Soal Tudingan Seleknas Squash Tanpa Prokes, Amalia: Hanya Menjawab Semua Sudah Sesuai Prosedur
Penulis: Azhari Nasution
Sumber Gonews.co Group menyebutkan pelaksanaan Seleksi Nasional (Seleknas) di GOR Jakarta Utara, 20 Oktober lalu, mengabaikan tentang prokes. Bahkan, dia menyebut Seleknas tersebut tanpa ada test Covid-19 sesuai prokes yang ditetapkan Kemenpora dan juga sistem buble seperti yang diterapkan pada kompetisi sepakbola dan Indonesia Basketball League (IBL).
"Harusnya Seleknas Squash yang menampilkan 16 atlet dari berbagai daerah itu wajib menerapkan prokes sesuai ketentuan yang ditetapkan Kemenpora. Terlalu riskan kan menggelar seleknas tanpa test Covid-19 sesuai ketentuan Kemenpora dan penerapan buble seperti yang dilakukan kompetisi sepakbola dan IBL dalam upaya menekan penyebaran Covid-19," katanya.
Soal tudingan seleknas tanpa prokes, Ketua Pengrov Persatuan Squash Indonesia (PSI) DKI Jakarta, Amalia Chrisna Damayanti yang menjadi penanggung jawab Seleknas hanya menjawab Seleknas Squash dijalankan sudah sesuai prosedur.
"Semua sudah berjalan sesuai ketentuan," kata Amalia Christina Damayanti yang dihubungi Gonews.co Group melalui WhatsApp, Jumat (29/10/2021) malam.
Ketika didesak apakah informasi tentang Seleknas Squash itu tidak benar?, Amalia menjawab,"Saya sudah jawab ya pak."
Seleknas ini diikuti 16 atlet yakni DKI Jakarta (4), Jawa Barat (3), Banten (2), Jawa Tengah (2), Kalimantan Timur (2), Kalimantan Utara (1), Riau (1) dan Aceh (1). Dari hasil seleknas terpilih 4 atlet yang ditunjuk memperkuat Tim Squash Indonesia pada Asian Team Championship (ATC) 2021. Yakni, Satria Bagus Lasana (Jawa Tengah), Agung Wilant (Jawa Barat), M Nurtastafyan (Jawa Barat), Ade Furqon (Jawa Barat).
"Asian Team Championship merupakan pertandingan antara untuk menghitung kekuatan atlet-atlet squash Indonesia di ajang kejuaraan tingkat Asia untuk menghadapi event Asian Games di Guangzhou, China 2022," kata Amalia Christina Damayanti yang juga menjabat sebagai Manajer Tim Nasional Squash ATC.
Soal penerapan prokes pada setiap pelaksanaan event olahraga memang sudah dijelaskan Menpora Amali dalam Rakor tentang Penyelenggaraan Even Olahraga di Tengah Pandemi Covid-19 secara virtual. Bahkan, Rakor itu juga diikuti Ketua Umum PB PSI Sylviana Murni terkait adanya rencana Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Squash bersama beberapa induk organisasi lainnya.
"Kegiatan silakan berlangsung tetapi penerapan prokes harus diterapkan secara disiplin dan akan ada pengecekan rutin. IBL juga saya kira sama dengan sepakbola yang sudah berlangsung," ujar Menpora Amali.
Tampaknya seleknas ini terkesan terlalu dipaksakan untuk mengejar batas pendaftaran ATC pada 31 Oktober 2021 sesuai ATC Technical Handbook 2021. Padahal, PB PSI punya opsi untuk mengambil atlet-atlet terbaik dari hasil Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Squash di Jakarta, 5-10 November 2021 yang telah mendapatkan izin dari Kemenpora untuk menjaring atlet-atlet terbaik. Hanya saja, PB PSI perlu melakukan lobi mengingat ada waktu selama 20 hari sebelum pelaksanaan ATC yang baru digelar 30 November 2021 nanti.
Ketika masalah jadwal pendaftaran by name ATC dengan batas akhir 31 Oktober 2021 itu dikonfirmasi apakah bisa dilobi sehingga atlet terbaik Kejurnas bisa tampil, Brigitta Kijono selaku Ketua Bidang Luar Negeri PB PSI enggan menjawab.
"Untuk perwakilan ATC yang ditunjuk resmi oleh PB PSI sebagai PIC adalah ibu Amalia. Beliau yang official resmi untuk Timnas ATC PB PSI sehingga untuk statement resmi a/n PB PSI untuk tim ATC pun sebaiknya dari beliau," katanya saat dihubungi melalui WhatsApp, Sabtu (30/10/2021).
Ketika didesak bukankah tugas luar negeri itu merupakan tanggung jawab Bidang Luar Negeri PB PSI?, Brigitta menjawab, "Betul sekali..saya bagian luar negeri dan semua tugas saya telah saya laporkan ke Bu Ketum dan pak Waketum Binpres PB PSI termasuk hasil me-nego panitia ATC untuk toleransi waktu." ***
Kategori | : | Pemerintahan, DKI Jakarta |