BRIN: Riset Nuklir Butuh Penganggaran Matang
Pasalnya, kata Handoko dalam rilis BRIN yang dikutip GoNEWS.co di Jakarta, Senin (27/9/2021), riset dan pengembangan terkait teknologi nuklir adalah hal yang relatif sangat advance, berbiaya tinggi dan membutuhkan waktu yang panjang.
"Jadi kita tidak bisa bicara bahwa kita mau program setahun, dua tahun, tidak bisa begitu. Tujuan utamanya adalah kita ingin memperbaiki cost benefit secara keseluruhan yang memadai dari program riset teknologi nuklir ini. Tidak cukup hanya sekedar, oh kita sudah punya, tidak cukup seperti itu," kata Handoko.
Kepala BRIN melihat terdapat beberapa upaya meningkatkan pengembangan riset bidang nuklir, pertama dalam hal demografi Sumber Daya Manusia (SDM), diperlukan untuk segera melakukan upaya dalam peningkatan kapasitas SDM yang ada. Kedua, mengupayakan revitalisasi infrastruktur secara keseluruhan, tidak bisa dilakukan setengah-setengah atau tambal sulam. Kepala BRIN menjelaskan mindset yang harus dimiliki adalah dengan program yang jelas sehingga mendapat support yang memadai.
"Kita harus mulai dengan pola baru, sehingga memiliki makna secara konten tidak hanya untuk Indonesia namun juga bertaraf global. Kita harus menyusun pola perencanaan melalui pembentukan tim panel global, dengan mengupayakan benefit dengan kreatif, memeras otak, bagaimana menciptakan program yang memang secara objektif dan rasional. Kolaborasi dan keterlibatan mitra itu penting (mitra global, mitra periset, mitra pendidikan, mitra industri)," jelas Handoko.***
Editor | : | Muhammad Dzulfiqar |
Kategori | : | Umum, Nasional, DKI Jakarta |