri Tinju Olimpiade 2024 Paris
Olahraga
11 jam yang lalu
Boy Pohan Berebut Tiket Wasit/Juri Tinju Olimpiade 2024 Paris
4
Kejutan, Aditya Tahan Remis Unggulan Pertama di Pertamina Indonesia Grand Master Tournament 2024
Olahraga
7 jam yang lalu
Kejutan, Aditya Tahan Remis Unggulan Pertama di Pertamina Indonesia Grand Master Tournament 2024
5
Mandiri 3X3 Indonesia Tournament 2024 Disambut Antusias di Medan
Olahraga
4 jam yang lalu
Mandiri 3X3 Indonesia Tournament 2024 Disambut Antusias di Medan
6
Duel Fisik dan Membaca Permainan Itu Keunggulan Sergio Ramos
Olahraga
4 jam yang lalu
Duel Fisik dan Membaca Permainan Itu Keunggulan Sergio Ramos
Home  /  Berita  /  Nasional

Permintaan Mendagri untuk Pembangunan Kaltara

Permintaan Mendagri untuk Pembangunan Kaltara
Mendagri Muhammad Tito dalam Musrenbang Penyusunan RKPD Provinsi Kalimantan Utara Tahun 2022 secara virtual, Selasa (13/4/2021). (foto: ist./puspen kemendagri)
Selasa, 13 April 2021 20:38 WIB
JAKARTA - Mendagri (Menteri Dalam Negeri) Muhammad Tito, tegas meminta agar pembangunan Provinsi Kaltara (Kalimantan Utara) dilakukan secara inklusif dan berbasis lingkungan.

Hal tersebut disampaikan Mendagri Tito dalam Musrenbang Penyusunan RKPD Provinsi Kalimantan Utara Tahun 2022, secara virtual Selasa (13/4/2021). Musrenbang kali ini mengusung tema 'Pemantapan Pemulihan Ekonomi dan Kesehatan untuk Pertumbuhan yang Inklusif'.

"Saya mohon betul pembangunan yang dilakukan di Kaltara, sesuai dengan tema, berbasis inklusif dan berbasis lingkungan," kata Tito dalam siaran Puspen (Pusat Penerangan) Kemendagri yang dikutip GoNEWS.co, Selasa.

Kaltara, kata Tito, termasuk daerah hutan perawan. Pembangunan jangan sampai menimbulkan kerusakan lingkungan yang masif sehingga berpotensi menyebabkan bencana alam seperti banjir dan lain-lain.

"Ini beberapa daerah sudah too late, perlu melakukan reboisasi dan kembali realokasi tata ruang. Itu tidak gampang, tolong jangan meninggalkan legacy, untuk pemerintahan berikut dan anak cucu, yang tidak baik," tandasnya.

Mendagri menilai, aspek ekonomi dan kesehatan harus dibangun beriringan. Tak kalah penting, keduanya juga harus dijalankan secara inklusi dengan melibatkan masyarakat secara terbuka.

"Nah, yang inklusif ini maksudnya adalah untuk semua rakyat, terbuka untuk semua orang, bukan eksklusif. Nah untuk pertumbuhan inklusif ini, maka di antaranya adalah membuat sumber daya yang ada, usaha-usaha yang ada dengan melibatkan masyarakat," tegas Mendagri Tito.***

Editor:Muhammad Dzulfiqar
Kategori:Nasional, DKI Jakarta
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/