Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Kadispora DKI Optimistis Timnas U-23 Indonesia Raih Tiket ke Olimpiade 2024 Paris
Olahraga
13 jam yang lalu
Kadispora DKI Optimistis Timnas U-23 Indonesia Raih Tiket ke Olimpiade 2024 Paris
2
Tumpukan Sampah di Pesisir Marunda Kepu Dibersihkan
Pemerintahan
17 jam yang lalu
Tumpukan Sampah di Pesisir Marunda Kepu Dibersihkan
3
Regional Sumatera Mandiri 3X3 Indonesia Tournament Meriah dan Seru, Terima Kasih Medan!
Olahraga
16 jam yang lalu
Regional Sumatera Mandiri 3X3 Indonesia Tournament Meriah dan Seru, Terima Kasih Medan!
4
La Paene Masara : Menyedihkan Nasib Tinju Amatir Indonesia
Olahraga
15 jam yang lalu
La Paene Masara : Menyedihkan Nasib Tinju Amatir Indonesia
5
Shin Tae-yong Optimistis Indonesia Tumbangkan Irak
Olahraga
14 jam yang lalu
Shin Tae-yong Optimistis Indonesia Tumbangkan Irak
6
Pemprov DKI Adakan Nobar Indonesia Lawan Irak di Piala Asia U 23
Olahraga
13 jam yang lalu
Pemprov DKI Adakan Nobar Indonesia Lawan Irak di Piala Asia U 23
Home  /  Berita  /  Olahraga
Olimpiade 2020 Tokyo

Sempat Panik dan Tertekan, Rahmat Lengkapi Impian Sang Ayah

Sempat Panik dan Tertekan, Rahmat Lengkapi Impian Sang Ayah
Rahmat berama sang ayah. (Dok. Pribadi)
Rabu, 28 Juli 2021 20:54 WIB
TOKYO - Lifter angkat besi Rahmat Erwin Abdullah sempat panik dan tertekan lima hari menjelang tampil. Namun, putra mantan lifter Erwin Abdullah dan Ami AB ini mampu mengukir sejarah manis pada debutnya di Olimpiade 2020 Tokyo.

Rahmat tampil bak kuda hitam. Tak diunggulkan, tetapi membuat kejutan. Rahmat yang tampil terbaik di Grup B kelas 73kg putra usai membukukan angkatan total 342kg (snatch 152kg dan clean&jerk 190kg) berhak mendapatkan medali perunggu di Tokyo International Forum, Jepang, Rabu (28/7/2021)

Medali emas didapat lifter China Shi Zhiyong yang membukukan total angkatan 364kg (snatch 166kg dan clean&jerk 198kg) yang sekaligus menjadi rekor baru Olimpiade. Sementara perak diamankan lifter Venezuela Mayora Pernia Julio Ruben dengan total angkatan 345kg (snatch 156kg dan clean&jerk 190kg).

“Saya sangat bersyukur. Medali ini saya persembahkan untuk keluarga saya, ayah dan ibu. Untuk seluruh masyarakat Indonesia, Kemenpora, NOC Indonesia, PB PABSI, serta semua yang sudah mendukung saya,” kata Rahmat usai pertandingan.

Pemuda berusia 21 tahun ini menjelaskan, dia memang sudah berambisi meraih medali di Tokyo. Terutama sejak lifter putri Windy Cantika berhasil merebut medali perunggu di kelas 49kg putri 24 Juli lalu atau tepat sehari setelah opening ceremony Olimpiade Tokyo.

“Sudah sejak (Windy) Cantika meraih medali perunggu saya itu sempat panik dan tertekan karena saya juga ingin mendapatkan medali. Namun, saya tidak bisa barbicara dengan siapa-siapa. Paling ya menenangkan diri sendiri dengan berbicara saja gita, bahwa saya bisa dan saya mampu. Selain itu, saya bermain game,” kata Rahmat yang mengaku sangat gembira dengan prestasinya di Olimpiade.

Rahmat tak sekadar menggenapi ambisi pribadi, ia juga turut menggenapi mimpi sang ayah yakni Erwin Abdullah. Sang ayah yang kini menjadi pelatihnya dan turut mendampingi Rahmat di Tokyo pernah memiliki kesempatan tampil di Olimpiade 2004 Athena. Namun, mimpi itu harus dikubur karena meskipun ia telah lolos kualifikasi tetapi dokter tim mengizinkannya tampil karena tengah menderita cedera tulang pinggang bagian belakang.

"Saya masih ingat terus kata-kata bapak. ‘Mat, kamu mau rasain yang pernah bapak rasain di Olimpiade. Soalnya, bapak belum sempat bertanding.’ Itu selalu diulang terus sama bapak akhir-akhir ini,” cerita Rahmat kepada Tim Media NOC Indonesia yang menemuinya usai pertandingan.

"Saat itu, aku bilang gini. Aku mau rasain yang nggak pernah bapak alami yakni bertanding di Olimpiade. Kini, saya tak cuma melakukannya di Olimpiade 2020 Tokyo, tetapi juga pulang membawa medali,” kata Rahmat.

Ayah Rahmat, Erwin merupakan mantan lifter nasional. Ia sudah mendapatkan tiket Olimpiade Athena, tetapi tidak bisa bertanding karena cedera tulang punggung bagian belakang.

"Ayah tidak bisa bertanding di Olimpiade 2004 Athena karena waktu itu badannya sedikit tidak enak dan diperiksa dokter lalu dilarang bertanding," jelasnya.

Rahmat terinspirasi menjadi lifter angkat besi karena termotivasi kedua orang tuanya yang juga lifter nasional. Dia selalu mendengar cerita Etrwin Adullah dan istrinya, Ami AB saat tampil di berbagai kejuaraan internasional.

"Saya dan istri memang suka bercerita kepada Rahmat tentang perjalanan kami berdua saat menjadi atlet. Tampil di berbagai event internasional di luar negeri. Ya, itu yang menjadi inspirasi Rahmat untuk menjadi lifter angkat besi," kata Erwin Abdullah yang menjadi pelatih Tim Angkat Besi Indonesia beberapa waktu lalu.

Pejuangan Rahmat di Olimpiade Tokyo ini cukup berat. Dia sempat mengalami cedera paha belakang saat melakukan pemanasan menjelang angkatan clean&jerk. Meski demikian, perjuangan Rahmat terbayar lunas. Bahkan, ia mempertajam rekor angkatan terbaiknya. Sebelumnya, Rahmat memiliki angkatan snatch terbaik 148kg dan clean&jerk 187kg. Dengan penambahan beban 7kg di kedua jenis angkatan itu, Total Angkatan Rahmat yang tadinya 335kg naik menjadi 342kg.

Kini, Rahmat berjanji akan terus berusaha untuk meningkatkan prestasinya. “Saya akan selalu berusaha untuk tampil lebih baik. Multievent internasional selanjutnya mungkin ada SEA Games Vietnam yang masih menunggu jadwalnya, kemudian Asian Games 2022 Hangzhou dan juga Islamic Solidarity Games 2022. Dan, saya juga ingin tampil lagi di Olimpiade 2024 Paris," katanya. ***

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/