Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Boy Pohan Berebut Tiket Wasit/Juri Tinju Olimpiade 2024 Paris
Olahraga
18 jam yang lalu
Boy Pohan Berebut Tiket Wasit/Juri Tinju Olimpiade 2024 Paris
2
Mandiri 3X3 Indonesia Tournament 2024 Disambut Antusias di Medan
Olahraga
11 jam yang lalu
Mandiri 3X3 Indonesia Tournament 2024 Disambut Antusias di Medan
3
Kejutan, Aditya Tahan Remis Unggulan Pertama di Pertamina Indonesia Grand Master Tournament 2024
Olahraga
14 jam yang lalu
Kejutan, Aditya Tahan Remis Unggulan Pertama di Pertamina Indonesia Grand Master Tournament 2024
4
UEA Dukung Indonesia Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20 FIFA 2027
Olahraga
6 jam yang lalu
UEA Dukung Indonesia Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20 FIFA 2027
5
Pelita Jaya Jadi Tim Pertama Lolos BCL Asia, Coach Ahang Blak-blakan Terkait Persaingan di Next Round
Olahraga
6 jam yang lalu
Pelita Jaya Jadi Tim Pertama Lolos BCL Asia, Coach Ahang Blak-blakan Terkait Persaingan di Next Round
6
Duel Fisik dan Membaca Permainan Itu Keunggulan Sergio Ramos
Olahraga
11 jam yang lalu
Duel Fisik dan Membaca Permainan Itu Keunggulan Sergio Ramos
Home  /  Berita  /  Politik
Opini

Ketimbang dengan Ganjar, Probowo-Puan Lebih Realistis Dipasangkan di Pilpres 2024

Ketimbang dengan Ganjar, Probowo-Puan Lebih Realistis Dipasangkan di Pilpres 2024
Prabowo Subianto saat bersama Puan Maharani. (Foto: Istimewa)
Sabtu, 17 April 2021 23:01 WIB
Penulis: Tony Rosyid
PRABOWO Subianto nyapres lagi, itu hampir pasti. Gerindra enggak akan beri tiket kepada selain Prabowo. Bagi Gerindra, Prabowo menjadi faktor utama elektoral partai. Dengan posisi Prabowo sebagai capres, efek elektabilitas ke Gerindra sangat besar.

Soal menang kalah, itu pertimbangan lain. Elektabilitas Prabowo juga tidak buruk. Artinya, Prabowo memenuhi instrumen elektoral ketika didorong maju ke Pilpres 2024.

Suara Gerindra 12,57 persen. Tentu tak cukup maju sendirian. Sebab, presidential threshold 20 persen. Mesti menggandeng partai lain. Yang paling mungkin digandeng Gerindra adalah PDIP.

PDIP punya suara 19,33 persen. Gabungan Gerindra-PDIP 31,90 persen. Lebih dari cukup untuk mengusung capres-cawapres di 2024.

Siapa calon dari PDIP? Puan Maharani. Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, kecil kemungkinan akan melepas dukungan selain kepada Puan Maharani. Secara pengalaman, Puan memenuhi syarat. Pernah jadi Menko PMK dan sekarang menjadi Ketua DPR.

Soal elektabilitas, tampaknya Puan Maharani belum digarap secara serius. Saat ini, Ganjar Pranowo lebih populer. Ini lantaran, Ganjar rajin  melakukan self branding. Kabarnya, tim media Ganjar sangat efektif kerjanya.

Sederhana membacanya, jika ada kepala daerah, siapapun itu, di luar ibukota, tanpa kerja dan prestasi spektakuler, tapi popularitas tinggi, patut diduga adanya tim media yang bekerja efektif.

Ada baiknya, anda tidak hanya baca survei yang di-publish. Cari akses untuk membaca juga survei yang tidak di-publish. Anda akan paham bagaimana permainan tim media.

Beda dengan kepala daerah di ibukota, apapun yang dilakukan, media meliputnya. Ibukota jadi pusaran media.

Anies Baswedan terpopuler di antaranya karena menjadi kepala daerah di ibukota. Selain faktor prestasi yang diperoleh melalui berbagai penghargaan, baik nasional maupun internasional.

Anies memenuhi syarat logis untuk populer dan tertinggi elektabilitasnya di antara kepala daerah yang lain.

Kembali soal Ganjar, apakah Ganjar akan mampu menyalip Puan Maharani? Secara elektoral, mungkin. Tapi, tak mudah bagi Ganjar Pranowo untuk menggeser posisi Puan Maharani.

Di usia senja, Megawati pasti ingin melihat anaknya berada di puncak karier terbaiknya. Dan itu adalah wakil presiden, lalu presiden.

Yang paling realistis bagi Megawati adalah memasangkan Puan Maharani dengan Prabowo. Formasinya: Prabowo-Puan.

Prabowo tetap jadi capres mengingat, pertama, elektoral Prabowo lebih tinggi. Kedua, Prabowo itu senior yang sudah dua kali nyapres. Ketiga, ini mungkin bagian dari upaya Megawati memenuhi janjinya di Batu Tulis yang sempat tertunda, bahwa Prabowo giliran jadi capres atas dukungan PDIP.

Sementara Ganjar? Jika elektabilitasnya membaik, Gubernur Jawa Tengah ini bisa nyeberang ke kubu lain. Artinya? Keluar dari PDIP. Misalnya, jadi cawapresnya Anies Baswedan.

Untuk ini, Ganjar mesti bersaing dengan tokoh-tokoh lain seperti Sandiaga Uno, Ridwan Kamil, Airlangga Hartarto, Tito Karnavian, Muhaimin Iskandar, Khofifah, Moeldoko, Agus Harmukti Yudhoyono (AHY), bahkan Budi Gunawan yang potensial dan juga berpeluang.

Bagaimana jika Prabowo urung maju, dan mendorong Anies Baswedan sebagai capres yang didukung Jokowi dan PKS? Apakah ini akan jadi pintu rekonsiliasi bangsa?

Jika ini terjadi, maka akan mengubah semua peta politik selama ini.Penulis: Tony Rosyid, Pengamat Politik dan Pemerhati Bangsa.

Editor:Muslikhin Effendy
Kategori:DKI Jakarta, Politik, Peristiwa
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/