Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Boy Pohan Berebut Tiket Wasit/Juri Tinju Olimpiade 2024 Paris
Olahraga
12 jam yang lalu
Boy Pohan Berebut Tiket Wasit/Juri Tinju Olimpiade 2024 Paris
2
Kejutan, Aditya Tahan Remis Unggulan Pertama di Pertamina Indonesia Grand Master Tournament 2024
Olahraga
8 jam yang lalu
Kejutan, Aditya Tahan Remis Unggulan Pertama di Pertamina Indonesia Grand Master Tournament 2024
3
Mandiri 3X3 Indonesia Tournament 2024 Disambut Antusias di Medan
Olahraga
6 jam yang lalu
Mandiri 3X3 Indonesia Tournament 2024 Disambut Antusias di Medan
4
Duel Fisik dan Membaca Permainan Itu Keunggulan Sergio Ramos
Olahraga
5 jam yang lalu
Duel Fisik dan Membaca Permainan Itu Keunggulan Sergio Ramos
5
UEA Dukung Indonesia Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20 FIFA 2027
Olahraga
38 menit yang lalu
UEA Dukung Indonesia Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20 FIFA 2027
6
Pelita Jaya Jadi Tim Pertama Lolos BCL Asia, Coach Ahang Blak-blakan Terkait Persaingan di Next Round
Olahraga
21 menit yang lalu
Pelita Jaya Jadi Tim Pertama Lolos BCL Asia, Coach Ahang Blak-blakan Terkait Persaingan di Next Round
Home  /  Berita  /  Pendidikan

Belajar Tatap Muka Kembali Dibuka, Diduga Demi Hidupkan Perekonomian

Belajar Tatap Muka Kembali Dibuka, Diduga Demi Hidupkan Perekonomian
Ilustrasi sekolah tatap muka. (Foto: Istimewa)
Senin, 07 Juni 2021 13:18 WIB
JAKARTA - Anggota Gerakan Nasional Pemberantasan Buta Matematika (Gernas Tastaka) Ahmad Rizali menduga ada maksud dibalik didorongnya pembelajaran tatap muka (PTM) secara terbatas. Hal tersebut terkait dengan kepentingan ekonomi.

"Dipaksa PTM ini agar pertumbuhan ekonomi berjalan. Karena dengan adanya murid masuk, itu semua ekonomi di sekitar sekolah itu akan hidup," kata dia dalam siaran YouTube VOX Populi Institute Indonesia, Senin (7/6/2021).

Berdasarkan analisanya, saat ini kondisi keuangan negara sangat kritis. Jika perekonomian tidak dihidupkan segera melalui PTM terbatas, maka masalah ekonomi ini akan semakin meluas.

Bahkan, kata dia kondisi keuangan yang tengah memburuk ini juga nantinya akan mempengaruhi tunjangan yang diterima para guru. Untuk itu, ia meminta guru untuk bersiap. "Kawan guru bersiap untuk kondisi terburuk dari tunjangan profesi," ungkapnya.

Dalam pandangannya, bisa atau memiliki kemungkinan bahwa tunjangan tersebut akan dihapuskan. "Jangan-jangan nanti itu diutang, kondisi ini mungkin bisa terjadi. Tunjangan profesi pendidik itu dikurangi sampai dihapuskan," ucap dia.

Di kesempatan yang sama, Wakil Sekjen Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), Dudung Abdul Qadir memiliki pandangan lain. Ia menuturkan bahwa penghapusan tunjangan guru akibat pandemi belum akan terjadi. Sebab, negara punya kewajiban melindungi dan memberikan tunjangan kepada guru. "Bahwa negara harus melindungi para gurunya. Negara harus memberikan penghargaan berupa tunjangan guru yang sudah sertifikasi. Jadi jangan khawatir," pungkasnya.***

Editor:Muslikhin Effendy
Kategori:GoNews Group, Pemerintahan, Pendidikan, Peristiwa, DKI Jakarta
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/